Fimela.com, Jakarta Dampak yang diberikan oleh pandemi COVID-19 cukup besar bagi industri fashion tanah air. Tidak sedikit yang mengalami kemerosotan akibat peralihan konsumsi masyarakat.
Meski demikian, industri fashion lokal mampu beradaptasi dan bertahan di tengah situasi pandemi. Untuk mendorong kembalinya industri fashion tanah air, Asia Pasific Rayon menggelar Jakarta Fashion Hub.
Jakarta Fashion Hub ini menjadi community space bagi kalangan industri fashion yang tertarik mengeksplorasi viscose rayon.
Acara yang disiarkan secara live melalui aplikasi zoom ini membahas topik-topik seputar pengaruh dan relevansi fashion show di tahun 2021. Mulai dari seperti apa fashion show berubah ketika pandemi sampai bagaimana cara untuk bisa mengikuti sebuah fashion show. Mengundang Zico Halim & Margaretha Novianty dari Tangan, dan juga Lidya Hartanto dari Peggy Hartanto, acara dibuka oleh Sheila Rachmat sebagai Head of Marketing & Communications Asia Pacific Rayon. Webinar ini bisa diikuti oleh umum dengan cara registrasi sebagai member di website www.jakartafashionhub.com.
Menyatukan seluruh pecinta fashion
Fashion Show dan fashion week memberikan kesempatan bagi desainer, model, jurnalis, dan pelanggan untuk berperan dalam inovasi terbaru di dunia fashion. Setiap budaya, tren terbaru dan pesan sosial yang ingin direalisasikan oleh desainer biasanya akan diperlihatkan di fashion show.
“Fashion week ini meskipun cuma satu minggu, pengaruhnya bisa sampai enam bulan, even satu tahun sampai sebuah koleksi selesai,” ujar Lydia. “I think this one week is very crucial to support fashion industry as a whole.”
Bagi brand fashion muda, untuk dapat diundang ke fashion show terkemuka merupakan sebuah “PR” panjang.
“Karena kalau kita berkaca menjadi exhibitor-nya, ketika mengundang sebuah brand tanggung jawab kita adalah ke sponsor, desainer lain yang diundang, sampai ke tamu-tamunya juga.” Lydia juga menambahkan, “Sebagai brand, have you kept up with thisstandard? PR kita itu harus bisa constantly delivering. Image sebuah brand harus di keep up over and over again. Jadi ketika ada exhibitor ingin mengundang, they know what to expect.
Sisi positif virtual fashion show
Meski tujuan utama fashion show adalah mempromosikan dan menjual produk baru. Tetapi sekarang, pandemi telah mengubah banyak hal, sehingga kreativitas sebuah brand diuji untuk bertahan di pasar digital yang luas.
“Karena pada akhirnya, esensi dari fashion show itu sendiri itu kita benar-benar merasakan mulai dari konsepnya sampai koleksinya,” ucap Novi saat menjelaskan pengaruh pandemi terhadap fashion show, “Dengan adanya pandemi, yang membuat semuanya lebih terbatas dan akhirnya lari ke online. Itu berubah banget. Kita susah banget untuk benar-benar merasakan apa yang terjadi di offline.”
Virtual fashion show tampaknya menjadi sebuah era baru ke depannya setelah berhasil menjadi solusi populer saat menghadapi pandemi. Dengan social distancing rules, hampir tidak mungkin untuk terus melakukan fashion show offline.
“Sisi positifnya, karena semuanya online jadi invitee-nya juga jadi unlimited. Karena biasanya ada seat dan space yang terbatas, jadi gak mungkin kita mengundang semua orang,” ujar Zico “Tapi sisi negatifnya, indra yang dipakai juga menjadi terbatas, dan kalau misalnya tiba-tiba koneksi menyebabkan video lowres, detailnya juga jadi gak kelihatan."
“Bagi kita sih memang fashion show sudah memasuki era baru,” ujar Novi. “Meski kita mengalami pandemi ini prosesnya juga sudah 2 tahun, virtual ini baru, banyak sekali adjustment yang harus dilakukan. Baik dari konsep, atau dari pengalaman audience. Bagaimana semua itu bisa jadi maksimal.”
Simak video berikut ini
#elevate women