Fimela.com, Jakarta Memperingati Hari Batik Nasional, kita masih belum bisa lepas dari persoalan budaya batik yang dianggap kuno. Meski keindahan budaya batik telah digaungkan, acapkali budaya ini dianggap tak sesuai zaman dan tidak relevan oleh para kaum muda.
Budaya batik sendiri merupakan warisan yang telah mendapatkan pengakuan internasional. Pada 2 Oktober 2009, UNESCO akhirnya meresmikan batik sebagai warisan budaya dari Indonesia. Sejumlah surat imbauan pun telah digerakkan oleh pemerintah kepada masyarakat Indonesia untuk mencintai dan melestarikan budaya batik.
Melihat sulitnya perkembangan batik di era yang terus berkembang, Swara Gembira, sekumpulan anak muda yang melestarikan budaya Indonesia, berkolaborasi dengan Yayasan Tjanting Batik Nusantara, meluncurkan acara dan pameran batik yang akan terus berlangsung sepanjang bulan Oktober 2021. Dengan tema ‘Ketika Malam Mencipta Semesta’ Swara Gembira ingin masyarakat Indonesia untuk dapat mencintai budaya negeri dan menghargainya.
“Batik bukan hanya warisan dan peninggalan nenek moyang kita, tetapi batik merupakan refleksi akan keberagaman budaya di Indonesia yang memiliki nilai estetika yang tinggi. Batik juga menjadi penggerak maju roda perekonomian Indonesia sebagian rakyat Indonesia. Menparekraf selama ini juga turut berperan aktif dalam mengembangkan budaya dan melestarikan batik, melalui edukasi dan pelatihan. Saya harap gerakan Pop Batik Cons 2021 dapat memberikan dampak yang luar biasa, bukan hanya pada pelestarian batik di kaum muda, tetapi juga pada pemulihan ekonomi Indonesia,” ucap Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia pada Live Stream Bincang Riang - Ketika Malam Mencipta Semesta pada Sabtu (02/10).
What's On Fimela
powered by
Budaya batik harus terus dilestarikan
Melalui Live Stream Bincang Riang - Ketika Malam Mencipta Semesta, Swara Gembira berbincang dengan narasumber yang bergerak di bidang perfilman Indonesia. Ketiga narasumber ini memiliki latar belakang masing-masing yang akhirnya membawa mereka kepada kecintaan terhadap batik. Sebagai aktor dan aktris, serta sebagai warga Indonesia, mereka terus menyebarkan dan melestarikan budaya Indonesia lewat perfilman.
Seperti Lukman Sardi, seorang aktor papan atas yang tak asing lagi di kalangan masyarakat. Datang dari keluarga yang merupakan seniman, membuatnya tumbuh di keluarga yang kental akan budaya Indonesia. Kecintaannya pada batik, ia dapatkan dari keluarganya.
“Pengetahuan soal batik juga saya dapatkan melalui dunia perfilman Indonesia. Melalui filosofi ukiran dan simbol pada batik, kita bisa lihat begitu kreatif dan luar biasanya para pengrajin ini mengembangkan budaya batik. Buat saya, itu jadi suatu hal yang sudah mendarah daging, dari masa kecil sampai dewasa. Ini juga yang membawa saya untuk mengembangkan budaya batik di Indonesia,” ujar Lukman Sardi.
Selaras dengan pendapatnya, Putri Ayudya, aktris yang sering melakoni film Indonesia, menyatakan bahwa batik sudah merupakan gaya hidupnya. Dari kecil, dirinya sudah familiar dengan hadirnya batik melalui keluarga. Memiliki latar belakang Jawa, dirinya merasa batik merupakan hal yang ia temui sehari-hari.
“Kami jadi merasa bahwa batik menjadi part of our life, dari mulai kelahiran sampai kematian. Batik sering kita temui dalam kegiatan sehari-hari, mulai dari sekolah, kegiatan rumah, hingga acara. Jadi budaya batik ini bukan hal yang awam lagi bagi saya, sesimpel itu sih,” ucap sang aktris.
Pop Batik Cons 2021 ‘Ketika Malam Mencipta Semesta’
Melalui Live Stream Bincang Riang - Ketika Malam Mencipta Semesta, Swara Gembira berbincang dengan narasumber yang bergerak di bidang perfilman Indonesia. Ketiga narasumber ini memiliki latar belakang masing-masing yang akhirnya membawa mereka kepada kecintaan terhadap batik. Sebagai aktor dan aktris, serta sebagai warga Indonesia, mereka terus menyebarkan dan melestarikan budaya Indonesia lewat perfilman.
Seperti Lukman Sardi, seorang aktor papan atas yang tak asing lagi di kalangan masyarakat. Datang dari keluarga yang merupakan seniman, membuatnya tumbuh di keluarga yang kental akan budaya Indonesia. Kecintaannya pada batik, ia dapatkan dari keluarganya.
“Pengetahuan soal batik juga saya dapatkan melalui dunia perfilman Indonesia. Melalui filosofi ukiran dan simbol pada batik, kita bisa lihat begitu kreatif dan luar biasanya para pengrajin ini mengembangkan budaya batik. Buat saya, itu jadi suatu hal yang sudah mendarah daging, dari masa kecil sampai dewasa. Ini juga yang membawa saya untuk mengembangkan budaya batik di Indonesia,” ujar Lukman Sardi.
Selaras dengan pendapatnya, Putri Ayudya, aktris yang sering melakoni film Indonesia, menyatakan bahwa batik sudah merupakan gaya hidupnya. Dari kecil, dirinya sudah familiar dengan hadirnya batik melalui keluarga. Memiliki latar belakang Jawa, dirinya merasa batik merupakan hal yang ia temui sehari-hari.
“Kami jadi merasa bahwa batik menjadi part of our life, dari mulai kelahiran sampai kematian. Batik sering kita temui dalam kegiatan sehari-hari, mulai dari sekolah, kegiatan rumah, hingga acara. Jadi budaya batik ini bukan hal yang awam lagi bagi saya, sesimpel itu sih,” ucap sang aktris.
Harus diturunkan ke generasi muda
Menjadi warisan budaya Indonesia, sudah sepatutnya batik dapat menjadi hal yang dibanggakan oleh masyarakat Indonesia. Tak mengenal umur, sudah sepatutnya batik menjadi hal yang dicintai dan dihargai oleh semua orang.
Maka dari itu, melalui Pop Batik Cons 2021 dengan tema ‘Ketika Malam Mencipta Semesta’ komunitas anak muda yang sarat akan seni, Swara Gembira, berkolaborasi dengan Yayasan TBN akan menggaungkan acara dan pameran batik selama sebulan penuh di bulan Oktober.
Bersama dengan figur-figur yang dikenal oleh kaum muda Tretan Muslim, Dr Tirta, Karin Novilda dan Andovi Da Lopez, Swara Gembira akan menantang para kaum muda untuk #Berkain24jam. Di mana para figur ini selama sehari penuh akan beraktivitas dengan menggunakan kain batik.
Acara ini akan diselenggarakan secara daring melalui platform-platform online. #Berkain24jam akan dimulai pada 3 sampai 8 Oktober mendatang dan dapat disaksikan di Youtube dan IGTV Swara Gembira dan Yayasan TBN.
*Penulis: Meisie Cory.
#Elevate Women