Pentingnya Peran Ibu Menyusui bagi Bayi di Masa Pandemi

Fimela Reporter diperbarui 16 Agu 2021, 18:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Banyaknya aliran informasi simpang siur di masa pandemi ini, menjadi persoalan bagi masyarakat, terutama bagi ibu menyusui. Informasi salah mengenai larangan menyusui bagi ibu yang terpapar Covid-19 pun menjadi perhatian bagi para ibu.

Melalui webinar DKT Indonesia, para pakar menjawab semua kebingungan oleh ibu menyusui. Webinar dengan tema "Pekan Menyusui Sedunia 2021 - Kupas Tuntas Menyusui di Masa Pandemi" mengupas tuntas mengenai prosedur pemberian ASI bagi bayi di tengah pandemi. 

"ASI eksklusif merupakan evidence-based intervention baik untuk mendukung pencegahan kematian maupun masalah gizi. Meningkatkan cakupan ASI eksklusif juga penting untuk meningkatkan kelangsunga hidup dan kualitas hidup dari anak-anak yang dilahirkan," terang Dr. Erna Mulati, M.Sc (CMFM) selaku Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI. 

Masih dalam rangka memperingati Pekan ASI Sedunia 2021, para ahli menyampaikan pentingnya peran ASI dini pada bayi di tengah masa pandemi. Berikut penjelasan selengkapnya.

2 dari 4 halaman

Meningkatkan perkembangan anak

Ilustrasi bayi (pexels.com/Wayne Evans)

ASI terbukti dapat meningkatkan perkembangan anak. Pemberian ASI pada disarankan diberikan pada bayi sampai dua tahun atau bayi. ASI diketahui memiliki manfaat yang sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. 

Pemberian ASI pada bayi yang baru lahir terbukti dapat meningkatkan imunitas dan perlindungan cerna bagi bayi. Pada usia empat sampai enam minggu, kadar antibodi dalam ASI meningkat. Sehingga imunitas bayi meningkat dan prevensi akan alergi dan risiko infeksi juga ikut meningkat.

Tidak hanya itu, konsumsi ASI pada bayi dapat memenuhi kebutuhan perkembangan motorik pada bayi. Pada usia enam bulan, kandungan asam esensial berlimpah pada ASI akan membantu perkembangan sel otak pada bayi. Lalu, konsumsi ASI pada bulan kesembilan hingga kedua belas akan menghasilkan asam amino yang berguna bagi pertumbuhan otot dan optimalisasi IQ pada bayi. 

3 dari 4 halaman

Manfaat kontak kulit ibu dan bayi

Ilustrasi ibu dan bayi (pexels.com/Sarah Chai)

Kontak kulit ibu dan bayi terbukti memiliki manfaat bagi bayi yang baru lahir. Kontak kulit pada ibu dan bayi terbukti dapat menstabilkan kondisi pernafasan dan detak jantung bayi. Tidak hanya itu, kontak kulit dapat membantu memperbaiki pola tidur pada bayi. 

Dengan menjilati kulit sang ibu, dapat mengurangi infeksi pada bayi yang disebabkan oleh kolonisasi kuman pada usus. Hal ini dapat meningkatkan proses kelancaran pencernaan pada bayi. 

Kontak kulit pada ibu dan bayi juga memiliki manfaat psikologis. Kontak kulit dapat meningkatkan hubungan komunikasi antar ibu dan bayi, juga memiliki manfaat untuk mengurangi frekuensi tangis pada bayi. Hal ini akan meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.

"Ibu-ibu yang menyusui sudah diteliti dan dilihat, dan ditemukan bahwa ibu merasa lebih bahagia jika mereka sedang menyusui. Karena adanya hormon oksitosin dan prolaktin, hormon yang memproduksi ASI," ucap Laurensia Lawintono, M.Sc yang merupakan Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia saat menjelaskan manfaat kontak kulit dini pada ibu dan bayi.

Kontak kulit pada ibu dan bayi terbukti dapat mengurangi stress pada para ibu menyusui. Juga, kontak kulit dapat menurunkan risiko pendarahan pada masa post partum.

4 dari 4 halaman

Prosedur menyusui bagi ibu terpapar Covid-19

Ilustrasi ibu dan bayi (pexels.com/Nikolay Osmachko)

Menjawab keresahan perihal menyusui bagi ibu yang terpapar Covid-19, Dr. Utami Roesli, SpA., MBA, IBCLC., FABM., selaku Dokter Spesialis Anak dan Founder Sentra Laktasi Indonesia menjelaskan mengenai kontak kulit ibu dan bayi.

Ia menjelaskan bahwa ibu dan bayi harus melakukan kontak kulit ke kulit saat lahir tanpa memperhatikan status COVID-19, kecuali jka ibu terlalu sakit untuk merawat bayinya. Hal ini penting untuk mencegah munculnya risiko penyakit infeksi dan kematian. 

Memberi ASI bagi bayi untuk ibu yang terpapar Covid-19 harus diperhatikan melalui gejala sang ibu. Apakah gejala virusnya ringan atau berat. Jika gejala pada ibu ringan, bayi diperbolehkan untuk kontak dengan ibu dan mengonsumsi ASI dengan protokol kesehatan yang tepat. Namun, jika gejala pada ibu berat, maka akan lebih baik jika ASI diperah terlebih dahulu, baru diberikan kepada bayi.

Menjawab pertanyaan apakah ibu yang melakukan vaksin Covid-19 boleh memberikan ASI bagi bayi, Dr. Utami Roesli menerangkan bahwa kandungan vaksin dalam tubuh ibu dapat meningkatkan antibodi pada bayi. Sehingga disarankan bagi ibu menyusui untuk melakukan vaksinasi Covid-19, agar antibodi pada bayi dapat terbentuk melalui konsumsi ASI. 

 

*Penulis: Meisie Cory.

#Elevate Women