Fimela.com, Jakarta Walaupun benar beberapa minyak buah dan sayur mengandung SPF tingkat rendah dan sebagian besar jumlahnya telah meningkat pesat, mereka tidak boleh digunakan sebagai perlindungan efektif terhadap sinar UVB dan UVA sebagai tabir surya. Minyak menyerap sinar matahari dan menghangatkan kulit.
Saat kamu mengoleskan minyak ke kulit sebelum terpapar sinar matahari, kamu mengintensifkan panas matahari, yang menyebabkan luka bakar dan kerusakan kulit. Ini menginduksi mutasi tertentu, yang bisa menyebabkan kanker kulit.
Ini juga memecah kolagen dan elastin, yang menyebabkan penuaan, bintik-bintik cokelat, dan hiperpigmentasi. Dengan kata lain, menggunakan minyak justru bisa memperburuk kerusakan akibat sinar matahari, seperti dilansir dari bustle.com.
Terlebih lagi, minyak alami tidak memiliki filter tabir surya UVA dan UVB yang harus disetujui oleh FDA global. Tabir surya buatan sendiri juga kehilangan bahan-bahan yang diperlukan untuk menstabilkan formula dan memastikan ia mempertahankan kemanjuran selama paparan sinar matahari dan dalam jangka panjang.
Jangan menggantikan tabir surya dengan minyak alami, ini alasannya
Minyak alami dapat teroksidasi dengan sangat cepat di udara dan sinar matahari, inilah sebabnya mereka sering dikemas dalam botol kaca gelap, yang kualitas pelindungnya tidak tahan lama.
Bahan-bahan tabir surya sebenarnya tidak berbahaya atau karsinogenik dan ini perlu ditekankan agar masyarakat tidak takut dengan tabir surya. Para pakar merekomendasikan penggunaan tabir surya dengan SPF minimal 30, karena itu tingkat minimum di mana kulit terlindungi dari sinar UV.
Sebaliknya, minyak kelapa dan minyak zaitun memiliki tingkat SPF 8, sedangkan minyak peppermint, minyak lavender, dan minyak almond memiliki tingkat SPF 7,6, dan 5. Meskipun minyak tidak boleh menggantikan tabir surya, tapi kamu boleh menggunakannya bersamaan dengan SPF, terutama sebelum dan setelah kamu terpapar sinar matahari.
#Elevate Women