Fimela.com, Jakarta Ketika bayi sudah mulai bisa berdiri, hal itu merupakan perkembangan awal sebelum akhirnya ia bisa berjalan. Para orangtua pun akhirnya antusias dengan perkembangan anaknya, dan membelikan baby walker sebagai alat bantu agar anaknya cepat bisa berjalan.
Banyak orangtua percaya bahwa baby walker membantu bayi belajar berjalan. Sedangkan faktanya, baby walker akan menunda perkembangan lokomotif (berjalan) anak. Hal ini dikemukakan oleh dr. Claire McCarthy, MD dari Harvard Medical School.
Beberapa orangtua membeli baby walker karena mereka berpikir bahwa alat bantu jalan membantu bayi belajar berjalan lebih cepat. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya, yakni hal itu dapat menunda bayi bisa berjalan secara mandiri. Hal itu dikarenakan mereka bukan belajar berjalan menggunakan kaki, melainkan mereka menarik diri mereka sendiri kemudian menyeimbangkan dan mengambil langkah tanpa dukungan.
Melansir dari Healthline, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics menjelaskan bahwa baby walker membuat banyak bayi cedera, terutama karena jatuh dari tangga.
Fimela.com telah merangkum dari berbagai sumber, bahwa terdapat 3 alasan utama mengapa penggunaan baby walker tidak dianjurkan dan dapat mengganggu pertumbuhan bayi. Apa saja ketiga alasan tersebut? Simak ulasan selengkapnya.
Menyebabkan pola berjalan tidak normal
Ketika bayi ditaruh di baby walker, mereka cenderung meregangkan jari kaki untuk mencapai tanah, dan sering berjingkat-jingkat. Hal inilah yang menyebabkan betis mereka menjadi kencang.
Hal itu pula yang menyebabkan mereka jadi berjalan berjinjit ketika mereka keluar dari baby walker. Melansir dari laman web resmi klinik Physio and Sole, cukup banyak balita yang menunjukkan pola gaya berjalan secara tak normal dengan riwayat penggunaan baby walker ketika mereka masih belajar berjalan.
Studi ilmiah lain juga menunjukkan bahwa bayi yang menggunakan baby walker mengambil langkah lebih pendek dibandingkan dengan mereka yang tidak. Selain itu, keseimbangan anak juga tidak berkembang secara memadai, sehingga dapat menyebabkan anak mudah jatuh ketika mencoba berjalan secara mandiri.
Bayi bisa terlambat berjalan
Melansir dari artikel yang terbit di Harvard Health Publishing, penggunaan baby walker akan mencegah anak mengembangkan kekuatan otot, keseimbangan, dan keterampilan motorik yang penting sehingga menyebabkan keterlambatan dalam mengembangkan otot inti yang diperlukan untuk berjalan.
Baby walker juga mencegah bayi memvisualisasikan kakinya ketika berjalan. Inilah yang menunda perkembangan berjalan pada bayi, karena bayi tidak dapat membuat koneksi antara kaki mereka, dan mereka akan terus memerlukan alat bantu jalan jika penggunaan baby walker terus dilanjutkan.
Menyebabkan cedera serius
Bayi dapat bergerak dengan kecepatan tinggi dengan alat bantu jalan sehingga orangtua mungkin tidak bereaksi tepat waktu untuk mencegah kecelakaan. Kecelakaan umum terjadi ketika bayi bergegas keluar dari pintu yang terbuka, jatuh dari tangga, atau menabrak perabotan dan dinding.
Selain itu, baby walker juga memiliki kursi tinggi yang digantung, sehingga memungkinkan bayi meraih benda-benda yang berbahaya seperti benda tajam, minuman panas, atau produk berbahaya lainnya.
Cara alternatif membantu bayi berjalan
Banyak pakar keselamatan anak secara global dan lokal tidak merekomendasikan penggunaannya karena masalah keamanan. Hal ini juga bertindak sebagai penghambat proses perkembangan keterampilan motorik bayi.
Cara lain yang lebih sederhana untuk membantu bayi belajar berjalan adalah dengan membuat bayi dalam posisi berdiri dan menopangnya di bawah lengannya. Kamu juga dapat mendorong bayi untuk berjalan sendiri dengan berdiri di depannya saat ia berjalan ke arahmu.
Umumnya, bayi akan mulai berjalan sendiri ketika mereka siap. Jadi, jangan menggunakan baby walker demi perkembangan dan keselamatan bayimu, ya.
Penulis: Chrisstella Efivania
#ElevateWomen