5 Makanan yang Biasanya Disajikan dalam Tradisi Barikan Jawa

Baiq Nurul Nahdiat diperbarui 12 Agu 2021, 17:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Tradisi Barikan dalah tradisi Nusantara yang biasa dilakukan masyarakat Jawa dengan tujuan untuk melakukan tolak balak (mara bahaya) agar hidup terhindar dari baencana alam atau berbagai penyakit, baik yang menyangkut tanaman, hewan dan manusia.

Tradisi Barikan ini merupakan ritual yang dilaksanakan oleh penduduk desa secara rutin dalam waktu tertentu dan telah dilaksanakan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Selain sebagai ritual tolak balak, ritual barikan juga dimaksudkan untuk mendoakan semua arwah leluhur yang telah mendahului.

Begitu juga untuk menyambut kemerdekaan, biasanya masyarakat Jawa melakukan tradisi Barikan untuk mengenang para almarhum pahlawan terdahulu dengan tujuan untuk mengirimkan doa-doa. Tradisi Barikan untuk kemerdekaan ini biasanya dilakukan di tempat terbuka untuk mengumpulkan semua masyarakat di suatu kampung.

Tradisi Barikan untuk menyambut hari kemerdekaan untuk konteks sekarang biasanya diisi dengan pembacaan Alquran, masing-masing orang membawa berkat untuk dibagikan, pembacaan doa dan setelah itu bisa diisi dengan kegiatan lainnya seperti menonton bersama film-film tentang nasionalime.

Yang menarik dari Tradisi Barikan ini adalah makanan yang dibawa untuk acara Barikan ini menjadi simbol untuk menunjukkan tentang makna sedekah dan berbagi dengan sesama yang penuh dengan nuansa kesederhanaan dan kepedulian sosial. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa makanan yang biasa dihidangkan dalam Tradisi Barikan.

1. Nasi Byar

Nasi byar adalah nasi putih yang sudah matang, yang di atasnya diberi bucu yang terdapat satu butir telur ayam. Nasi ini dibumbui dengan jenang katul dan kunyit sehingga warnanya kekuningan. Nasi byar bermakna untuk menghilangkan malapetaka.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

2. Nasi Pulen

Makanan yang Biasanya Disajikan dalam Tradisi Barikan Jawa . (ilustras/copyright by Neelakandi/Shutterstock)

Nasi pulen bucunya berjumlah sembilan. Dibumbui dengan makanan yang tidak mengandung garam, misalnya rebusan daun singkong. Bucu yang berjumlah sembilan diibaratkan sebagai wali songo. Ambengan dengan nasi pulen bermakna untuk merukunkan masyarakat.

3. Nasi Putih Biasa

Ini adalah nasi putih biasa yang komponennya lebih sedikit dari pada nasi byar dan nasi pulen. Ambengan yang menggunakan nasi putih biasa hanya ada satu bucu dan bumbunya pun sederhana. Untuk bumbunya harus makanan mengandung garam. Ambengan jenis ini bermakna untuk menghormati sesepuh, hewan ternak, dan harta benda yang dimiliki.

3 dari 3 halaman

4. Bubur merah putih

Makanan yang Biasanya Disajikan dalam Tradisi Barikan Jawa . (Ilustrasi/Shutterstock.com/Ika Rahma H)

Bubur merah putih tak hanya melambangkan bendera negara tapi sebagai lambang terjadinya manusia yang melalui benih dari ibu yang dilambangkan dengan jenang warna merah dan benih dari bapak yang dilambangkan dengan jenang warna putih. Bubur merah putih biasanya disajikan dari bubur beras yang diberi gula merah dan bubur beras biasa.

5. Kelapa Kering

Buah kelapa sebagai simbol bahwa dengan keringnya buah tersebut, maka penyakit yang akan turun menjadi kering dan tidak lagi menyebar kepada warga sekitar setelah dilakukannya ritual ini. Biasanya kelapa dicincang kecil kemudian disangrai atau disebut serundeng.

Untuk saat ini Tradisi Barikan di Jawa yang khususnya untuk memperingati hari kemerdekaan mungkin sudah jarang menyediakan makanan-makanan tersebut, kecuali untuk ritual Barikan yang bersifat untuk menolak bala. Biasanya masyarakat akan membawa nasi kotak, kue, dan buah-buahan, tergantung dari kesepakatan bersama. Karena yang terpenting bukan makanannya namun nilai kebersamaan, egaliter dan kedekatan sosial yang terjalin antar sesama warga.

#ElevateWomen