Fimela.com, Jakarta Lisa BLACKPINK kembali menunjukkan pengaruh besarnya sebagai seorang selebriti lewat debut solonya dengan merilis video klip berjudul “Lalisa”. Tak hanya lewat music, rapper dan penari utama berdarah Thailand ini menghadirkan budaya dari negara asalnya.
Dalam video klip yang sudah menembus lebih dari 100 juta kali penayangan tersebut, terdapat scene yang memperlihatkan Lisa BLACKPINK duduk di atas takhta berhias emas dan mengenakan hiasan kepala tradisional asal Thailand. Headgear ini diketahui biasa dipakai sebagai aksesori bentuk tarian tradisional Thailand.
Tak disangka, ternyata hal itu berdampak pada penjualan aksesoris tradisional di Bangkok, Thailand. Semenjak video klip Lisa BLACKPINK dirilis, penjualan pakaian dan aksesoris headgear tradisional Thailand laris manis disebu pembeli.
“Banyak orang telah memesan dari kami melalui toko online kami, sementara di toko ini, kami terus kedatangan pelanggan yang terus-menerus datang sepanjang hari. Begitu berminat dan menanyakan jenis headgear jenis apa yang kami miliki gaya apa, warna apa," kata Samorn Suthiwong pegawai Fashion Point, sebuah toko pakaian di Bangkok, dikutip Reuters.
Headgear handmade khas Thailand yang dikenakan Lisa tersebut, diketahui di pasaran dijual seharga mulai dari 250 hingga 1000 Baht atau sekira Rp108.692 sampai Rp434.769.
Alasan Lisa BLACKPINK hadirkan budaya Thailand
Sebelumnya, Lisa BLACKPINK mengungkapkan alasan menghadirkan budaya Thailand di video klipnya tersebut. Dilansir Koreaboo, Lisa mengungkapkan bahwa sudah cukup lama sejak terakhir kali dia memakainya, jadi sangat berarti untuk akhirnya mengenakannya lagi untuk debut solonya.
Alasan lain mengapa dia menghadirkan budaya Thailand adalah karena dia bisa sepenuhnya mengekspresikan siapa dirinya. “Saya sangat menantikan adegan Thailand karena sudah cukup lama sejak terakhir kali saya memakainya. Melalui pakaian tradisional ini, saya juga bisa mengekspresikan diri. Itu sebabnya saya menantikannya,” ujarnya.
Pakaian tradisional Thailand yang dikenakan Lisa tersebut pun tidak sembarangan, sebab dibuat langsung oleh lembaga gaya hidup Thailand terkemuka ASAVA.
Melansir dari Fimela.com, Asava memilih untuk membuat pakaian dengan keaslian Thailand melalui adopsi versi kontemporer dari pakaian tradisional Thailand seperti penutup dada (sa-bai), bungkus sarung (zin) dan lipatan depan. Dipadukan dengan atasan crop top dilengkapi jubah panjang mengkilap dan rok mini didominasi warna emas.
Kostum sulaman tangan ini terinspirasi dari provinsi Lamphun dengan sutra emas brokat dan pola tradisional, dalam pola kuno beralur logam. Pakaiannya disulam dengan tangan, dihiasi dengan kristal Swarovski yang berkilau di seluruh bagiannya.
Hal ini menghasilkan pakaian khas yang memadukan gaya khas kontemporer yang luar biasa dari merek dengan karakter unik Lisa dan kecanggihan pribadi sekaligus yang mencerminkan seni luhur Thailand.
#Elevate Women