Fimela.com, Jakarta Angka positif COVID-19 pad anak sempat tinggi di Indonesia, bahkan sempat dalam kondisi yang memprihatinkan. Hal ini menjadi fokus bagi orangtua, pemerintah, maupun dokter anak yang memantau kondisi kesehatan anak yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Meski anak-anak mungkin menyaksikan berita tentang COVID-19, namun mereka belum sepenuhnya memahami apa yang terjadi. Belum lagi serangkaian tes antigen dan PCR yang harus melakukan lakukan untuk memastikan kondisi mereka.
Ketika seorang anak terkonfirmasi positif COVID-19, peran orangtua menjadi semakin penting untuk mendampinginya hingga sembuh. Pendampingan tidak hanya dilakukan untuk memastikan makan yang bergizi dan minum obat, melainkan juga menjelaskan bagaimana kondisi tubuhnya yang sedang terserang virus.
Dikutip dari Purewow, seorang psikiater dan dokter keluarga menjelaskan cara berbicara yang baik pada anak tentang kondisi kesehatan mereka.
What's On Fimela
powered by
1. Tetap tenang
Dr. Mirela Loftus dari Newport Healthcare menjelaskan bahwa anak-anak mungkin merasa "kenapa saya yang harus terinfeksi?". Seolah-olah ini membuat mereka berbeda, bahwa mereka habis melakukan sesuatu yang membuat pantas untuk sakit.
Hal pertama yang bisa dilakukan orangtua adalah tidak menakuti diri dan berbicara dengan tenang. Orangtua juga harus mengingatkan bahwa mereka selalu diawasi sehingga mengurasi rasa ketakutan dan kecemasan. Tetap tenang dan jujur sambil menggunakan bahasa yang sesuai dengannya.
2. Biarkan mereka tahu apa yang mereka hadapi
Dr. Beth Oller, MD, dokter keluarga di Kansas menyebut penting untuk menekankan kenyamanan sembari memberi tahu anak kemungkinan apa saja yang mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan. Seperti pilek, batuk, mungkin demam atau merasa lelah.
Beri tahu mereka bahwa beberapa ke depan mereka harus tetap berada di rumah. Katakan juga bahwa anak-anak lain juga melakukannya dengan baik dan tidak sakit parah.
Jangan lupa selalu katakan bahwa kamu akan berada bersama mereka. Berikan kesempatan pada anak untuk bertanya hal yang ingin ia tahu.
3. Fokus pada hal positif
Meskipun orangtua diharapkan tetap jujur pada anak, ada kalanya orangtua harus sedikit bijak dengan memberitahukan hal-hal positif. Bisa dengan melakukan hal-hal menyenangkan bersama dan biarkan mereka memilih beberapa aktivitas untuk dilakukan bersama.
Ketika kondisi anak terlihat memburuk, berikan dia motivasi agar tetap semangat melawan virus yang ada di tubuhnya.
4. Normalisasi
Untuk beberapa anak, mungkin membantu dengan menormalkan pengalamannya jika memungkinkan. Kamu dapat mengingatkan mereka bahwa teman atau kenalan lain juga dinyatakan positif dan harus dikarantina dan mereka semua segera baik-baik saja.
Simak video berikut ini
#elevate women