Fimela.com, Jakarta Memiliki bobot tubuh yang ideal tentu menjadi idaman setiap orang, baik pria maupun perempuan. Berbagai cara dilakukan untuk menurunkan berat badan, salah satunya dengan diet ketat.
Diet ketat adalah diet yang dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan tertentu. Biasanya diet ini cenderung ekstrem, seperti mengurangi kalori dalam jumlah besar atau tidak mengonsumsi jenis makanan tertentu.
Namun, tahukah kamu? menurunkan berat badan dengan cara diet ketat justru dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental kita. Masih banyak lagi dampak buruk yang terjadi akibat diet ketat, melansir dari eatthis, berikut selengkapnya.
What's On Fimela
powered by
1. Menurunkan daya tahan tubuh
Diet ketat umumnya mengurangi jumlah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Akibatnya, tubuh bisa kekurangan nutrisi dan gizi penting seperti vitamin dan mineral yang berperan untuk memperkuat sistem imunitas.
Hal ini tentu menyebabkan daya tahan tubuh melemah, sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit.
2. Metabolisme jadi lambat
Saat melakukan diet ketat agar berat badan turun dengan cepat, metabolisme tubuh akan bekerja dengan cepat. Meski demikian, kondisi ini justru melemahkan sistem metabolisme tubuh karena dipaksa bekerja ekstra.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di National Institutes of Health menjelaskan, saat kamu memangkas total asupan kalori menjadi sangat sedikit dari biasanya, tubuh akan menganggap kamu sedang kelaparan sehingga akan memperlambat pembakaran kalori dalam tubuh. Semakin lambat metabolisme, maka kamu juga akan membakar sedikit kalori. Penurunan metabolisme ini bahkan bisa terus berlangsung lama setelah kamu selesai menjalani program diet.
Hal ini tentu yang membahayakan, sebab ketika kamu kembali meningkatkan asupan kalori lebih tinggi, tubuh tidak akan membakar kalori secepat semula. Akibatnya, kamu akan lebih sulit menurunkan berat badan. Kamu juga akan lebih mudah mengalami kenaikan berat badan setelah diet.
3. Rambut rontok
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Dermatology Practical & Conceptual , melakukan diet ketat dapat menyebabkan kerontokan rambut. Hal ini disebabkan oleh kurangnya nutrisi mengganggu folikel rambut Anda berfungsi sebagaimana mestinya.
“Kekurangan nutrisi dapat berdampak pada struktur rambut dan pertumbuhan rambut. Efek pada pertumbuhan rambut termasuk telogen effluvium (TE), efek penurunan berat badan mendadak atau penurunan asupan protein, serta alopecia difus yang terlihat pada defisiensi niasin." tulis para peneliti.
4. Menghilangkan massa otot
Ketika kamu menjalani diet ketat rendah kalori dan sukses menurunkan berat badan dengan cepat, belum tentu yang kamu pangkas adalah lemak. Justru sebenarnya massa otot lah yang hilang.
Berdasarkan penelitian dari Jurnal Obesity Society tahun 2016, menunjukkan bahwa orang-orang yang berdiet sangat rendah kalori berisiko 6 kali lipat kehilangan massa ototnya. Massa otot ini saling berkaitan dengan metabolisme tubuh.
Semakin kecil massa otot kamu, tentu semakin lambat kerja metabolisme tubuh. Akibatnya, akan semakin sedikit kalori yang dibakar tubuh sehingga berpotensi menyebabkan kenaikan berat badan di kemudian hari.
5. Berisiko terhadap penyakit batu ginjal
"Kurangnya nutrisi yang tepat karena diet yang sedang tren sebenarnya dapat membuat organ dan otot Anda tegang," kata Ashlee Van Buskirk, seorang perawat, pelatih kesehatan dan kebugaran dengan gelar BS dalam Studi Dietetika dan Nutrisi Klinis.
Misalnya, diet tinggi protein benar-benar dapat menyebabkan dehidrasi, yang dapat menempatkan tekanan yang signifikan pada ginjal kamu karena kamu mungkin lebih rentan untuk mengembangkan batu ginjal.
6. Berisiko alami depresi
Dokter umum di London Doctors Clinic, Dr. Julianne Barry mengatakan diet ketat justru memicu pelepasan kortikosteroid dari otak. Sehingga membuat kita cenderung lebih sensitif, menghilangkan stress, menjadi mudah tersinggung, dan berisiko depresi.
Efek yo-yo (pertambahan dan pengurangan berat badan drastis) dari diet ketat juga dapat membahayakan kesehatan mental. Ketika orang gagal menurunkan berat badan meski mencoba makan lebih sedikit, mereka menjadi berisiko lebih tinggi mengalami depresi dan rasa percaya diri yang rendah.
"Pelaku diet kronis secara konsisten melaporkan rasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri, lekas marah, kecemasan dan depresi, kesulitan berkonsentrasi dan kelelahan,” tulis Anna Guerdjikova, Ph.D., LISW, CCRC, direktur layanan administrasi di Harold C. Schott Foundation Program Gangguan Makan di Universitas Cincinnati.
7. Gangguan makan
Menurut International Journal of Eating Disorders , 35% dari "pelaku diet normal" dapat menjadi pelaku diet patologis, dan 20 hingga 25% dari mereka rentan untuk mengembangkan gangguan makan.
"Awitan gangguan makan umumnya dikaitkan dengan mengikuti diet ketat, karena menjadi cara bagi individu untuk mengontrol, menghitung kalori dan gram lemak, membatasi jenis dan jumlah makanan, dan terobsesi dengan angka pada timbangan," kata para ahli di Behavioral Nutrition .
#Elevate Women