Fimela.com, Jakarta COVID-19 telah memberikan tekanan yang signifikan pada ibu hamil, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan baru-baru ini. Menurut penelitian ini, hampir 70% ibu hamil bergulat dengan tingkat kesusahan sedang selama pandei COVID-19 dan 20%nya telah mengalami gejala depresi.
Penelitian ini menawarkan lebih banyak bukti betapa menyedihkannya pandemi COVID-19 ini bagi para ibu hamil dan kebutuhan yang berkelanjutan untuk mendukung mereka dengan lebih baik, saat ini masih terus berlanjut. Tingkat kesusahan yang tinggi menyoroti pentingnya mempertimbangkan kesehatan mental secara terpusat dalam mendukung populasi ini.
Harus melakukan semuanya sendirian menjadi salah satu kekhawatiran terbesar ibu hamil
Para peneliti melakukan survei kepada 1.500 ibu hamil di Kanada selama pandemi COVID-19 dengan memberi mereka daftar masalah kehamilan terkait COVID-19 dan menanyakan apa, jika ada, yang menjadi kekhawatiran mereka. Kekhawatiran utamanya adalah kebijakan rumah sakit tentang siapa yang bisa berada di ruangan bersama mereka selama persalinan, tidak bisa memperkenalkan bayi mereka kepada teman dan keluarga, sakit COVID-19 selama kehamilan, tidak bisa menjangkau keluarga dan teman-teman untuk bantuan selama periode postpartum yang melelahkan, dan informasi yang saling bertentangan tentang COVID-19 selama kehamilan dan bayi baru lahir.
Studi lain dari seluruh dunia juga menunjukkan betapa emosional membebani para ibu hamil. Sebuah survei yang berbasis di California menemukan bahwa risiko depresi perempuan selama kehamilan pada dasarnya berlipat ganda di tengah COVID-19.
Penelitian dari Italia juga menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil yang bergulat dengan tingkat kecemasan abnormal juga berlipat ganda.
Ibu hamil harus mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan
Tentu saja, kehamilan dan masa pascapersalinan bisa membuat stres dan melelahkan secara emosional. CDC memperkirakan bahwa sekitar 1 dari 8 perempuan biasanya berjuang dengan depresi pascamelahirkan.
Namun, para peneliti mengatakan bahwa banyak hal yang bisa dilakukan untuk membantu. Dokter dan bidan bisa memeriksa pasien lebih sering lewat video.
Teman dan keluarga juga bisa membantu dengan memvalidasi betapa sulitnya pengalaman ini bagi ibu hamil. Ingat juga, mungkin ibu hamil membutuhkan dukungan tidak hanya selama kehamilan, tapi di bulan-bulan setelahnya, lebih dari sebelumnya.
#Elevate Women