Fimela.com, Jakarta Di tengah pandemi yang belum berakhir, membatasi kegiatan dengan banyak orang masih menjadi salah satu hal yang harus dilakukan, termasuk di perayaan kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 tahun ini.
Meski begitu bukan berarti Anda tidak bisa merayakan kemerdekaan meski hanya di rumah saja. Ya, lewat berbagai film Indonesia berikut, Anda masih bisa merasakan merdekanya bersantai di rumah sambil menikmati berbagai tayangan menarik, dan berikut ini beragam film tanah air yang bisa Anda saksikan di rumah bersama keluarga.
Ali & Ratu-Ratu Queens
Kisah menyentuh hati Ali & Ratu Ratu Queens mengangkat tentang banyaknya jalan untuk menemukan arti keluarga, serta perjuangan mengejar mimpi yang berlatar belakang di Queens, New York.
Dibintangi Iqbaal Ramadhan, di film ini ia berperan sebagai Ali, laki-laki berusia 19 tahun yang memutuskan pergi ke New York untuk mencari ibunya yang telah lama hilang dari hidupnya. Ketika di sana, Ali bertemu dengan empat imigran Indonesia penuh warna yang tinggal di Queens - diperankan oleh aktris Nirina Zubir sebagai Party, Asri Welas sebagai Biyah, Tika Panggabean sebagai Ance, dan Happy Salma sebagai Chinta.
Guru-Guru Gokil
Film Guru-Guru Gokil yang bercerita tentang seorang guru baru bernama Taat Pribadi dan rekan-rekannya yang bekerjasama demi mendapatkan kembali gaji mereka yang dicuri oleh penjahat berbahaya bisa jadi pilihan yang menghibur. Taat yang semula sangat tidak ingin menjadi seorang guru, dalam perjalanan ini malah menemukan persahabatan, cinta, dan perdamaian dengan masa lalunya. Dibintangi oleh aktor dan aktris pemenang penghargaan seperti Dian Sastrowardoyo dan Gading Marten.
Imperfect
Film drama percintaan Imperfect yang diadaptasi dari novel berjudul sama. Dibintangi oleh Jessica Mila dan Reza Rahadian, film ini mengisahkan seorang karyawan perusahaan kosmetik yang merasa kurang percaya diri dan kemudian berupaya untuk mengubah penampilannya demi kesempatan naik jabatan. Mengangkat isu yang jarang diangkat di film-film romantis Indonesia, Imperfect tidak hanya menghadirkan cerita yang menyentuh, tapi juga membesarkan hati dan meningkatkan optimisme melalui pesan moral yang kuat.
The Night Comes for Us
The Night Comes for Us, bisa jadi pilihan tontonan seru bagi kamu yang menggemari film aksi. Dibintangi oleh Joe Taslim dan Iko Uwais yang kini karirnya semakin bersinar di Hollywood, film ini tidak hanya menawarkan adegan laga yang menegangkan tapi juga cerita yang bikin penasaran.
Athirah
Diangkat dari novel karya Alberthiene Endah dengan judul yang sama, Athirah mengisahkan hidup seorang wanita Bugis Makassar bernama Athirah (Cut Mini), yang tak lain adalah ibunda dari Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. Athirah harus menghadapi kenyataan hidup yang pahit tapi terus mencari cara untuk mempertahankan harga diri dan keluarganya.
Masalah mulai muncul di kehidupan keluarga kecilnya yang bahagia ketika sang suami Puang Aji (Arman Dewarti) menikahi wanita lain. Konflik juga terjadi saat Jusuf Kalla atau yang akrab disapa dengan panggilan Ucu saat remaja (Christoffer Nelwan) merasa kesal pada ketidaktegasan sang ibu dalam mengambil keputusan.
Sokola Rimba
Berdasarkan kisah nyata dari Butet Manurung, Sokola Rimba menceritakan perjuangan Butet (Prisia Nasution) dalam memperjuangkan pendidikan bagi anak-anak masyarakat suku Anak Dalam atau Orang Rimba (Orang Ulu). Butet memiliki harapan besar agar anak-anak yang tinggal di hulu sungai Makekal di hutan Bukit Duabelas bisa belajar membaca, menulis, dan berhitung.
Pada suatu hari, Butet yang terserang demam malaria di tengah hutan diselamatkan oleh Nyungsang Bungo. Bungo yang berasal dari hilir sungai Makekal ternyata diam-diam telah lama memperhatikan Butet mengajar membaca karena ia ingin membaca sebuah surat perjanjian yang diduga mengeksploitasi tanah tempat ia tinggal. Butet pun mulai memperluas wilayah kerjanya ke arah hilir sungai Makekal dan mencari segala cara agar ia bisa tetap mengajar Bungo dan anak-anak lainnya.
Cahaya Dari Timur Beta Maluku
Cerita dari Indonesia Timur yang mengangkat kisah nyata Sani Tawainella (Chicco Jerikho), mantan pemain Tim Nasional U-15 Indonesia di Piala Pelajar Asia tahun 1996 yang gagal menjadi pemain profesional. Sani mengalami tekanan psikologis atas apa yang terjadi pada karirnya. Tak hanya beban hidup, ia pun juga menyaksikan berbagai kejadian memilukan terhadap anak-anak di Maluku yang membekas di hati dan ingatannya.
Atas dorongan hati nuraninya, Sani pun tergerak untuk memperhatikan hidup anak-anak di Maluku, Ambon. Selain menjadi tukang ojek, Sani mengadakan latihan sepak bola dan membentuk sekolah sepak bola sederhana berbekal pengalaman dan pengetahuannya.