Fimela.com, Jakarta Menjadi seorang pekerja paruh waktu terkadang melelahkan dan tidak memperoleh gaji sebanyak para pekerja full-timer. Namun, lain halnya dengan Ben Francis, seorang pemuda yang dulunya seorang dropshipper sekaligus pekerja paruh waktu, yang sekarang telah sukses menjadi pendiri label pakaian olahraga pribadinya, yakni Gymshark.
Selain bekerja paruh waktu, Ben Francis juga merupakan seorang pemuda yang bekerja sama dengan teman sekolahnya, Lewis Morgan, untuk membangun bisnis pakaian olahraga Gymshark pada tahun 2012 lalu. Saat itu, mereka menggunakan situs web untuk ‘dropship’ suplemen kebugaran.
Mereka secara efektif bertindak sebagai perantara untuk memasarkan dan menjual sebuah produk tanpa harus menanggung biaya tambahan dan risiko membeli saham sendiri.
Karena Ben dan Lewis melakukan pekerjaan sebagai dropshipper dan pekerja paruh waktu sekaligus, akhirnya mereka menggunakan uangnya untuk membeli mesin jahit dan sablon untuk mulai membuat pakaian olahraga.
Lalu, bagaimana kisah mereka dalam menjalankan bisnis Gymshark ini hingga sukses seperti sekarang? Berikut ulasan selengkapnya melansir dari Liputan6.com pada Kamis (16/9).
What's On Fimela
powered by
Mengenal Gymshark
Gymshark merupakan sebuah bisnis yang menjual produk pakaian olahraga secara eksklusif dan secara online dijual melalui situs webnya.
Merek ini adalah pengadopsi awal pemasaran influencer, yang bermitra dengan YouTuber kebugaran terkenal dan membangun komunitas sendiri yang dikenal sebagai “atlet Gymshark”
Awalnya, Francis membangun versi pertama situs web Gymshark ketika ia masih duduk di bangku kuliah pada tahun 2011, setelah ia menyadari minatnya untuk pengembangan situs web dan aplikasi, serta aktivitas kebugaran di sekolah.
Karena Francis telah membangun bisnis ini dengan pola pikir yang lebih muda, lebih gesit, dan kepahaman tentang media sosial, sehingga dia tidak terlalu peduli dengan merek-merek lama yang mencoba melakukan hal yang sama.
“Jika saya jujur, saya lebih khawatir dengan orang berusia 16 tahun yang mirip dengan apa yang saya rasakan di kamar tidur, mencoba membangun merek baru,” ungkap Francis dalam sebuah wawancara seperti dilansir CNBC, Kamis (16/9).
Strategi Bisnis Gymshark
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ia tak pernah khawatir dengan keberadaan merek-merek besar seperti Nike, Adidas, atau semacamnya, karena ia tahu bahwa merek-merek tersebut jauh lebih lama dan konvensional dibanding merek pribadinya, Gymshark.
“Kita tidak khawatir dengan keberadaan merek yang lebih besar,” ujar Francis.
Francis mengungkapkan bahwa dirinya tak melihat merek terkenal sebagai ancaman bagi labelnya yang baru seumur jagung, karena merek pribadinya tersebut telah bernilai USD 1 miliar atau setara Rp 14,2 triliun.
Omset Gymshark Meningkat dalam Empat Tahun Terakhir
Gymshark telah berkembang pesat sejak awal berdiri, dan menjaid perusahaan bernilai miliaran dolar pada tahun 2020 lalu. Bahkan omset Gymshark sendiri dalam empat tahun terakhir naik sepuluh kali lipat, melonjak menjadi USD 552 juta tahun ini.
Berdasarkan data terbaru Gymshark yang dikumpulkan dalam setahun, pada Juli 2020, mereka menunjukkan bahwa laba perusahaan telah meningkat menjadi £24,4 juta dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya di bawah £15 juta.
*Penulis: Chrisstella Efivania.
#ElevateWomen