Diary Fimela: Berawal dari Tugas Kuliah, Meliana Hadirkan Bisnis Homewear untuk Mendukung Body Positivity

Fimela Reporter diperbarui 11 Okt 2021, 13:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Masih menjadi isu dan perdebatan publik hingga saat ini, standar kecantikan di Indonesia masih menjadi permasalahan. Stigma-stigma yang beredar di lingkungan publik serta media sosial telah menurunkan kepercayaan diri kaum perempuan. Tuntutan bagi kaum perempuan yang kadang tidak masuk akal pun turut menjadi permasalahan.

Hadirnya kampanye dan gerakan body positivity di kalangan masyarakat, pun kian digiatkan agar dapat meningkatkan kepercayaan diri kaum perempuan. Kampanye ini dapat menyadarkan bahwa apapun bentuk dan ukuran badan kaum perempuan, mereka berarti dan berhak untuk berekspresi. 

Kampanye ini pun terus digalakkan oleh para pemilik bisnis, tak terkecuali bisnis fashion. Seperti HOMU yang bergerak dalam bisnis sleepwear dan homewear yang menghadirkan pakaian santai bagi kaum perempuan. 

Meliana, sang pemilik bisnis, melalui bisnisnya ingin meningkatkan kesadaran kaum perempuan terhadap body positivity. Menghadirkan pakaian santai dengan berbagai ukuran dan size kecil hingga besar, Meliana ingin menyadarkan bahwa tak peduli bagaimana bentuk dan ukuran badan mereka, kaum perempuan memiliki hak untuk tampil cantik seperti yang mereka impikan. 

“Aku sangat setuju dengan kalimat yang bertebaran di sosial media bahwa wanita ingin tampil cantik bukan untuk orang lain, melainkan dirinya sendiri. Dari kalimat itu aku petik bahwa wanita juga harus tampil cantik di rumah, tidak harus yang berdandan segimana. Namun, setidaknya dengan memakai baju yang cantik di rumah, juga bisa membangkitkan rasa kepercayaan diri mereka agar mereka merasa cantik dan worthy,” ucap Meliana (10/09) menjelaskan mengenai tujuan hadirnya HOMU.

2 dari 3 halaman

Berawal dari tugas kuliah

Blom set oleh HOMU dengan kesan unik dan elegan (Instagram/homu.jammies)

Menjalankan bisnis di bidang sleepwear dan homewear, awalnya Meliana meluncurkan ide brand HOMU melalui tugas kuliah. Konsep HOMU awalnya muncul sebagai brand beachwear atau pakaian pantai, sebelum akhirnya banting setir ke bisnis homewear. Tugas kuliah yang menuntutnya untuk membuat suatu brand telah menginspirasi Meliana untuk mendirikan bisnisnya sendiri.

Baru diluncurkan pada akhir bulan Agustus kemarin, Meliana mempersiapkan bisnis HOMU ini selama tiga bulan. Melihat pandemi yang tidak menentu, peluang bisnisnya hadir ketika ia melihat semua kegiatan dari rumah yang dilakukan semua orang. Ia ingin para kaum perempuan tetap dapat tampil trendi dan cantik, meskipun menjalankan aktivitas dari rumah. 

“Aku merasa yang orang-orang butuhkan sekarang adalah baju rumah dan baju tidur yang nyaman. Tentunya juga harus tetap trendi untuk membantu mereka tetap tampil cantik, walaupun hanya di rumah saja,” ceritanya mengenai latar belakang pembuatan HOMU.

Agar tidak membatasi ruang ide dalam bisnisnya, Meliana masih secara penuh ikut andil dalam pemilihan bahan dan desain. Ia pun tetap melakukan riset sehari-harinya dengan teliti untuk menghasilkan yang terbaik bagi pelanggannya. 

Meskipun baru berjalan sekitar dua bulan, Meliana menyatakan bahwa bisnisnya berjalan cukup baik. Ia pun terus menggiatkan promosinya agar dapat diketahui banyak orang. Melihat pembelian oleh pelanggan yang cukup baik, HOMU pun mendapatkan order yang cukup stabil setiap harinya.

 

 

3 dari 3 halaman

Mendorong kaum perempuan untuk tampil cantik dan berani

Alass dress dengan desain gaun panjang yang memberikan kesan liburan di musim panas (Instagram/homu.jammies)

Menyediakan pakaian santai bagi kaum perempuan, Meliana pun ikut menggalakan kampanye body positivity melalui bisnisnya. Maka dari itu, bersama HOMU, ia menghadirkan baju-baju dengan ukuran yang tidak hanya dapat digunakan oleh mereka yang berbadan kecil, tetapi juga untuk mereka yang memiliki badan yang plus size.

Tidak hanya melalui ukuran, HOMU juga menghadirkan desain-desain yang cantik pada produk mereka. Meliana ingin para perempuan untuk berani tampil seperti yang mereka inginkan, bahwa memakai pakaian terbuka bukanlah hal yang harus dipandang buruk dan rendah. Terlepas dari ukuran tubuh, warna kulit dan segala perbedaannya, kaum perempuan berhak untuk berani untuk mengekspresikan diri.

“Untuk konsep brand ini sendiri aku membangunnya karena dilihat-lihat masih banyak sekali kesenjangan desain antara baju dengan size regular dengan size plus di pasaran. Padahal aku pikir kenapa tidak di sama-in aja? Memangnya ada bahan khusus yang tidak bisa dikenakan oleh plus size dengan desain-desain pada regular size? Jadi di sini aku hanya ingin menyamaratakan itu semua, sehingga semua wanita dengan ukuran tubuh apapun bisa memakai design baju yang sama. Juga disini aku melihat dan mendengar bahwa wanita dengan ukuran tubuh plus masih sulit untuk menemukan pilihan design yang banyak dan kekinian,” jelas Meliana.

Baru mengawali perjalanan bisnisnya, Meliana berharap untuk dapat terus bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik ke depannya. Ia ingin melalui HOMU, kesadaran mengenai body positivity dapat terus meningkat dan dipahami oleh masyarakat. 

“Di zaman sekarang ini, aku rasa sudah bukan masanya lagi untuk mengomentari bentuk tubuh orang lain. Selain untuk menjaga perasaannya, juga memang sudah seharusnya kita sebagai generasi yang lebih maju dapat memiliki pikiran yang lebih terbuka akan perbedaan-perbedaan itu. Bahkan “keunikan” yang seringkali dianggap sebagai “kekurangan” itu di zaman sekarang bisa dimanfaatkan menjadi hal yang lebih positif, bahkan beberapa bisa membuatnya menjadi sesuatu yang menguntungkan, lho,” tuturnya.

 

Penulis: Meisie Cory

#Elevate Women