5 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosi Anak di Masa Pandemi

Ayu Puji Lestari diperbarui 18 Agu 2021, 12:35 WIB

Fimela.com, Jakarta Masa pandemi tak hanya orangtua saja yang merasa berat. Anak-anak yang seharusnya memiliki keleluasaan bermain pun terpaksa membatasi diri dan diam di rumah saja. Anak pun bisa stres dan tertekan, apalagi jika lingkungan rumah tidak mendukungnya. Itulah asalan mengapa menjaga kecerdasan emosi anak saat pandemi sangat penting.

Sebagai orangtua, perlu mendukung anak agar memiliki kecerdasan emosi yang baik. Apalagi di masa pandemi seperti ini. Nah, berikut ini adalah 5 cara untuk menumbuhkan kecerdasan emosi anak saat pandemi. Yuk, cek penjelasannya di bawah ini.

Ajari Anak tentang Penolakan

Setiap anak memiliki pilihan. Jadi, berikan ia kepercayaan untuk memilih. Siapkan ia untuk menerima penolakan dan penerimaan hal-hal yang mungkin tidak sesuai dengan keinginannya. Hal ini akan membantu anak untuk lebih berlapang dada.

2 dari 3 halaman

Stop Membandingkan

Stop membandingkan anak/copyright shutterstock

Setiap anak terlahir istimewa. Membandingkan anak secara fisik dan mental akan menyakiti hatinya dan membuatnya tidak percaya diri. Tentu, mom sebagai orangtua pun tak ingin dibandingkan bukan? Apalagi anak-anak, egonya akan hancur dan akan mengingat selamanya.

Tak Perlu Menyalahkan

Anak yang sering disalahkan akan tumbuh menjadi orang yang penakut dan tidak percaya diri. Melakukan kesalahan adalah hal yang wajar, namun bukan berarti selalu menyalahkan anak. Berikan anak keleluasan dalam membuat keputusan dan pilihan.

3 dari 3 halaman

Jangan Terus Mendiktenya

cara meningkatkan kecerdasan emosi/copyright shutterstock

Pandemi adalah masa-masa sulit bagi setiap orang. Tak terkecuali bagi anak-anak. Anak perlu belajar untuk memikirkan jalan hidupnya, seperti yang kita pahami bersama pandemi banyak mengubah cara pandang dan rencana hidup. Jadi, penting bagi anak untuk memahami tujuan hidupnya.

Tak Perlu Memberi Ceramah

Setiap anak tak ingin selalu diberikan ceramah panjang tentang kehidupan. Anak juga memiliki kemampuan untuk belajar. Berikan ia pilihan, ajak diskusi, dan tak perlu memberi ceramah panjang. Beri kesempatan anak untuk membuat pilihan.

Sahabat Fimela, anak ibarat gelas kosong. Ia akan menjadi sesuatu sesuai dengan apa yang kita isi dan berikan padanya. Berikan ia bekal yang cukup, agar bisa menjadi sosok yang mandiri. Sebagai orangtua, tidak selamanya kita akan bersamanya. Semoga informasi ini bermanfaat ya.