Kisah Nenek Sebatang Kara Penjual Buah Tapi Sering Tak Laku, Alasannya Lebih Pilu

Fimela Reporter diperbarui 25 Agu 2021, 14:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Di masa tua, harusnya seseorang sudah bisa menikmati sisa hidupnya dengan nyaman. Pada usia lanjut juga menjadi salah satu fase di mana banyak orang mengharapkan ketenangan dalam hidupnya. 

Namun, tidak semua orang bisa seberuntung itu dan bisa menikmati hidup di masa tuanya. Seperti seorang nenek yang hidup sebatang kara ini, masih harus berusaha menyambung kehidupannya dengan cara berjualan buah. 

Diketahui, nenek yang bernama Minah ini telah berpisah dengan anaknya dan kini hidup sebatang kara di gubuk tak layak berukuran 2x3 meter. Sedihnya, buah dagangan yang Minah jual pun sering tak laku karena alasan yang sangat memilukan. Hal ini dikutip dari unggahan di akun Instagram @rumahyatim pada Rabu (25/8). 

Dirinya harus membayar sewa kontrakannya sebesar Rp 300 ribu per bulannya, namun karena kondisi dirinya yang kini tak sekuat dulu dan buah dagangannya sering tak laku, Nenek Minah jadi kesulitan untuk mencari uang untuk menghidupi dirinya sendiri.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Alasan dagangannya sering tak laku

Ilustrasi dagangan nenek/Sumber: Unsplash

Nenek Minah ini adalah salah seorang lansia yang tetap berjuang sendirian di usia senja. Karena sudah tinggal terpisah dari anak-anaknya, akhirnya ia memilih untuk berjualan buah demi mencari nafkah agar dapat bertahan hidup. 

Namun sedihnya, dagangannya tersebut seringkali tak laku. “Setiap hari nenek berjualan buah-buahan. Namun nahas jualan nenek sering tak laku,” ungkap keterangan dalam unggahan akun Instagram @rumahyatim. 

Alasan tak lakunya dagangan Nenek Minah ini pun juga menyayat hati. Minah mengaku bahwa para pembelinya kebanyakan merasa jijik pada dirinya. “Pembeli pada jijik sama nenek,” ungkapnya.

Ilustrasi gubuk tak layak yang dihuni oleh Nenek Minah (Foto Istimewah)
3 dari 3 halaman

Tak ingin meminta-minta

Ilustrasi nenek meminta-minta (Unsplash)

Dilansir dari unggahan @rumahyatim, diketahui penghasilan Nenek Minah hanya Rp15 ribu per harinya, bahkan terkadang ia tak mendapatkan penghasilan sama sekali karena buahnya tak laku. 

Jika dilihat dari hasil jualannya yang begitu jauh dari kata cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Belum lagi, ia sering sakit-sakitan sehingga ia tak bisa bekerja dan kesulitan untuk memenuhi biaya hidupnya bahkan hanya untuk sesuap nasi. 

Biasanya, Minah terpaksa harus puasa karena menahan lapar. “Nenek Minah lebih baik menahan lapar daripada harus meminta-minta atau meminjam (uang) kepada orang lain. Bagi Nenek, selagi Nenek masih kuat untuk bekerja, Nenek akan berusaha,” ujar Minah. 

Penulis: Chrisstella Efivania

#ElevateWomen