Unik, Kedai Kopi Ini Bikin Sedotan yang Bisa Dimakan

Baiq Nurul Nahdiat diperbarui 20 Sep 2021, 14:05 WIB

Fimela.com, Jakarta Berbagai cara dilakukan untuk mengurangi penggunaan plastik, salah satunya yakni dengan mengurangi penggunaan sedotan plastik. Dan ini sudah diadopsi oleh berbagai negara, misalnya dengan menggunkan sedotan dari bahan alami seperti kayu atau menggunakan sedotan dari bahan stainless yang bisa dipakai berkali-kali.

Apalagi Indonesia menjadi negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, sejumlah 3,21 juta metrik ton per tahun. Seharusnya ini menjadi renungan bagi kita untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik.

Melansir dari laman Liputan6.com, Senin (20/9/2021), salah satu yang tengah ramai di media sosial adalah terobosan sedotan yang bisa dimakan dari The Coffee Bean and Tea Leaf di Malaysia. Gerai minuman ini telah dikenal melalui sedotan berwarna ungu yang belakangan didemonstrasikan bisa dimakan, melansir Says, Jumat, 17 September 2021.

Salah seorang stafnya, melalui akun TikTok pribadi, @whynotjemah_, menunjukkan fakta ini. Dalam klip itu, ia menuliskan, "Ini sedotan yang sedang viral saat ini, kan? Yang belum coba, yuk coba!"

Di video tersebut, ia terlihat membuka bungkus sedotan sebelum memasukkannya ke dalam minuman. Pria diketahui bernama Azmey Zainal ini kemudian mulai minum dari sedotan seperti biasa, sebelum menggigit dan menelannya.

"Yang penting 100 persen terbuat dari beras. Kalau tidak nyaman memakannya saat keras, rendam dalam minuman lebih lama dan biarkan teksturnya berubah seperti jeli," katanya.

2 dari 3 halaman

Bikin Heboh

Kedai Kopi Bikin Sedotan yang Bisa Dimakan (dok. tangkapan layar TikTok @whynotjemah_/https://www.tiktok.com/@whynotjemah_/video/7006397806403439899)

Kendati membuat heboh, trik ini sebenarnya bukanlah rahasia. Faktanya, The Coffee Bean and Tea Leaf mengaku bangga dengan sedotannya karena mampu terurai secara alami dan dapat dimakan.

Awal Juni lalu, rantai gerai minuman tersebut sempat berbagi fakta ini di akun di Facebook mereka. "Kami telah memulai langkah yang benar dengan sedotan terbuat dari beras, biodegradable, dapat dimakan, dan 100 persen 'ramah penyu,'" tulisnya, merujuk pada banyaknya kasus sedotan plastik di lautan melukai para penyu.

Video sedotan yang bisa dimakan itu telah ditonton lebih dari 1,1 juta kali dan menarik ribuan komentar. Kebanyakan mereka mengaku belum tahu fakta ini dan "tidak sabar" mencobanya.

Ada juga yang mengaku sudah pernah mencoba memakan sedotan tersebut. "Saya memakan bagian sedotan yang sudah lebih lembek dan itu terasa seperti pasta yang sudah dimasak. Pacar saya kemudian memandang saya seperti orang gila," tulis seorang pengguna.

3 dari 3 halaman

Sedotan dari Pasta

Kedai Kopi Bikin Sedotan yang Bisa Dimakan. (dok. Instagram @stroodles_straws/https://www.instagram.com/p/B0NsF0rIDu8/)

Sedotan berbahan makanan sudah lebih dulu diinisiasi sejumlah bar di Italia pada 2019 lalu. Mereka menggagas sedotan terbuat dari pasta yang dinamai Stroodles. Melansir Bored Panda, pihaknya menjelaskan, sedotan pasta bisa bertahan lebih dari satu jam setelah dicelupkan ke minuman dingin.

Makin dingin minumannya, makin lama sedotan pasta bisa bertahan. Sementara, untuk minuman panas memang tak direkomendasikan diminum dengan sedotan, lantaran dapat membuat lidah terbakar.

"Setelahnya (sedotan pasta) bisa ditinggalkan untuk jadi kompos," tutur Founder Stroodles Maxim Gelmann. Pasta dpilih sebagai bahan baku, bukan karena sudah sangat lekat dengan Italia, tapi juga dikenal hampir semua orang di dunia.

"Jadi, kami bisa menyolek mereka yang paparan informasinya cenderung rendah tentang produk ramah lingkungan," tambahnya. Maxim mengatakan, sedotan pasta hanya langkah awal perusahaannya melawan penggunaan plastik sekali pakai.

Kita juga bisa, lho, berikontribusi dalam mengurangi jumlah sampah plastik di Indonesia ini, dengan mulai dari diri kita sendiri, kurangi penggunaan plastik, jangan gunakan kantong plastik atau sedotan sekali pakai, kampanye anti sedotan dan daur ulang sampah yang ada.

#ElevateWomen

Tag Terkait