Fimela.com, Jakarta Media film memang selalu menjadi tempat yang ideal untuk menyuarakan keresahan publik akan isu tertentu. Film Penyalin Cahaya pun dipergunakan sang sutradara, Wregas Bhanuteja untuk menggambarkan keresahannya terhadap isu kekerasan seksual yang masih terjadi di muka publik.
Film Penyalin Cahaya lahir dari pengamatan Wregas Bhanuteja atas realitas tentang banyak korban kekerasan seksual yang tidak mendapat keadilan. Terlebih, stigma publik dan minimnya dukungan terhadap para penyintas kekerasan seksual membuat mereka lebih memilih untuk memendam apa yang dialami ketimbang bersuara dan melakukan perlawanan.
"Saya merasa masyarakat kita sangat urgent atau perlu untuk mengetahui soal daruratnya kekerasan seksual di tempat kita ini," kata Wregas Bhanuteja dalam konferensi secara pers virtual beberapa waktu lalu. Saya rasa film ini haruslah hadir untuk membangkitkan awarness di masyarakat tentang pentingnya melawan bersama-sama kekerasan dan pelecehan seksual," lanjutnya kemudian.
Tentang Filmnya
Film Penyalin Cahaya bercerita tentang Sur yang harus kehilangan beasiswa karena dianggap mencemarkan nama baik fakultas usai fotonya dalam keadaan mabuk beredar. Sur tidak mengingat apapun yang terjadi pada dirinya tadi malam. Ini adalah kali pertama Sur datang ke pesta kemenangan komunitas teater di kampusnya, dan mendapati dirinya tidak sadarkan diri.
Sur meminta bantuan Amin, teman masa kecilnya yang menjadi tukang fotokopi yang tinggal dan bekerja di kampus, untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya di malam pesta tersebut.
Untuk film panjang pertamanya ini, Wregas Bhanuteja melibatkan beberapa bintang muda seperti Shenina Cinnamon, Luthesa, Dea Panendra, Jerome Kurnia, dan Chicco Kurniawan.
Tayang Internasional
Film Penyintas Cahaya sendiri terpilih masuk dalam program kompetisi utama New Currents dan melakukan World Premiere di perhelatan Busan International Film Festival (BIFF) ke-26 di Korea Selatan. Di samping itu, beberapa film lokal lain yang juga rencananya akan diputar di Busan International Film Festival antara lain Nussa, Death Knot, dan Paranoia.