Fimela.com, Jakarta Kenangan pada masa kecil takkan pernah terlupakan. Hari-hari dan waktu yang kita lewati saat masih anak-anak akan selalu membekas di hati. Masing-masing dari kita pun pasti punya kisah atau cerita paling membekas soal masa kecil itu, seperti pengalaman yang dituliskan Sahabat Fimela dalam Lomba My Childhood Story: Berbagi Cerita Masa Kecil yang Menyenangkan ini.
***
Oleh: Nanadimana
Dua belas tahun pertama dalam hidup rasanya benar-benar seperti masa kecil yang diimpikan anak zaman sekarang. Traveling terooooss, lahir di mana, besar di mana, sekolah TK di mana, sekolah SD di mana, dan SMP juga di mana, semuanya berbeda. Thanks to Bapak yang bekerja sebagai tentara dan telah memberikan begitu banyak kenangan masa kecil di Indonesia tercinta ini.
Saya pernah tinggal beberapa meter saja jauhnya dari bibir pantai. Tapi itu masih bayi sekali, jadi nggak ingat seperti apa. Hanya ada beberapa foto bayi saya duduk di pinggir pantai sebagai pengingat bahwa masa itu ada. Lalu pindah ke daerah pegunungan, yang membuat saya hobi menjelajah hutan belakang komplek.
Nggak lama di gunung pindah lagi ke daerah pantai. Hampir setiap saat kalau sempat jalan-jalan sama teman-teman komplek ke pantai yang jauhnya paling 5 km saja. Masa-masa saya hitam karena terpanggang matahari pantai dan belum kenal namanya sunscreen. Dari pantai pindah lagi ke daerah yang terkenal akan mangga gadungnya.
What's On Fimela
powered by
Menjelajahi Berbagai Tempat
Wuah, panen mangga nggak henti-henti. Meski begitu mangga tetangga pasti lebih kuning kan. Nggak terhitung juga berapa kali diteriaki tetangga karena sambil sepedahan tangannya memetik mangga yang menjuntai ke jalan. Bahkan pernah tertangkap tangan, wkwkwk.
Memutuskan untuk menetap tidak ikut bapak berpindah lagi di jenjang SMP karena sekolah mulai serius harus dihadapi. Namun, deretan tempat-tempat kenangan di mana pernah menancapkan akar sebentar itu masih terus diingat sampai saat ini. Tempat-tempat yang membuat saya puas berkelana menjelajah pantai, hutan, dan kota-kota besar Indonesia.
I don't mind tidak pernah bisa memahami sampai benar bahasa daerah yang pernah disinggahi, karena ada bahasa Indonesia yang menjembatani. Toh masa anak-anak ketawa bareng dengan bahasanya sendiri nggak peduli ngomongnya apa. Yang penting kalau ketemu bermain, bermain, dan bermain.
Walau pernah hati tercerabut hingga menjadi serabut ketika teman-teman sekomplek mangga lovers mengantarkan mobil yang membawa saya pergi dengan tangis dan dikejar sampai gerbang. Kalah adegannya Cinta dan Rangga di airport!
#ElevateWomen