Fimela.com, Jakarta Menggunakan sunscreen merupakan kewajiban bagi semua orang. Terlepas dari keadaan cuaca dan suhu lingkungan, tak dapat dipungkiri, sinar matahari tetap dapat menembus ke dalam kulit kita. Maka dari itu kulit kita memerlukan perlindungan ekstra dari sunscreen.
Penggunaan penangkal sinar matahari ini pun menjadi sedikit menjebak. Banyaknya rumor dan mitos yang beredar mengenai kerja sunscreen dapat mengurangi keefektivitasannya. Kesalahan dalam menggunakan sunscreen pun dapat menimbulkan masalah kulit seperti kanker.
Dilansir dari cancercenter.com, kanker kulit menjadi tipe kanker yang sangat umum pada lingkungan kita. Di Amerika Serikat sebanyak 3.5 juta terdiagnosa menderita kanker kulit per tahunnya. Sel kanker basal dan squamos, yang meningkatkan 95 persen penyebab kanker kulit, timbul akibat seringnya paparan sinar UV dari matahari masuk ke kulit. Paparan sinar UV selama 15 menit saja dapat merusak jaringan kulit kita.
Dengan itu, penggunaan sunscreen pun menjadi penting bagi semua kaum, baik pria maupun wanita. Perhatikan mitos-mitos terkait sunscreen agar terhindar dari kekeliruan dan kesalahan dalam penggunaan tabir surya.
#1: Semua sunscreen memiliki proteksi kuat akan sinar UV
Faktanya tidak semua sunscreen di pasaran memiliki proteksi yang cukup akan sinar UVA dan UVB. Mereka memang dapat mencegah kulit kita dari terbakar karena matahari ketika digunakan dengan benar. Namun, kenyataannya banyak sunscreen yang tidak memiliki proteksi akan sinar UVA yang cukup.
Dilansir dari ewg.org, UVA dan UVB sama-sama memiliki dampak paling kuat yang menyebabkan kanker kulit. Namun, UVA dapat meresap pada kulit lebih dalam lagi, sehingga dapat membuat kulit cepat menua dan menimbulkan keriput. Sedangkan, UVB dapat menimbulkan kulit terbakar dan inflamasi. Maka dari itu paparan sinar UVA dapat menjadi penyebab masalah kulit yang berkepanjangan.
FDA menyatakan bahwa proteksi kulit akan kedua sinar tersebut pun menjadi penting. Namun, masih banyak atau sekitar 70 persen produk sunscreen yang tidak dapat memenuhi standar tersebut.
#2: Semakin tinggi SPF sunscreen, semakin tinggi proteksinya
Faktanya tidak ada SPF yang dapat sepenuhnya memproteksi kulit dari sinar UV. Dilansir dari cancercenter.com, SPF 30 hanya dapat menangkal sebanyak 97 persen sinar UV, sisanya hanya akan menambah satu atau dua persen, tetapi tidak 100 persen. Lama penangkalannya pun sama rata, yaitu hanya sekitar dua jam atau kurang.
Maka dari itu, menggunakan SPF 15 sampai SPF 50+ pun menjadi anjuran bagi semua orang. Karena penelitian oleh FDA membuktikan bahwa penggunaan sunscreen di atas SPF 50+ dapat menyebabkan tingginya eksposur sinar UVA. Hal ini pun dapat meningkatkan potensi kanker kulit, karena tingginya SPF tidak akan memberikan tingkat proteksi UVA yang cukup bagi kulit.
#3: Penggunaan sunscreen dapat menyebabkan kurangnya Vitamin D
Terdapat banyak desas-desus bahwa kulit gelap tidak memerlukan proteksi akan matahari yang sama dengan kulit lebih terang. Faktanya, sunscreen penting bagi semua kulit. Vitamin D menjadi hormon yang mendukung tulang yang kuat dan sistem imun yang kuat, dapat diproduksi ketika kulit terkena paparan UVB. Hal ini pun menimbulkan perbincangan bahwa sunscreen dapat menurunkan tingkat vitamin D pada tubuh.
Namun, dilansir dari ewg.org, belum ada penelitian yang membahas mengenai eksposure UVB yang aman bagi tubuh. Maka dari itu, disarankan untuk tetap memakai sunscreen ketika ingin berjemur dan menikmati sinar matahari. Untuk menghindari kekurangan Vitamin D juga dapat disiasati dengan mengonsumsi makanan atau suplemen yang memiliki kadar Vitamin D yang tinggi.
#4: Tak perlu menggunakan sunscreen pada kegiatan di dalam ruangan
Faktanya, meskipun kita melakukan aktivitas dari rumah, sinar UV dapat menembus melalui kaca maupun jendela rumah kita. Dilansir dari ewg.org, American Cancer Society menyatakan bahwa sebagian jendela dapat memproteksi dari sinar UVB, tetapi sinar UVA tetap dapat menembus jendela. Maka dari itu, jika kita tinggal di rumah dengan jendela yang dapat terkena paparan sinar matahari, memakai sunscreen pun menjadi penting.
Sinar blue light pun dapat memicu potensi kulit rusak. Sinar ini datang dari kontak kuit dengan sinar dari gadget kita, seperti handphone, komputer. TV dan alat elektronik yang menghasilkan sinar lainnya. Penelitian membuktikan bahwa sinar blue light memberikan efek penuaan pada kulit yang hampir sama dengan efek dari sinar UVA.
#5: SPF dapat diperoleh dari penggunaan makeup ber-SPF
Faktanya, dengan hanya makeup ber-SPF saja kulit kita tidak akan mendapatkan proteksi akan sinar UV secara penuh. Kemungkinan kita menggunakan makeup hanya di daerah wajah yang kita mau saja. Maka dari itu penggunaan sunscreen menjadi wajib sebelum kita menimpanya dengan makeup, agar wajah dapat memperoleh proteksi akan sinar UV yang cukup.
Untuk perawatan wajah seperti moisturizer maupun pelembab yang diklaim memiliki proteksi SPF, terkadang terdapat kekeliruan di dalamnya. Meskipun perawatan wajah tersebut memiliki kandungan SPF, kita tetap harus menggunakannya kembali secara rutin. Karena SPF tersebut dapat luntur dari tubuh kita, sehingga proteksinya menjadi berkurang.
Penulis: Meisie Cory
#Elevate Women