Fimela.com, Jakarta Pandemi COVID-19 yang telah memasuki tahun kedua memberi serangan telak terhadap sejumlah sektor bisnis. Di sisi lain hal ini juga menggenjot behavior masyarakat untuk berbelanja secara online. Terbukti, produk-produk lokal khususnya dalam bidang kecantikan seperti makeup maupun skincare mengalami peningkatan di tahun 2021 ini.
Berakvitias di rumah juga sedikit banyak memperkuat kesadaran dalam merawat tubuh. Dengan akses berbelanja yang makin mudah, pelaku industri kecantikan lokal, terutama skincare seolah berlomba-lomba menarik minat publik dengan terus meningkatkan kualitas. Salah satunya adalah Somethinc, beauty product yang diprakarsai Irene Ursula.
Berdiri sejak Mei 2019, Somethinc menawarkan rangkaian produk perawatan seperti pembersih wajah, serum, eye cream, chemical exfoliant, essence, toner, hingga pelembab. Selain skincare, Somethinc juga telah merilis lini makeup, seperti cushion, eyeliner, eyeshadow dan masih banyak lagi.
Harus diakui produk kecantikan luar negeri telah meraih popularitas dan kepercayaan di mata konsumen. Namun secara perlahan tapi pasti, sejumlah brand lokal mulai menunjukkan kualitasnya.
Irene menyatakan produk-produknya yang dijual di pasaran tak kalah saing dengan produk kecantikan dari luar negeri yang namanya sudah familiar. Ia tak menyalahkan preferensi yang lebih condong ke brand luar, tapi setidaknya brand lokal patut diberi kesempatan.
"Masih banyak orang menganggap brand luar lebih baik daripada lokal. Tapi kalian harus lihat bahwa brand lokal justru sekarang itu lagi naik lho. Cobain aja satu dulu, kenapa brand lokal bisa lebih baik, Karena brand lokal nggak kalah dengan yang luar," tutur Irene Ursula dalam sesi wawancara khusus bersama FIMELA baru-baru ini.
Untuk meraih reputasi seperti sekarang, Irene telah melalui berbagai fase dalam membangun Somethinc. Mulai dari menyusun konsep, riset produk, pemilihan bahan dan berbagai tantangan sudah ia lakukan.
Namun satu hal yang rupanya juga tak kalah penting bagi Irene, adalah intuisi. "Aku sih anaknya lebih ke feeling anaknya. Saat itu juga belum ada marketplace kan, terus pas aku menerka kayaknya bisa deh aku jualan di sini dan ternyata, it works," tuturnya.
Selain bicara suka duka dalam merintis Somethinc, Irene Ursula juga mencoba mengedukasi publik untuk mendukung produk-produk lokal. Pembicaraan juga menyinggung beberapa stigma terkait produk kecantikan. Simak hasil wawancara selengkapnya berikut ini.
Merintis dari Nol
Berbekal pengalaman dan kegagalan yang sempat dirasakan saat membuat sebuah produk skincare lokal jadi modal Irene Ursula membesarkan Somethinc. Dalam risetnya, dia menemukan pengembangan, teknologi dan bahan baku produk kosmetik lokal itu tidak kalah dengan produk dari luar. Sayangnya, edukasi untuk membangun kepercayaan pada produk lokal masih kurang.
Irene juga mengaku produk Somethinc bukanlah produk yang sekadar mengikuti tren. Semua didasari dari apa yang disuka, kemudian didalami hingga mendapat standar mutu yang tinggi. Hal itu yang kemudian membuatnya mampu bersaing dengan brand lokal lain, bahkan produk-produk impor yang sudah ada.
Bagaimana awal mula lahirnya Somethinc?
Jadi sebenarnya aku sudah pernah gagal 3 kali dalam membuat skincare lokal. Terus akhirnya belajar banyak hal yang nggak ada di buku dan menemukan gap kalau orang Indonesia itu lebih memuji brand luar negeri. Kenapa seperti itu? Karena di Indonesia belum ada brand yang standarnya ya standar luar.
Apa saja kesulitan yang dihadapi saat merintis Somethinc?
Iya kesulitan banget untuk mencari materialnya, dan logo halalnya. Karena itu kita risetnya saja sampai satu tahun. Tapi beda-beda sih, tapi rata-rata ya memakan waktu satu tahun. Jadi misalnya kita keluarkan produk sekarang, itu artinya sudah di-riset tahun lalu.
Modal awal Somethinc sendiri berapa sih dan saat ini ada produk apa saja?
Awalnya 300 juta. Kalau produk, banyak banget ya, karena setiap bulan juga selalu nambah berdasarkan permintaan masyarakat dan riset-riset kita sendiri. Untuk saat ini, yang sudah terdaftar BPOM dan Halal sekitar 140-an.
