Fimela.com, Jakarta Seiring dengan melandainya angka kasus COVID-19 di sejumlah daerah di Indonesia, yang berujung pada diturunkannya level PPKM, wacana pembukaan bioskop akhirnya kembali terdengar.
Pada Selasa (7/9) lalu beredar kabar bahwa bioskop akan mulai dibuka kembali pada 14 September 2021. Bahkan sejumlah film impor telah bersiap menjaring penonton pada hari itu.
Hal tersebut akhirnya dikonfirmasi oleh Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin, dan ia membenarkan kabar tersebut dengan adanya sejumlah catatan.
“Betul, tapi begini, bioskop tidak sama dengan tembat hiburan lain yang hari ini diumumkan boleh beroperasi, maka besok langsung buka. Kami butuh waktu,” ujar Djonny, dikutip dari Liputan6.com pada Jumat (10/9).
Terdapat beberapa persiapan yang harus dipersiapkan dengan matang sebelum akhirnya bioskop bisa dibuka kembali.
What's On Fimela
powered by
Tiga Persiapan
Djonny menjelaskan bahwa pengusaha bioskop butuh waktu persiapan yang matang mengingat syarat masuk bioskop bertambah satu, yakni melakukan filter terhadap para penonton melalui aplikasi PeduliLindungi. Dalam hal ini, para staf bioskop harus melek dalam penggunaan aplikasi ini.
“Pertama, kami harus cek stok film apa saja yang siap tayang. Kedua, persiapan gedung dengan sarananya. Ketiga, tatacara memindai barcode lewat aplikasi PeduliLindungi,” jelas Djonny.
Ketiga syarat tersebut merupakan syarat mutlak lantaran harus dilaporkan kepada pihak terkait. Djonny juga mendukung upaya penyaringan penonton dengan aplikasi PeduliLindungi.
“Kami dukung karena bagaimanapun kesehatan dan keselamatan masyarakat adalah yang utama,” tambahnya.
Masih menunggu kepastian
Saat ini pihaknya masih menunggu kepastian dari pemerintah untuk bisa membuka bioskop secara serentak pada 14 September mendatang.
“Jangan dianggap 100 persen berlaku karena belum ada hitam di atas putih. Kami masih menunggu kepastian hingga 13 September 2021. Namun, selama periode waktu tersebut, kami akan terus mempersiapkan diri,” jelas Djonny.
Tingkat okupansi 50 persen
Selain itu, terdapat kabar lain yang beredar, yakni kapasitas jumlah penonton saat bioskop telah dibuka adalah 20 persen. Merespons hal ini, Djonny menyatakan bahwa dirinya tak sepenuhnya sependapat karena tingkat okupansi 20 persen akan memberatkan para pengelola bioskop.
“Tingkat okupansi 50 persen, dong. Bukan 20 persen, harapan saya. Namun, saya tidak bilang bahwa 20 persen itu hoaks. Yang kita bahas dengan Pemerintah yang 50 persen,” ia meluruskan.
Saat ini, Jaringan bioskop sedang melatih staf mereka untuk menyaring pengunjung via aplikasi PeduliLindungi. Djonny juga berharap bahwa hal ini dapat menjadi babak baru yang mengantar bioskop ke titik cerah asal masyarakat dapat berdisiplin.
Penulis: Chrisstella Efivania
#ElevateWomen