Fimela.com, Jakarta Punya cerita atau pengalaman tentang rasa rindu kepada kampung halaman, berbagai macam makanan khas daerahmu yang menggugah selera, hingga objek wisata yang bagai surga dunia? Atau punya cara tersendiri dalam memaknai cinta Indonesia? Pada bulan Agustus kali ini, kamu bisa membagikan semuanya dalam Lomba Share Your Stories bulan Agustus dengan tema Cinta Indonesia seperti tulisan yang dikirim oleh Sahabat Fimela ini.
***
Oleh: Meliana Aryuni
A-C-I ...
Ada yang masih ingat lagu itu? Lagu itu sangat ngetop semasa saya SD dulu. Ternyata saya sudah sangat tua ya. Adakah yang seusia dengan saya?
Bicara tentang cinta Indonesia, ruang lingkupnya luas sekali. Namun, kali ini saya akan menceritakan rasa cinta itu. Saya yakin bahwa setiap orang memiliki pendapat tersendiri tentang kecintaannya kepada Indonesia. Baiklah, saya akan menceritakannya menurut versi saya.
Sebelum pindah ke sebuah desa di pelosok ujung Sumatra Selatan, saya tidak begitu mengenal hutan. Jangankan untuk pergi ke hutan, ikut hiking saja dilarang oleh orang tua. Mungkin karena saya itu orangnya cantik, jadi orang tua tidak pernah membolehkan saya ikut kegiatan itu. Ini benaran loh.
Setelah pindah, saya baru tahu bahwa Indonesia itu luas, tidak seluas jarak dari rumah ke tempat kerja saya dulu. Sepanjang mata saya memandang, sepanjang itu juga kekaguman saya kepada Indonesia. Desa ini menyimpan begitu banyak keindahan juga cerita di kehidupan saya.
What's On Fimela
powered by
Bangga Terlahir di Indonesia
Cerita itu akan saya bagikan di sini. Di desa ini ada beberapa gunung karena memang letaknya di jajaran Bukit Barisan. Desaku dikelilingi 4 gunung, yaitu gunung Raya, Mesagi, Kukusan, dan Seminung. Gunung-gunung ini terlihat gagah di depri-belakang dan kiri-kanan rumah saya. Wah, betapa indahnya desaku! Aku bangga bisa tinggal di sini.
Di antara pegunungan itu, terdapatlah hutan. Mendengarkan kata hutan, jiwa saya merasa tertantang. Saya ingin mengenal hutan lebih dekat. Saya ingin tahu seperti apa hutan itu sebenarnya. Memang penggambaran hutan sering saya dengar dari televisi atau saya baca di buku. Namun, secara tatap muka, saya belum pernah melakukannya.
Beruntunglah saya memiliki suami yang suka berpetualang, menjelajah. Beberapa kali saya membujuk suami untuk pergi ke hutan. Akhirnya, pada bujukan yang kesekian kalinya, saya berhasil. Suami saya mau mengajak saya masuk hutan. Betapa senangnya hati saya saat itu.
Dengan berbekal makanan dan minuman seadanya, kami pergi ke hutan yang berjarak 1 jam perjalanan. Terus terang, hati saya saat itu berdegup kencang. Apalagi saya membawa serta tiga bocah. Saya pun membayangkannya cerita suami tentang harimau yang masuk ke pemukiman warga.
Pengalaman Masuk Hutan
Saya lepaskan ketakutan itu. Keingintahuan saya telah mengalahkan rasa takut. Perjalanan mendaki menuju hutan pun dilakukan meskipun tidak mulus. Kami harus melewati bebatuan yang 'hidup', jalan setapak yang licin dan menukik tajam, lalu pintu hutan yang tertutup rimbunan perdu.
Nyali saya seketika mengkereut saat melihat pemandangan itu. Kaki saya seolah ingin mundur. Suasana pun berganti saat melihat pintu hutan. Apalagi burung elang telah mengeluarkan suara seramnya. Dengan banyak pertimbangan, akhirnya keputusan diambil. Pulang.
Niat untuk melihat kekayaan hutan ternyata harus kandas saat itu. Namun, beberapa bulan setelahnya, saya bertekad untuk benar-benar ke sana. Akhirnya, niat itu terwujud. Untuk pertama kalinya, saya merasa bangga kepada Indonesia.
Setelah memasuki pintu hutan dan berjalan, tak henti-hentinya mata saya memandang pepohonan besar di sisi kanan dan kiri hutan. Mata saya harus waspada. Bunyi kremeresek pun menjadi sinyal untuk bersiap-siap kapan saja.
Mata saya terus mengintari hutan itu. Saya takjub ketika juntaian anggrek terlihat dari pepohonan. Warna bunganya yang putih, dengan sedikit goresan warna ungu menambah kegembiraan di hati saya. Hutan betul-betul menakjubkan. Perjalanan yang melelahkan itu tidak terasa bagi saya.
Kekaguman saya kepada hutan Indonesia luar biasa. Saya menemukan banyak tanaman khas hutan, seperti jenis caladian, anggrek, dan begonia. Memang hutan menyimpan banyak kekayaan.
Bukan hanya kekayaan fauna, hutan menyimpan oksigen untuk dunia. Saya bangga dengan hutan Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah. Hutan menjadikan kita bisa menikmati kesejukan udara.
Bersyukur sekali saya bisa merasakan keindahan hutan di sini. Keindahan yang menjadi kebanggaan dan kecintaan saya sebagai rakyat Indonesia. Dengan alasan itulah saya berharap bisa berbuat untuk hutan Indonesia. Dengan menjaga hutan, berarti kita sudah menjaga diri kita sendiri.
#ElevateWomen