Fimela.com, Jakarta Chef Juna kini menjadi sorotan bahkan kehidupan masa kecilnya pun mengejutkan publik. Pemilik nama Junior John Rorimpandey ini mengaku bahwa masa kecilnya sangat suram hingga pernah mengalami penyiksaan dan hampir mati ditembak.
Kini ia sukses menitih karier menjadi salah satu chef sukses yang menjadi idola di Indonesia. Meksi sudah mendulang kesuksesan, rupanya Chef Juna memiliki kisah kelam di masa lalu.
Seperti anak muda pada umumnya, Chef Juna sempat terjerumus ke dalam lingkungan pergaulan yang salah. Bahkan ia harus menikmati kehidupannya dalam pergaulan bebas yang sangat keras.
"Umur 6 tahun main sama anak umur 13. Umur 13 udah main sama anak umur 20-an. By the time, saya umur 18 sudah main dengan orang-orang umur 30," ujar Chef Juna seperti dilansir dari YouTube Puella ID pada Minggu, 29 Agustus 2021.
Meniru Hal Negatif
Dalam pergaulannya seperti itu, akhirnya Chef Juna akhirnya menirukan berbagai pengalaman teman-temannya. Sayangnya, ia justru banyak meniru hal negatif dibanding hal positif dari lingkungannya.
"Dan saya seperti spoons, saya menyerap semuanya. Sayangnya, kebanyakan yang jelek-jeleknya yang diserap," tutur Chef Juna.
Kekecewaan
Walaupun begitu, Chef Juna menyadari bahwa saat itu kenakalannya merupakan salah satu caranya mengungkapkan kekecewaan atas keadaan. "Tapi akhirnya setelah belajar, lebih mengenal diri, akhirnya terkuaklah marah kepada keadaan. Karena saya menjadi anak yang berbeda dari anak yang lain," ungkapnya.
Tak hanya itu, Chef Juna mengaku pernah diksa hingga hampir mati ditembak. Ia sendiri mengaku jika dirinya pernah melakukan kekerasan pada orang lain.
"Itu pada tahun segitu, '90 awal, itu memang banyak terjadi. Pergaulan pada saat itu memang banyak seperti itu, jadi bukan hanya aku yang pernah digituin, tapi kita juga pernah gituin orang," tuturnya.
Sadar
Sadar akan kesalahannya, Chef Juna pun menegaskan bahwa perbuatannya tersebut memang tidak layak dicontoh. "Zaman dulu kalau kita tidak suka sama orang, ya biasalah diambil dari rumahnya. Itu bukan sesuatu yang patut dicontoh, bahkan it's not good, obviously (sama sekali nggak bagus, jelas sekali)," jelasnya.
Lama kelamaan, Chef Juna menyadari bahwa jalan yang dipilihnya kala itu salah dan harus diperbaiki. Hingga akhirnya ia meninggalkan kehidupan kelamnya itu dan memutuskan pergi ke Amerika.
"Akhirnya berpikir, ini nggak mungkin hidup seperti ini terus. Pilihannya cuma dua, mati OD somewhere, atau mati dibunuh orang. I need some fresh start (aku butuh awal yang baru), kebetulan Amerika menarik siswa untuk sekolah pilot," tutup Chef Juna.