Merindukan Kemeriahan Bulan Kemerdekaan di Siborong-Borong

Endah Wijayanti diperbarui 01 Sep 2021, 13:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Punya cerita atau pengalaman tentang rasa rindu kepada kampung halaman, berbagai macam makanan khas daerahmu yang menggugah selera, hingga objek wisata yang bagai surga dunia? Atau punya cara tersendiri dalam memaknai cinta Indonesia? Pada bulan Agustus kali ini, kamu bisa membagikan semuanya dalam Lomba Share Your Stories bulan Agustus dengan tema Cinta Indonesia seperti tulisan yang dikirim oleh Sahabat Fimela ini.

***

Oleh: Reni Priska Panjaitan

Tak terasa sudah memasuki bulan Agustus, wujud kebanggaan saya sebagai bangsa Indonesia dalam menyambut bulan kemerdekaan, saya akan memasang bendera Merah Putih di depan rumah. Akibat pandemi covid 19, sudah dua tahun saya dan rekan kerja mengikuti upacara menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia secara virtual.

Seluruh bangsa Indonesia juga menyaksikan pengibaran bendera Merah Putih di Istana Merdeka melalui media televisi dan media online. Setiap kali bendera itu dikibarkan, tak terasa airmata saya menetes, saya akan mengenang pengorbanan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan sampai titik darah penghabisan.

Selain itu teringat pada tanggal yang sama empat tahun lalu, amang (orangtua laki-laki dalam bahasa Batak) menghembuskan nafas terakhir, dan saya sedang berjuang melahirkan anak pertama ke dunia. Tanggal tujuh belas Agustus adalah tanggal yang bermakna dalam hidup saya, di mana kenangan suka dan duka menyatu.

Saat ini saya bekerja dan tinggal di kota Jakarta. Setiap memasuki bulan kemerdekaan, mengingatkan saya dengan kampung halaman di Siborong-borong.

Saya merindukan suasana bulan kemerdekaan di sana, semua kemeriahan dan keriuhan yang ada. Setiap warga desa akan bergotong royong membersihkan jalan dan mempercantik desa, karena setiap tahun ada lomba Desa Terindah.

Para lelaki dewasa akan membuat gapura dan umbul-umbul di jalan masuk desa. Para perempuan akan menyiapkan makanan serta minuman. Anak-anak bersukacita mengikuti setiap perlombaan yang ada.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Ragam Lomba dan Kuliner

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/oduaimages

Kegembiraan tergambar jelas pada setiap wajah, semua warga mengambil bagian dalam memeriahkan semangat kemerdekaan. Perlombaan dibagi dalam dua kategori yaitu usia dewasa dan anak-anak.

Setiap tahun saya selalu mengikuti semua perlombaan yang ada, seperti balap karung, tarik tambang, panjat pinang, balap engrang, balap bakiak, memancing, makan kerupuk, memasukkan paku ke dalam botol, memindahkan belut ke ember, memindahkan kelereng pakai sendok, puisi, pidato, fashion show, dan bermain futsal dengan daster.

Setiap tanggal tujuh belas Agustus, inang (orangtua perempuan dalam bahasa Batak) selalu memasak makanan khas Batak untuk keluarganya, seperti arsik (ikan mas yang dimasak dengan bumbu khas batak seperti andaliman), saksang (makanan yang terbuat dari daging babi atau kerbau yang dimasak dengan bumbu khas batak), mie gomak (mirip dengan mie spaghetti yang dimasak dengan bumbu khas batak), dali ni horbo (disebut juga keju khas batak, terbuat dari susu kerbau yang diolah secara tradisional), dan ombus-ombus (kue khas batak yang terbuat dari tepung beras yang diberi gula di tengahnya dan dibungkus dengan daun pisang). Saya selalu merindukan suasana bulan kemerdekaan di Siborong-borong.

Semangat kemerdekaan dan kecintaan terhadap tanah air yang saya teladani dari orangtua, menginspirasi untuk melestarikan budaya Indonesia. Menumbuhkan semangat perjuangan dalam diri anak-anak saya dan mengenalkan mereka pada sosok para pahlawan yang telah berkorban untuk meraih kemerdekaan. Mengajarkan kepada generasi muda untuk selalu melestarikan budaya Indonesia dimanapun mereka berada.

Saya bangga menjadi bangsa Indonesia dengan keberagaman yang unik, tetapi tetap bersatu. Saya percaya kita akan selalu menjadi bangsa yang tangguh.

#ElevateWomen