Fimela.com, Jakarta Setiap harinya kita berurusan dengan uang. Menghasilkan uang hingga mengatur uang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian kita. Bahkan masing-masing dari kita punya cara tersendiri dalam memaknai uang. Dalam tulisan kali ini, Sahabat Fimela berbagi sudut pandang tentang uang yang diikutsertakan dalam Aku dan Uang: Berbagi Kisah tentang Suka Duka Mengatur Keuangan. Selengkapnya, yuk langsung simak di sini.
***
Oleh: Flora Awoitauw
Uang bukanlah segalahnya namun uang dapat membeli segala yang dapat diamati. Memang tidak dapat dipungkiri karena aku telah mengalaminya di masa kanak-kanak, agak aneh memang kalau diriku yang masih belia kala itu telah memahaminya.
Bermula sejak aku masih duduk di kelas 3 bangku sekolah dasar begitu bersemangat dengan boneka cantik berambut pirang pemberian bapakku dilanjutkan dengan bermain koin-koin atau uang logam 25, koin 50 pada saat itu masih bernilai sambil menaruh boneka di sebelahku seperti sedang bermain bersamaku dengan uang uang koin tersebut.
Tiba-tiba aku terdiam dan mulai mencari pisau membuat bolong kepala boneka cantikku seukuran koin lalu memasukan semua koin-koinku, sedang bolongnya kututup kembali dengan rambut. Dan saat itulah aku mulai menabung.
Pikirku seserhana kalau sudah banyak aku bisa membeli gaun Natal impian yakni gaun imut cantik seperti yang di pakai peri-peri kecil di dongeng bagai putri raja. Inilah awalnya aku memahami betapa pentingnya uang. Bulan Natal tiba dan aku memiliki apa yang aku angan-angankan itu. Gembira sekali gaun cantik itu menyatu di tubuh mungilku kala itu. Ditambah pujian dari guru-guru sekolah juga keluarga dan kerabat. Oh betapa bahagianya aku.
Dari kenangan indah masa kecil itulah yang telah menjadi kisah perdanaku menilai uang sebagai sesuatu yang dapat mewujudkan yang ku angan-angankan. Beranjak dewasa disertai pengalaman bersama uang yang bertubi-tubi termasuk masa pandemi hingga memberikan konsep baru terpatri dalam diriku bahwa uang mendidikku berpengahasilan ganda bukan berutang ganda. Namun kedua konsep itu dapat dipadukan sebagai tujuan dan tips uang dalam hidup.
Konsep saat dewasa muncul dengan sendirinya setelah pekerjaan sebagai ASN yang merupakan berkat Tuhan ditambah lagi dengan pekerjaan swasta sebagai wirausaha yang begitu mudahnya aku geluti. Dengan dua pekerjaan tersebut waktu juga uang harus aku atur dengan sebijak mungkin.
Aku yakin aku pasti berhasil karena yang utama aku selalu punya tujuan apa yang menjadi mimpiku dengan penghasilan ganda ku itu? Lalu aku tulis yaitu rumah pribadi di samping usaha yang kujalankan tersebut. Setelah itu kendaraan pribadi yang membantu pekerjaanku berjalan efektif dan efisien.
Setahun setelah berpenghasilan ganda yang telah aku kerjakan membuahkan hasil. Aku telah memiliki rumah bersebelahan dengan usaha yang kujalankan itu. Aku menghindari untuk berulang-ulang melakukan pinjaman pada bank atau berutang lalu berutang lagi pada bank yang sama setelah melunasinya.
Pengalaman Bisa Membeli Rumah dan Mencapai Tujuan
Sekali saja kita meminjam pada bank yang memberikan bunga yang kecil. Sekarang tinggal mimpi kedua yang akan aku wujudkan tahun depan (2021). Jangan lupa deadline waktu juga harus dibuat agar terfokus mencapainya dengan cepat dan tepat.
Akhirnya, ada tiga hal yang dapat saya bagikan agar uang bernilai positif dalam hidup kita yaitu
a) Milikilah pekerjaan tetap dan pekerjaan sampingan yang tidak bertabrakan dengan waktu kerja anda yang pertama. Di masa pandemi begini yang kebanyakan masih melalui online biasanya akan memudahkan dalam mengatur waktu kerja kita.
b) Tulislah tujuan plus waktu pencapaiannya dan wujudkanlah.
Mulailah dengan satu saja impian kamu. Jangan dua atau tiga atau empat seperti membuat planning list tapi buatlah seperti wish dalam satu dua kata saja. Misalnya rumah pribadi atau pernikahan. Terserah kamu tergantung apayang menjadi prioritasmu. Apakah rumah yang lebih penting ataukah menikah lebih dulu karena untuk rumah nanti mengikuti pasangan (suami) kita.
c) Menabunglah terpisah. Uang dari pekerjaan tetap pada bank pemerintah dan uang dari pekerjaan swasta pada bank swasta dan menabung di rumah dan juga menabung di rumah. Kita bisa membagi tabungan di bank swasta kita 50% sebagai deposit kalau kita berencana menambah bisnis di kemudian hari dan 50% lagi kita putar sebagai modal usaha yang ada.
Sedangkan tabungan dari gaji penghasilan tetap kita bisa 50% untuk kebutuhan pribadi dan 50% lagi menabung untuk anak-anak kita (bagi yang sudah memiliki maupun yang belum memiliki anak ataupun tidak memiliki anak).
Mengapa tetap menabung walaupun belum/tidak memiliki anak? Karena tabungan itu dapat didonasikan kepada anak-anak yatim piatu. Ataupun sponsor kepada anak-anak yang cerdas namun kurang mampu.
Tetaplah menabung uang koin atau logam pada celengan yang telah kita siapkan di rumah. Setelah penuh dapat ditukarkan untuk membeli kebutuhan tambahan kita seperti pakaian rumah atau perkakas dapur ataupun hadiah bagi sahabat, keluarga, kerabat yang berulang tahun.
Inilah kisahku tentang uang yang begitu bernilai positif dalam hidupku, harapannya bacaan ini dapat membawah hidup kita menjadi lebih baik dan bahagia selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan.
#ElevateWomen