Tak Selalu Menyenangkan, Inilah 4 Sumber Masalah yang Sering Muncul dalam Hubungan

Gayuh Tri Pinjungwati diperbarui 31 Agu 2021, 11:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Kita semua berusaha untuk memiliki hubungan yang sehat dengan pasangan kita, apakah itu berarti berkompromi, jujur, atau melakukan hal-hal kecil seperti membuang sampah. Tetapi terkadang, pasangan menemukan diri mereka berdebat satu sama lain, tidak yakin bagaimana berkomunikasi dengan benar dan memperbaiki masalah.

Tidak peduli seberapa solid hubunganmu dengan pasanganmu, tetapi kalian akan tetap menghadapi masalah dan sering berdebat. Ketidaksepakatan dan konflik hanyalah fakta kehidupan dan pasti akan muncul. Berikut adalah 4 sumber masalah hubungan yang paling umum dihadapi setiap pasangan.

1. Memiliki Harapan Tentang Bagaimana Kamu Seharusnya Dicintai

Ada keinginan alami manusia untuk cinta dan penerimaan. Ketika keinginan ini berubah menjadi harapan, itu sering mengarah pada kekecewaan dan tuntutan. Sebenarnya, tidak ada yang bisa mencintaimu seperti kamu ingin dicintai karena tidak ada orang lain yang bisa menjadi dirimu. Kita masing-masing mencintai orang lain berdasarkan bagaimana kita memandang dan memahami cinta. Jadi pasanganmu mencintai dirimu sebaik yang mereka tahu, mengingat pemahaman dan keyakinan mereka saat ini tentang cinta.

Jika kamu memiliki ekspektasi tentang bagaimana kamu ingin dicintai dan merasa frustrasi pasanganmu tidak mengerti, kamu menyarankan orang tersebut untuk mengenalmu seperti dirimu sendiri. Ini tidak realistis!

2. Membiarkan Pengalaman Masa Lalumu Membentuk Keyakinan Berkelanjutan Tentang Cinta

Kamu dan pasangan berasal dari pengalaman hidup yang berbeda. Kamu tidak berbagi orangtua, pengalaman masa kecil, atau tempat tinggal yang sama, jadi wajar jika kalian berdua memiliki perspektif dan sistem kepercayaan yang berbeda tentang hubungan.

Untuk menemukan titik tengah, kalian berdua harus bersedia menerima sudut pandang pihak lain dan, dari sana, bekerja untuk menemukan titik temu. Hubungan menjadi lebih menantang dan melelahkan ketika kita menolak untuk menerima perspektif dan cara orang lain.

2 dari 2 halaman

3. Merasa Menjadi Benar

Ilustrasi/copyright shutterstock.com/Wassana Panapute

Salah satu masalah hubungan terbesar dari semuanya adalah kebutuhan untuk menjadi benar. Kebutuhan ini menyebabkan perebutan kekuasaan, ketidakpercayaan, dan konflik dalam hubungan. Kebutuhan untuk menjadi benar ini berdampak negatif pada komunikasi, penetapan dan pencapaian tujuan hubungan, kerjasama dengan masalah keuangan, dan keintiman dan perjuangan seksual.

Jika kamu harus benar di atas segalanya, pasanganmu akan merasa dihakimi, tidak penting, tidak berarti, tidak dicintai, dan tidak dihargai apa adanya. Apa yang membuat hubungan berhasil adalah ketika kedua pasangan menyelaraskan dengan hubungan, bukan diri mereka sendiri.

Tantanganmu adalah melihat nilai dalam pandangan dan keyakinan pasangan dan mempertimbangkan sudut pandang mereka. Ini membantu memperluas perspektifmu tentang pengalaman pasangan dan memperdalam makna hubungan. Melakukan hal ini meningkatkan kebahagiaan batin, dan menunjukkan kepada pasanganmu bahwa kamu peduli pada dirinya, menghargai perspektif, dan menghargai hubunganmu dengan dirinya.

4. Tidak Menyelesaikan Permasalahan Penting

Banyak masalah hubungan diabaikan dan dipendam karena kesibukan sehari-hari di sekitar pekerjaan, dan memenuhi kebutuhan dan kewajiban lain. Tuntutan-tuntutan ini hanya menyisakan sedikit atau tidak ada waktu atau energi untuk diskusi.

Mungkin salah satu atau kalian berdua takut akan konfrontasi dan konflik, atau mungkin kalian tidak meluangkan waktu untuk membicarakan dan menyelesaikan masalah bersama.

Belajarlah untuk menerima dan menangani masalah dan konflik yang terjadi untuk menghindari konflik dan luka yang lebih besar di masa depan. Gunakan keterampilan pemecahan masalah yang konstruktif dan berusahalah untuk menjadi proaktif daripada reaktif dalam masalah dan diskusi seputar pemecahan masalah itu.

#ElevateWomen