Setiap bulan menggeluarkan produk baru apa tidak terlalu berisiko, terlebih pandemi yang belum berakhir?
Nggak sih, justru saat pandemi ini orang-orang lebih rajin merawat diri, punya waktu explore skincare mereka, kulit mereka.
Apa keunggulan Somethinc yang membedakan dengan brand lainnya?
Yang membedakan somethinc dengan brand lain itu ya lebih ke spiritnya sih. karena kita pengin bilang ke orang kalau kalian tuh nggak boleh bilang diri kalian itu bukan siapa-siapa karena kalian bisa lho menjadi sesuatu. Karena itu namanya Somethinc. Kita juga percaya skincare itu nggak semua cocok, jadi kita menyediakan opsi untuk kalian. Kita nggak percaya satu skincare cocok untuk semua orang karena setiap kulit itu unik dan beda-beda keluhannya.
Somethinc diklaim brand lokal yang memiliki standarisasi tinggi untuk setiap produknya, kenapa harganya relatif lebih murah dibanding yang lain?
Itu sih lebih ke target market-nya, memasarkannya, balik ke brand sendiri. Intinya kita mau buat glowing Indonesia.
Strategi khusus Somethinc bisa besar seperti sekarang ini gimana?
Nggak ada strategi khusus. Bahkan nggak ada marketing, jadi lakukan yang terbaik saja. Kita juga rajin riset apa yang lagi hype, in, redup, naik, kita selalu rajin itu. Kita juga melakukannya dengan senang kali ya, jadi nggak berasa.
Saat membangun Somethinc sendiri sempat ngerasa gagal nggak? terus gimana bangkitnya?
Wah pernah kayak pas pandemi gini, semua makin lama, produksi terhambat, sempat stress juga, cuma ya balik lagi kalau stress, aku ingat sudah banyak orang di company aku dan aku harus stay untuk diriku sendiri
Brand Lokal Bisa Bersaing
Tak bisa dipungkiri, publik punya stigma tentang brand-brand lokal dalam berbagai bidang. Anggapan jika kualitas produk dari luar selalu dianggap lebih baik dari produk dalam negeri pun juga berlaku di bidang kecantikan yang digeluti Irene. Maka dari itu, ia mencoba mendobrak stigma tersebut dengan Somethinc.
Soal stigma brand luar lebih baik dari dalam negeri, menurut kamu?
Masih banyak orang menganggap brand luar lebih baik daripada lokal. Tapi kalian harus lihat bahwa brand lokal justru sekarang itu lagi naik lho. Cobain aja satu dulu, kenapa brand lokal bisa lebih baik, Karena brand lokal nggak kalah dengan yang luar.
Somethinc ini panutannya ke arah mana?
Lebih ke Korea dan Amerika dan kita kombinasikan ke Indonesia.
Ada beberapa ingredients skincare Somethinc yang dari luar negeri, benar nggak?
Ingredients memang sengaja ada yang kami impor dari luar. Kenapa? Ya karena belum ada supplier dari lokal dan teknologi dari kita juga belum ada.
Bagaimana strategi marketing Somethinc bersaing dengan brand lokal lainnya?
Gimana caranya kamu punya market sendiri, kamu harus punya identitas brand, jangan melenceng. Konsisten dengan brand dan harus suka sih.
Tanggapan masyarakat terhadap Somethinc sejauh ini seperti apa? Sesuai ekspektasi?
So far positif ya, tapi balik lagi cocok-cocokan. Makanya kita buat opsi, kalau nggak cocok Niacinamide bisa pakai yang lain, retinol dan lain-lain.
Stigma skincare hanya untuk perempuan?
Itu hoax karena skincare bisa dipakai kok untuk laki-laki. Cuma kemasannya aja yang diubah, nanti jadi for men. Toh skincare juga seperti itu.
Harapan Somethinc ke depannya?
Misi kita gede banget sih pengin jadi brand lokal pertama yang bisa nembus pasar intenasional dan unicorn Indonesia yang bisa ke luar negeri.
Dengar-dengar akan ada produk baru, konsepnya seperti apa?
Oh iya, Somethinc bakal punya sister brand yang bakal di launching. Kenapa bikin itu? Karena nggak semua masyarakat tidak mengerti apa itu Niacinamide, retinol dll, karena kalau Somethinc lebih spesifik kan ingredients nya. Nah kalau yang Glownic akan lebih mempermudah step skincare mereka. Jadi, kayak kamu punya jerawat, yaudah kamu pakai step yang ini aja, rangkaiannya ada 4.
Peran pemerintah sejauh ini untuk brand lokal khususnya skincare seperti apa sih?
Pemerintah sih sudah mendukung, kalau impor pajaknya. Mereka support brand lokal. Mungkin didukung pameran biar bisa dikenal di luar juga.