Fimela.com, Jakarta Tanggal 29 September tiap tahunnya diperingati sebagai Hari Jantung Sedunia. Peringatan ini merupakan salah satu bentuk dan cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Hal ini dikarenakan penyakit jantung atau kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia yang mengakibatkan 18,7 juta kematian per tahun.
Di Indonesia sendiri berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebutkan bahwa setidaknya 15 dari 1000 orang individu di Indonesia menderita penyakit jantung atau kardiovaskular.
Penyakit jantung memiliki banyak penyebab mulai dari kebiasaan merokok, diabetes, hipertensi dan obesitas, hingga polusi udara.
Mela Sabina sebagai Ketua Bidang Komunikasi dan Promotif Yayasan Jantung Indonesia mengungkapkan penyakit jantung kini bukan hanya banyak dialami oleh orang-orang di usia senja tapi juga banyak menyerang usia muda.
"Tingginya prevalensi penyakit jantung di Indonesia banyak disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat," ujar Mela dalamacara virtual Yayasan Jantung Indonesia.
Maka penting perubahan gaya hidup harus dilakukan sedini mungkin sebagai investasi kesehatan di masa depan.
dr. Vito A. Damay, Sp.JP(K), M.Kes., AIFO-K, FIHA., FICA., FAsCC., Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah menyampaikan gaya hidup sehat dimulai dari meningkatkan daya tahan tubuh sebaik mungkin, makan makanan yang bergizi, hindari gula, garam serta lemak berlebihan, mengkonsumsi suplemen atau multivitamin bila diperlukan, serta tetap memeriksakan kesehatan secara berkala bisa via online. Hingga olahraga sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan tubuhmu.
"Namun jika gejala dirasa mengganggu segera kunjungi fasilitas kesehatan atau Rumah Sakit terdekat agar segera mendapatkan penanganan lebih lanjut," ujarnya.
dr. Vito mengatakan pemeriksaan berkala dilakukan sangat penting karena jangan sampai sudah terjadi kerusakaan jantung yang parah dan sulit untuk diobati.
"Biasanya 35 tahun ke atas itu bisa kena jantung koroner, dan 35 tahun penyakit jantung bawaan. Namun karena gaya hidup, penyakit jantung koroner juga bisa menyerang anak muda. Maka harus diperiksakan berkala, sayang banyak yang kurang aware, udah ada kerusakan tiba-tiba bilang penyakit jantung padahal mungkin sudah ada gejalanya tanpa disadari. Kebanyakan takut untuk periksa jantung karena takut ada masalah yang jadi kepikiran, padahal bisa diobati segera," tuturnya.
What's On Fimela
powered by
Pemeriksaan jantung selama pandemi
Pandemi yang terjadi selama lebih kurang 2 tahun belakang membuat kita mau tidak mau harus beradaptasi dengan keadaan termasuk dalam hal bagaimana cara kita tetap menjaga dan merawat kesehatan jantung kita dan orang-orang terdekat.
Jika sebelum pandemi melakukan perawatan kesehatan secara konvensional dengan datang langsung ke fasilitas kesehatan guna mengontrol dan mengobati penyakit, maka kini mau tidak mau kita harus menemukan cara yang berbeda dan inovatif. Banyak pasien jantung yang enggan datang langsung ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya karena takut terpapar virus.
Meskipun layanan konsultasi dengan dokter tanpa harus tatap muka (telemedika) sudah mulai dikenal lama, tetapi setelah pandemi terjadi banyak yang lebih memilih untuk konsultasi jarak jauh seperti ini guna meminimalisir kontak langsung. Dengan memanfaatkan teknologi kesehatan digital untuk meningkatkan kesadaran, pencegahan, dan perawatan penyakit jantung adalah tujuan dari diperingatinya Hari JantungSedunia tahun ini.
Esti Nurjadin selaku Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia(YJI) mengatakan teknologi yang ada saat ini semakin memudahkan kita untuk bisa mendapatkan informasi-informasi tentang kesehatan dan juga dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan melakukan konsultasi secara virtual.
Dalam situasi pandemi seperti sekarang, telemedicine menjadisarana untuk berkonsultasi yang aman tanpa tatap muka langsung.
Dengan teknologi kita juga bisa dengan mudah memantau dan mengukur tekanan darah/detak jantung dan memantau kegiatan saat sedang beraktivitas dan berolahraga secara mandiri melalui perangkat pintar yang sekarang banyak beredar.
"Alat digital dan aplikasi di ponsel yang marak beredar di pasaran dapat membantu kita melakukan prevensi terhadappenyakit jantung dan kardiovaskular dan membantu memantau kesehatan bagi para penderita penyakit jantung dan kardiovaskular secara cepat dan mudah," ujarnya.
Tahun ini, dalam rangka menyambut Hari Jantung Sedunia, YJImengusung tema yang juga diusung secara global yaitu Use Heart To Connect. Tema ini dimaksudkan untuk menggunakan knowledge, kasih sayang, dan peran kita untuk memastikan bahwa kita dan orang-orang di sekeliling kita memiliki kesempatan yang terbaik untuk memiliki jantungyang sehat.
Dengan teknologi kita dapat saling terhubung sehinggamemungkinkan kita sharing informasi dan edukasi menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi dari sebelumnya dimanapun mereka berada.
"Saat ini sudah semakin banyak yang mengenal wearables seperti jam atau gelang pintar dengan fitur utama mengukur frekuensi dan target berbagai jenis aktivitas fisik jadi semua orang bisa mempunyai pengingat kala sedang menjalani gaya hidup yang kurang baik.” papar Mela.
#elevate women