Kenali Potensi Risiko Tanam Benang pada Hidung, dari Infeksi hingga Berbekas

Fimela Reporter diperbarui 14 Okt 2021, 19:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Memiliki hidung dengan bentuk yang indah, memang menjadi impian semua orang. Struktur yang indah pada hidung akan memberikan kesan berbeda pada tampilan wajahmu. Untuk mendapatkan hidung impian pun terdapat beberapa prosedur. Jika dirimu tidak menyukai rasa sakit, tanam benang pun menjadi salah satu pilihan yang cocok.

Tanam benang pada hidung menjadi prosedur yang efektif untuk membentuk sudut hidung yang tajam. Prosedur ini akan memberi efek mengangkat dan tajam pada hidung, sehingga hidung terlihat lebih terbentuk dan ramping. Dikutip dari facialsculpting.co.uk, prosedur ini pun populer di kalangan klien Asia. 

Memiliki sifat yang sementara, tanam benang dianggap menjadi pilihan yang lebih baik daripada rhinoplasty. Prosedurnya pun tidak membutuhkan operasi atau potongan-potongan yang mengerikan. Tanam benang menggunakan benang yang terbuat dari gula kompleks yang disebut sebagai PDO (polydioxanone). Kandungan ini telah teruji secara biomedikal dan pharmaceutical selama bertahun-tahun oleh karena keamanannya. 

Namun, melewati prosedur kecantikan seperti tanam benang maupun rhinoplasty, tentu memiliki risikonya masing-masing. Ketahui risiko pasca prosedur atas tanam benang di hidung, serta cara untuk menghindarinya.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Risiko tanam benang di hidung

Tanam benang di hidung dapat menimbulkan infeksi dan bengkak pada wajah (pexels.com/cottonbro)

Meskipun memiliki risiko lebih rendah dari rhinoplasty, tanam benang dengan PDO tetap memiliki risiko pada prosedurnya. Pastikan untuk memilih tempat dan ahli yang tepat untuk mendapatkan prosedur dengan hasil yang baik. Sehingga potensi berbekas, bengkak dan berdarah pada wajah akan berkurang. 

Menurut healthline.com, sebanyak 15 sampai 20 persen prosedur mengalami komplikasi minor yang dapat menimbulkan risiko pada wajah, tetapi hal ini dapat diperbaiki. Potensi risiko yang akan muncul di antaranya:

  • Jahitan yang terlihat (terutama pada kulit tipis)
  • Rasa sakit
  • Lebam pada wajah
  • Infeksi 
  • Benang yang putus
  • Penumpukan darah (hematoma)
  • Inflamasi
  • Bekas prosedur
  • Rambut tonyok
  • Inflamasi
  • Cedera kelenjar ludah

Risiko-risiko ini dapat muncul setelah prosedur berlangsung. Kesalahan seperti kesalahan penempatan benang, atau tidak sterilnya alat, serta kurangnya pengalaman dokter dapat menyebabkan munculnya potensi risiko yang tidak diinginkan. 

3 dari 3 halaman

Hal yang patut diperhatikan sebelum melakukan prosedur

Perhatikan beberapa asupan yang harus diperbanyak dan dihindari sebelum melakukan prosedur (pexels.com/Daria Shevtsova)

Dr Nina, melalui facialsculpthing.co,uk, memberi instruksi penting bagi orang yang ingin melakukan prosedur tanam benang. Langkah-langkah ini akan menghindari potensi risiko yang dapat muncul akibat tanam benang. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan:

  • Hindari aspirin, atau obat antiinflamasi seperti ibuprofen, suplemen vitamin E dan obat yang dapat menipiskan darah, seminggu sebelum melakukan prosedur
  • Konsumsi Vitamin K yang cukup, melalui konsumsi sayur hijau, sehingga menghindari potensi bengkak dan lebam pada wajah
  • Minum air yang cukup dan makan dengan cukup sebelum melakukan prosedur 

Hasil tanam benang pun dapat terlihat secara instan dan akan meningkat seiring waktu saat tubuh kita memproduksi kolagen yang cukup. Hasilnya dapat meningkat akibat produksi kolagen selama 3 sampai 6 bulan, atau bahkan 1 tahun. Hasil dari tanam benang pun dapat bertahal selama 1 sampai 2 tahun. Pastikan untuk mengonsumi suplemen yang mengandung kolagen untuk memiliki efek jangka panjang dari tanam benang. 

 

Penulis: Meisie Cory

#Elevate Women