Sempat Berlebihan Belanja Online, Kejadian Ini Menjadi Titik Balikku

Endah Wijayanti diperbarui 21 Sep 2021, 14:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap harinya kita berurusan dengan uang. Menghasilkan uang hingga mengatur uang menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian kita. Bahkan masing-masing dari kita punya cara tersendiri dalam memaknai uang. Dalam tulisan kali ini, Sahabat Fimela berbagi sudut pandang tentang uang yang diikutsertakan dalam Aku dan Uang: Berbagi Kisah tentang Suka Duka Mengatur Keuangan. Selengkapnya, yuk langsung simak di sini.

***

Oleh: Resti Siti Noorlaila

Bicara soal uang, memang tidak akan ada habisnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa uang menggerakkan roda kehidupan. Kita memerlukan uang hampir di segala aspek kehidupan, dan kita mati-matian berusaha menyimpan sebagian pendapatan untuk menopang kehidupan selama beberapa waktu ke depan.

Tetapi bagaimana jika tabungan yang kita sisihkan bulan demi bulan, habis tidak bersisa dalam kurun waktu singkat dan nyatanya kita justru menyesal telah menghabiskannya. Kisah ini bisa jadi pesan bagi para anak muda yang baru saja bekerja, dan merasa bahwa dunia bisa ia beli dengan gajinya sendiri.

Sejak menjamurnya e-commerce beberapa tahun ke belakangan, aku merasa sangat mudah dan praktis sekali untuk berbelanja. Tak perlu berpanas-panasan keluar, berdesakan jika ada diskon atau kelelahan mengitari supermarket. Semua bisa kutemukan sembari merebahkan diri di kasur, cukup dengan ponsel disertai alunan musik.

Awalnya aku sedikit takut berbelanja daring. Bagaimana kalau aku ditipu? Bagaimana kalau barang tidak sampai atau barang rusak? Segala pikiran buruk mendominasi pikiran. Namun dua, tiga kali berbelanja daring, selanjutnya aku ketagihan.

Kesenanganku belanja daring jadi tidak terkendali. Aku suka gemas kalau menemukan barang lucu, meski tidak terlalu berguna atau penting sekali buatku. Kalung, cincin, dan imitasi yang di gambar terlihat mewah, ujung-ujungnya dalam beberapa bulan pun sudah berkarat. Produk makeup Korea yang iklannya terlihat menggoda, lalu berakhir tidak terpakai dan kedaluwarsa karena pada dasarnya aku tidak terlalu senang merias. Dan masih banyak lagi barang yang kubeli hanya karena aku lapar mata.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Tidak Memiliki Tabungan

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/sitthipong_chuanpo

Puncaknya terjadi ketika aku menikah dan memiliki anak perempuan. Karena aku bekerja, aku jadi bebas membeli apa pun tanpa harus merepotkan suami. Aku bukan tipe orang yang mencatat pos pengeluaran dan pendapatan; semua mengalir begitu saja.

Aku senang mencari baju-baju lucu anak perempuan, bando, ikat dan jepit rambut, sepatu, dan barang remeh-temeh lainnya untuk anakku, kemudian aku beli mana yang paling menarik hatiku. Tiap minggu selalu ada paket datang, sampai ibuku pun heran. Pendapatanku dan suami jika digabungkan sangatlah besar, tetapi kami seringkali kehabisan uang di akhir bulan. Kami bahkan tidak memiliki tabungan. Semua uangku berakhir menjadi barang-barang.

Kemudian ada satu dua hal, aku pun memutuskan untuk mengundurkan diri. Saat itu kami cuma memiliki sedikit tabungan, dan aku belum bisa mengatur keuangan. Jadilah selama beberapa bulan kami begitu sengsara, sampai harus menjual emas demi memenuhi keperluan.

Kadang di malam hari, aku suka menangis terisak, menyesali kebodohanku kenapa dulu aku tidak gemar menabung, malah senang belanja daring. Tetapi penyesalan itu tidak berarti, bukan? Aku kembali membuka lembaran baru, dimulai dengan mengatur keuanganku dan mencari pekerjaan sampingan yang bisa kulakukan dari rumah. Dan yang paling penting, menahan diri untuk tidak kalap demi berbelanja daring.

Jadi, untuk para anak muda di luar sana, menabunglah! Meski tidak banyak, tapi kalian harus melakukannya secara rutin.

Tahan diri kalian untuk menggunakan uang demi kesenangan semata. Jangan sampai godaan barang-barang lucu tidak berguna merusak masa depan, lalu pada akhirnya kalian hanya bisa menyesalinya. Uang memang bukan segalanya, tetapi untuk menjalani kehidupan, kalian tetap memerlukannya. Be wise.  

#ElevateWomen