Fimela.com, Jakarta Mempunyai bayi cerdas merupakan harapan setiap orangtua. Bagaimana caranya? Tak perlu seorang jenius untuk membantu anak-anak mencapai potensi intelektual mereka, hanya orangtua yang penuh kasih sayang dan terlibat.
Berikut adalah 5 cara menyenangkan dan mudah dipraktikkan untuk mendorong bayi cerdas dan pintar menurut penelitian melansir dari babycentre.com;
Ikatan dengan bayi
Otak terhubung untuk mencari keamanan sebab jika tidak, ia menolak untuk belajar. Menurut Tracy Cutchlow, editor buku Brain Rules for Baby hal itu mengapa sangat penting untuk membangun rasa aman bagi bayi.
Kontak skin-to-skin juga membantu membangun rasa aman, seperti halnya saat tatap muka, pijat bayi, berbicara dengan bayi, dan menggendong bayi. Menciptakan rasa aman bisa jadi tantangan bagi orangtua baru yang berjuang melawan kurang tidur, isolasi sosial dan tugar baru yang bisa jadi tidak setara antara pasangan.
Cutchlow menyarankan untuk menuliskan tugas-tugas, mencapai kesepakatan dengan pasangan tentang cara membaginya. Dan mendukung di saat-saat yang penuh emosi.
What's On Fimela
powered by
Ceritakan Harimu
Para ahli merekomendasikan untuk banyak berbicara dengan bayimu. "Otak adalah organ pencari pola. Semakin banyak mendengar pola bahasa, semakin mudah belajar bahasa," kata pakar perkembangan otak awal dan penulis buku Bright From the Start Jill Stamm.
Tracy Cutchlow juga menyarankan untuk menceritakan hari kita. Memberikan informasi seperti ini dipercaya meningkatkan kekuatan otak bayi kita.
Pada usia 3 tahun, anak-anak yang lebih sering diajak bicara memiliki IQ 1,5 kali lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak. Pada saat SD, mereka juga memiliki keterampilan membaca, mengeja, dan menulis yang jauh lebih kuat.
Tiga kunci untuk menerapkannya; jumlah kata, variasi, dan kerumitan kata. Serta cara kita mengucapkannya.
3. Investasikan Waktu Tatap Muka
Ingin menatap bayi selama berjam-jam? Lakukanlah karena hal itu meningkatkan perkembangan otak bayi.
Penelitian menunjukkan jika bayi mulai mengenali ekspresi wajah orangtua sendiri pada usia 3 atau 4 bulan. Sekitar 5 bulan, bayi dapat memahami emosi pada wajah orang yang tidak dikenal, dan pada usia 7-9 bulan, mereka juga dapat membaca wajah binatang seperti anjing dan monyet.
Emosi adalah salah satu cara pertama bayi berkomunikasi dengan kita, kata Ross Flom, profesor psikologi dan ilmu saraf di Universitas Brigham Young di Provo, Utah. Kemampuan membaca ekspresi wajah adalah landasan keterampilan komunikasi nonverbal yang kuat agar menyiapkan bayi untuk kerja tim yang lebih baik serta hubungan jangka panjang yang lebih kuat sebagai orang dewasa.
Namun Cutchlow juga mengatakan jika jangan memaksakan bayi jika mereka sudah menunjukkan ciri-ciri lelah karena otak juga butuh istirahat. Seperti saat mereka memalingkan wajah atau mencoba melepaskan diri, beri beberapa bayi waktu beberapa menit untuk memproses apa yang telah mereka pelajari.
4. Batasi 'bucket' time
Penulis Bright From the Start Jill Stamm mengatakan banyak anak-anak yang menghabiskan waktu terlalu banyak di 'bucket' seperti stroller, kursi mobil dan sejenisnya yang membatasi gerakan bayi. Sebab bayi perlu dapat merespons secara bebas terhadap rangsangan yang ada di sekitarnya.
Untuk itu mereka harus bisa bergerak bebas, melihat ke depan, ke samping, dan ke belakang. Mereka perlu mengikuti sinyal dari mata, telinga dan yang dianggap harus diwaspadai.
5. Arahkan jarimu
Penelitian menunjukkan jika anak-anak belajar bahasa lebih cepat jika kita menunjuk ke suatu objek sambil mengucapkan kata. Pada Awalnya bayi akan melihat kita menunjuk.
Seiring bertambahnya usia, dia mungkin melihat jari telunjuk kita. Sekitar 9 bulan, kebanyakan bayi mulai mengikuti jari telunjuk dan memperhatikan apa yang kita tunjuk, ujar profesor psikologi BYU, Ross Flom.