Fimela.com, Jakarta Dr. Drs. H. Mohammad Hatta atau dikenal sebagai Bung Hatta adalah negarawan sekaligus ekonom Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pertama. Ia bersama Ir. Soekarno memainkan peranan sentral dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia saat berjuang melawan Belanda sekaligus memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Tak hanya itu, Bung Hatta juga dikenal karena kejujuran dan idealisme yang beliau pegang semasa ia hidup bahkan hingga akhir hayatnya.
Dilansir dari laman Merdeka.com, Selasa (24/8/2021) Meutia Hatta mengungkapkan isi wasiat Bung Hatta yang jarang diketahui. Bukan mengenai harta warisan, melainkan wasiat perihal tempat pemakamannya jika ia meninggal dunia.
Siapa sangka, seorang Bung Hatta tidak ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Bahkan, Bung Hatta ingin dimakamkan di tempat makam rakyat biasa. Lantas bagaimana isi surat wasiat Bung Hatta perihal pemakaman? Simak selengkapnya berikut ini.
Tak Ingin Dimakamkan di Kalibata
Seperti yang dilansir Merdeka.com dari akun YouTube Najwa Shihab, Senin (23/8) Bung Hatta rupanya telah menuliskan surat wasiat perihal lokasi pemakamannya. Surat wasiat ini diungkapkan oleh sang putri, Meutia Hatta. Tertulis di dalam surat wasiat tersebut, Bung Hatta tidak ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
"Ibu Meutia saya ingin tanya tentang wasiat Bung Hatta. Menyebut bahwa Bung Hatta tidak mau dimakamkan di Taman Makan Pahlawan," tanya Najwa Shihab.
"Itu pada tahun 1975 beliau menulis dalam tulisan tangan yang sama rapinya seperti tahun 20-an," kata Meutia Hatta.
"jadi persisnya yang dikatakan Bung Hatta Ibu di situ memang tidak mau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan?," tanyanya lagi.
"Iya, tidak ingin dimakamkan (di Kalibata)," jawab Meutia.
"Jadi saya bacakan ya 'Apabila saya meninggal dunia, saya ingin dikuburkan di Jakarta, tempat di proklamasikannya Indonesia Merdeka. Saya tidak ingin dikuburkan di Makam Pahlawan (Kalibata)," kata Meutia membacakan isi wasiat Bung Hatta.
"Saya ingin dikubur di tempat kuburan rakyat biasa yang nasibnya saya perjuangkan seumur hidup saya," sambungnya.
Tidak Cocok di Kalibata
"Adakah alasan lain selain ingin bersama rakyat yang memang diperjuangkannya seumur hidup Ibu?," tanya Najwa.
"Memang rakyat itulah sumber utama yang dipikirkan Beliau. Tapi di samping itu juga ada something nya. Banyak juga Kalibata ini, ada juga orang-orang yang tidak cocok berada di sana begitu. Jadi ya agak mengecewakan," jelas Meutia.
"Jadi sampai akhir hayatnya pun konsistensi itu terlihat," kata Najwa.
"Iya, dan Pak Harto pun mengikuti konsistensi itu memilih Tanah Kusir," kata Meutia.
#ElevateWomen