Fimela.com, Jakarta Sebagai perempuan akan lebih baik jika bisa mandiri secara finansial. Hal ini dibuktikan oleh tiga srikandi yang berkecimpung di bisnis UMKM. Mereka adalah Arlin Chondro, Lidya Angelina Rinaldi, dan Anisa Azizah.
Mereka berani membuat gebrakan dan mengembangkan usahanya di tengah pandemi dengan mengikuti Diplomat Success Challenge ke-12. Masing-masing perempuan ini mengembangkan tiga bidang bisnis UMKM yang berbeda. Mau tahu cerita mereka? Simak informasi selengkapnya.
1. Arlin Chondro
Memiliki bisnis UMKM dengan produk kesehatan dan skin care berbahan alami bernama Peek Me Naturals, Arlin merintis bisnisnya berangkat dari niatnya sebagai Ibu yang mencari alternatif lebih alami untuk anaknya yang mengalami asma dan alergi.
Peek. Me Natural menjadi terapi alternatif dalam bentuk aromaterapi dengan memanfaatkan khasiat essential oils. Namun saat pandemi menerjang, performa bisnisnya sempat turun. Hal ini tidak membuat Arlin berhenti dan mendorong Best of The Best Challenger DSC XI ini untuk cepat beradaptasi dengan buat gebrakan pengembangan produk baru.
Melalui Peek. Me Naturals, brand yang melansir produk kesehatan hingga skincare berbahan alami, meluncurkan produk baru yaitu terapi anosmia yaitu produk aromaterapi yang membantu mengembalikan indera penciuman yang hilang. Produk berupa satu set in healer ini diciptakan untuk menstimulasi saraf olfaktori supaya dapat membantu indera berfungsi kembali
2. Lidya Angelina Rinaldi
Lidya Angelina Rinaldi melakukan manuver perubahan strategi yaitu fokus pada spesifik market yang punya potensi besar di tengah situasi pandemi. Setelah melalui riset perilaku konsumen di tengah pandemi dan berbekal insight yang didapatkan saat ikuti mentoring Diplomat Entrepreneur Network, Lydia melahirkan produk baru bernama Vanilla Pound Cake Mix.
Produk vanila yang diklaim sehat dan bebas gluten yang dirancang membantu masyarakat urban yang akhir-akhir ini gemar baking saat menghabiskan di rumah saja.
“Dengan cara penggunaan yang mudah, produk ini membantu masyarakat menyalurkan hobi ‘baking’ di rumah. Tidak saja di Indonesia, produk ini pun meraih respon positif dari luar negeri.” ujar Lidya.
3. Anisa Azizah
Anisa Azizah tidak ragu mencemplungkan dirinya di dunia konstruksi yang didominasi oleh pria dengan mendirikan Tech Prom Lab. Tech Prom Lab yang merupakan bisnis rintisan berfokus pada inovasi material bangunan, langsung cepat beradaptasi hadapi ketidakpastian pandemi. Setelah fokus pengembangan hasil riset di lab, bersama timnya Anisa merilis produk beton berpori untuk dikomersilkan.
Namun di tahun kedua bisnis berjalan, pandemi memaksa Anisa untuk memutar otak dalam memasarkan beton berpori pada masyarakat umum. Anisa pun mengubah channel pemasaran dari sebagian besar melalui offline ke online.
“Memang awalnya sulit. Tidak familiar menjual bahan baku bangunan melalui online. Namun dengan riset mengetahui lebih jauh siapa target marketnya, menganalisa perilaku mereka mencari sumber informasi, akhirnya kami bisa ketahui platform digital apa yang cocok menjual bahan bangunan. Bahkan terbukti penjualan terdongkrak naik melalui lead dari digital.” ungkapnya.
Simak video berikut ini
#Elevate Women