Fimela.com, Jakarta Di antara kita semua pasti pernah punya keinginan untuk melintasi waktu. Mungkin ke masa lalu atau masa depan. Harapannya saat bisa menembus dimensi waktu kita bisa memperbaiki situasi atau keadaan. Andai punya mesin waktu, pasti ada tempat-tempat yang ingin kita kunjungi lagi atau orang-orang yang ingin kita temui lagi. Ada kenyataan yang ingin kita ubah. Namun, bagaimana jadinya jika kita bisa melintasi waktu tapi tak ada kenyataan yang bisa diubah?
Sebuah kafe tua bisa membawa para pengunjungnya untuk menjelajah waktu. Akan tetapi, ada beberapa syarat yang perlu dipatuhi dan hal yang harus diingat. Salah satu yang terberat adalah kenyataan yang sudah terjadi tidak akan pernah bisa diubah. Kembali ke masa lalu atau pergi ke masa depan tidak akan mengubah realitas. Lalu, apa gunanya menjelajahi waktu?
Novel Funiculi Funicula
Judul: Funiculi Funicula
Penulis: Toshikazu Kawaguchi
Alih bahasa: Dania Sakti
Desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kedua: Mei 2021
Di sebuah gang kecil di Tokyo, ada kafe tua yang bisa membawa pengunjungnya menjelajahi waktu. Keajaiban kafe itu menarik seorang wanita yang ingin memutar waktu untuk berbaikan dengan kekasihnya, seorang perawat yang ingin membaca surat yang tak sempat diberikan suaminya yang sakit, seorang kakak yang ingin menemui adiknya untuk terakhir kali, dan seorang ibu yang ingin bertemu dengan anak yang mungkin takkan pernah dikenalnya.
Namun ada banyak peraturan yang harus diingat. Satu, mereka harus tetap duduk di kursi yang telah ditentukan. Dua, apa pun yang mereka lakukan di masa yang didatangi takkan mengubah kenyataan di masa kini. Tiga, mereka harus menghabiskan kopi khusus yang disajikan sebelum kopi itu dingin.
Rentetan peraturan lainnya tak menghentikan orang-orang itu untuk menjelajahi waktu. Akan tetapi, jika kepergian mereka tak mengubah satu hal pun di masa kini, layakkah semua itu dijalani?
***
Funiculi Funicula, novel ini menghadirkan kisah yang begitu menarik. Dengan latar tempat di sebuah kafe tua, kita akan diajak untuk memasuki dimensi yang berbeda. Terlebih karena kafe ini menawarkan kesempatan untuk para pengunjungnya bisa menjelajahi waktu.
"Banyak sekali peraturan yang merepotkan untuk kembali ke masa lalu. Bertemu hantu, menghadapi kutukan. Itu baru awalnya." (hlm. 48)
Jangan dibayangkan cara untuk menjelajah waktu adalah menggunakan mesin waktu seperti yang dimiliki Doraemon, ya. Peraturan di kafe Funicula Funicula bagi pengunjung yang ingin menjelajah waktu sangat ketat. Harus duduk di kursi tertentu, harus menunggu perempuan misterius untuk beranjak dari tempat duduk tersebut, harus menghabiskan kopi yang disajikan sebelum dingin, dan harus menyadari dengan penuh bahwa kenyataan tak akan pernah berubah. Kalau ada peraturan yang dilanggar, sebuah konsekuensi serius harus ditanggung.
Apakah ada pengunjung yang tetap mau menjelajah waktu meski mereka tak bisa mengubah kenyataan? Ternyata ada.
"Kafe ini tak berjendela. Penerangannya selalu redup dan interiornya bernuansa sepia. Tanpa melihat jam, sulit untuk mengetahui apakah saat itu siang atau dan malam. Dan meskipun ada tiga jam dinding, ketiganya menunjukkan waktu yang berlainan." (hlm. 96)
Seorang perempuan tetap harus merelakan kekasihnya pergi tapi ada sesuatu yang berubah saat ia berkesempatan menemui kekasihnya di masa lalu. Kehidupan sepasang suami istri tak lagi sama ketika suaminya mengidap sebuah penyakit, tapi sepucuk surat yang didapati ketika melintasi waktu menghadirkan perubahan yang tak pernah diduga.
Sudah ditegaskan bahwa kenyataan tidak akan berubah meski bisa kembali ke masa lalu. Hal ini juga berlaku pada kejadian kematian. Seorang kakak memutuskan untuk menemui adik yang beberapa waktu terakhir dihindari. Pertemuan tersebut tidak bisa mencegah sebuah kematian, tapi menghadirkan sesuatu yang berbeda.
Bahkan yang mengelola kafe ini pun mengambil keputusan yang cukup berisiko berkaitan dengan perjalanan melintasi waktu. Sosok perempuan misterius yang diceritakan di novel ini juga cukup membuat kita penasaran, siapakah dia sebenarnya?
Membaca novel ini menghadirkan pengalaman yang menghangatkan hati. Ada sebentuk cinta, kerinduan, kesedihan, hingga sekeping kebahagiaan yang dibagikan dalam rangkaian halaman novel ini. Kalau kamu diberi kesempatan untuk memutar waktu, meski tak bisa mengubah kenyataan yang ada, kamu ingin ke masa depan atau masa lalu?
#ElevateWomen