Modal Bertani Tanaman Porang yang Hasilnya Rp40 dalam 8 Bulan

Anisha Saktian Putri diperbarui 23 Agu 2021, 17:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Tanaman porang mendadak viral di media sosial karena harga jualnya yang terbilang fantastis. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sempat berdialog dengan sejumlah petani porang saat berkunjung ke PT Asia Prima Konjac, salah satu pabrik pengolahan porang di Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis, (19/8). 

Salah satunya yaitu petani muda, Yoyok Triyono yang merupakan petani porang generasi ketiga di rumahnya. Di hadapan Jokowi, Yoyok bercerita mengenai bagaimana menggiurkannya prospek bercocok tanam umbi-umbian yang sedang naik daun tersebut sehingga menarik minat anak-anak muda di Madiun untuk menggelutinya.

Yoyok baru mulai menanam porang dari tahun 2010 dan awalnya hanya memiliki lahan seluas 0,3 hektare, warisan dari ayahnya. Sekarang, luas lahan yang dimilikinya telah mencapai 3 hektare. Menurutnya, porang adalah komoditas yang sangat menjanjikan karena tidak hanya umbinya saja yang laku. Selain itu, porang juga cukup mudah untuk ditanam.

"Alhamdulillah (tahun) 2020 Bapak Menteri sudah melepas varietas Madiun 1 dan penangkarnya kami semua, Pak. Jadi berbudidaya tanaman porang tanam sekali, bisa dipanen tahun kedua atau tahun ketiga. Setelah itu bertahap setiap tahun tanpa harus tanam lagi," ungkap Yoyok dikutip dalam keterangan Biro Pers Sekretariat Presiden.

Dalam akun Instagramnya, Jokowi menerangkan jika porang merupakan komoditas baru yang dapat memberikan nilai tambah yang baik tidak hanya bagi perusahaan pengolah porang tetapi juga kepada para petani porang.Bayangkan, satu hektar lahan dapat menghasilkan 15 - 20 ton porang. Pada musim tanam pertama para petani dapat menghasilkan hingga Rp40 juta dalam 8 bulan.

Nilainya sangat besar, pasarnya masih terbuka lebar. “Tanaman ini bakal jadi komoditas ekspor andalan baru dari Indonesia jika kita serius menggarapnya. Dan itulah yang saya pesankan kepada Menteri Pertanian, tadi ketika saya berkunjung ke pabrik pengolahan porang milik PT Asia Prima Konjac di Madiun, Jawa Timur,” tulis Jokowi di akun Instagramnya 

Bahkan, menghasilkan keuntungan bisa mencapai Rp3miliar dalam dua musim. Harga porang basah segar dibanderol dengan harga Rp4000-Rp8000 perkilo. Sementara porang kering dengan kualitas ekspor harganya bisa mencapai Rp14ribu per-kilo.

Memiliki kualitas yang masuk dalam standar ekspor, membuat tanaman porang kerap diekspor ke berbagai negara, seperti Jepang, Australia, Amerika, dan Tiongkong. Tiongkok menjadi negara konsumen tanaman porang terbesar dengan kebutuhan hingga 15 ton pertahun.

“Ke depan, saya berharap, porang dapat diekspor tidak hanya dalam bentuk mentah dan barang setengah jadi, namun sudah dalam bentuk beras porang,” tulis Jokowi lagi. 

2 dari 2 halaman

Mengenal tanaman porang dan modal awal

(Foto:Dok.Kementerian Pertanian RI)

Porang atau dalam bahasa latin disebut Amorphopallus muelleri blume merupakan tanaman umbi-umbian yang memiliki banyak keunggulan. Selain rendah kalori dan bebas gula, porang bisa diolah menjadi berbagai bahan makanan hingga bahan kosmetik. Biasa diolah menjadi beras, shirataki, campuran produk kue. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan petani membutuhkan modal yang tidak sedikit untuk menanam porang. Petani memerlukan modal sekitar Rp 70-80 juta per satu hektare.

“Perlu ada relaksasi kredit usaha rakyat atau KUR untuk memudahkan petani memperoleh modal berbudi daya porang. Kementerian Pertanian akan mendukung dengan memberikan penjaminan agar kredit usaha tidak macet,” ujarnya kepada Presiden Jokowi dalam acara kunjungan di PT Asia Prima Konjac, Madiun, seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet.

#elevate women