Setelah Gagal Lolos Seleksi 7 Kali, Seorang Anak Pedagang Bakso Akhirnya jadi Prajurit TNI

Fimela Reporter diperbarui 31 Agu 2021, 09:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Sebuah kisah inspiratif datang dari Prajurit TNI AD Serda Dodi Wardiono yang merupakan seorang anak pedagang bakso. Latar belakang ekonomi tak menghalangi dirinya untuk bisa menjadi seorang prajurit TNI, dan semangatnya tak pernah padam meski sudah gagal lolos seleksi selama 7 kali. 

Lahir dari keluarga sederhana, Serda Dodi berkeinginan kuat untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi dengan ikut seleksi Prajurit TNI. Perjuangan Dodi dalam menggapai citanya demi menjadi seorang abdi negara tidaklah mudah. 

Dirinya mengungkapkan bahwa ia telah berkali-kali mendaftar menjadi TNI AD, namun belum beruntung. Baru pada pendaftaran yang ketujuh, Dodi berhasil. 

Lantas bagaimana cerita dari Serda Dodi yang kini telah berhasil menjadi seorang prajurit TNI? Dilansir dari Merdeka.com pada Jumat (27/8), berikut ulasan selengkapnya. 

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Cita-cita sejak umur 7 tahun

Foto Ilustrasi TNI (Liputan6.com/Johan Tallo)

Serda Dodi merupakan seorang anak dari pedagang bakso yang bernama Jamianto, yang merupakan warga asli Wonogiri namun nekat mengadu nasib di pulau Kalimantan. 

Melansir dari Merdeka.com, Jamianto bersama keluarganya mencari penghidupan dengan berjualan bakso selama 12 tahun. Namun Jamianto menjelaskan bahwa sejak kecil sang putra memang telah memiliki cita-cita untuk menjadi seorang prajurit yang gagah dan berani. 

“Dari umur 7 tahun lah anak saya kepengen jadi tentara. Aku dengar, tentara itu butuh biaya besar. Sampai butuh biaya itu saya kan ndak mampu bayar,” ujar Jamianto, dikutip dari akun Instagram @tni_angkatan_darat.

Karena harus merogoh kocek mahal, cita-cita dari Dodi sempat pupus karena ketidak mampuan dalam segi pembiayaan. 

3 dari 4 halaman

Penuh persiapan

Ilustrasi Prajurit TNI (Foto: instagram.com/tni_angkatan_darat)

Tetapi, hal itu langsung ditepis Dodi sendiri, karena Serda Dodi langusng membuktikan kepada sang ayah bahwa hal itu tak benar. Setelah disetujui untuk menjadi prajurit TNI, akhirnya Serda Dodi langsung melakukan latihan fisik setiap hari dengan berlari minimal dua kali sehari. 

“Persiapannya itu ya lari pagi siang, dua kali pokoknya sehari itu,” ujar Jamianto menjelaskan persiapan sang anak dalam menggapai asanya menjadi seorang prajurit. 

Ingin bangkit dari keterpurukan ekonomi

Cita-citanya sebagai seorang prajurit merupakan salah satu solusi yang dipikirkan oleh Serda Dodi untuk keluar dari keterpurukan ekonomi dan rantai kemiskinan yang selama ini melingkupinya. 

Ia mengungkapkan bahwa semua hal yang ia lakukan selama ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan kedua orangtuanya. 

“Pengan saja. Orangtua soalnya rata-rata kan, cari pekerjaan susah, ya sudah. Dari situ saya niatkan, jadi TNI Angkatan Darat kan bisa meningkatkan taraf hidup orangtua,” tutur Serda Dodi dalam video yang diunggah di laman Instagram resmi TNI AD.

4 dari 4 halaman

Pantang menyerah hingga 7 kali

Ilustrasi Prajurit TNI (Foto: instagram.com/tni_angkatan_darat)

Semua harapan dan keinginan dari Serda Dodi tak pernah terpatahkan. Bahkan, dirinya menjelaskan bahwa ia sempat ditolak menjadi seorang prajurit TNI sebanyak 7 kali. 

Namun, kegagalannya tak membuat dirinya putus asa dan tak serta-merta membuatnya terpuruk. Serda Dodi terus melangkah hingga akhirnya berhasil lolos. 

“Saya itu setiap ada pembukaan itu pasti daftar, Mbak. Sampai tujuh kali, lah, total saya mendaftar itu. Setelah tujuh kali, baru lolos,” ceritanya. 

Serda Dodi merupakan seorang prajurit TNI AD yang lulus pada tahun 2016. Kala itu, ia langsung bertugas di Dinas Penerangan TNI AD (Dispenad).

Penulis: Chrisstella Efivania

#ElevateWomen