Virus Corona yang Bermutasi Akan Dinamai Rasi Bintang dari Aries-Gemini

Novi Nadya diperbarui 09 Agu 2021, 17:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Virus corona penyebab Covid-19 yang terus bermutasi disepakati memakai penamaan menggunakan rasi bintang oleh WHO. Bukannya menakut-nakuti, namun Kepala Teknis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove mengkhawatirkan akan muncul lebih banyak varian dan kehabisan huruf alfabet Yunani. 

Seperti yang kita ketahui, sejauh ini 11 mutasi virus corona telah diberi nama dengan alfabet Yunani. Empat varian yang menjadi perhatian, seperti ditulis Health Liputan6.com, varian Delta dan Beta, serta empat varian bunga seperti Eta dan Lambda ditambah Epsilon, Zeta, dan theta. 

Karena kemungkinan akan ada lebih banyak varian yang bermutasi, Maria menjelaskan jika rasi bintang adalah opsi utama yang dipilih untuk mengikuti alfabet Yunani. Suatu saat kita bisa mendapati varian yang dikenal sebagai Aries, Gemini, atau Orion.

 

 

2 dari 3 halaman

Mengapa Rasi Bintang?

ilustrasi covid-19/copyright by Jarun Ontakrai (Shutterstock)

Sebelum saran terkait rasi bintang, beberapa alternatif telah ditolak, termasuk nama dewa dan dewi Yunani karena kekhawatiran tentang pengucapan.

"Kami mungkin akan kehabisan alfabet Yunani, tetapi kami sudah melihat rangkaian nama berikutnya," kata Maria.

Tokoh di balik pencegahan penamaan varian yang dikaitkan dengan tempat karena dianggap diskriminatif ini juga tengah memikirkan nama-nama lain yang mungkin dapat dipakai.

“Pilihan berikutnya dapat diumumkan relatif cepat. Saat ini kelompok kerja evolusi virus dan tim hukum WHO sedang memeriksa ulang proposal untuk memastikan kami tidak membuat siapa pun kecewa dengan nama-nama ini,” katanya.

 

3 dari 3 halaman

Pelacakan Varian Baru

 

Ide pemberian nama baru bagi varian COVID-19 yang mungkin muncul mulai diperbincangkan ketika upaya untuk melacak varian baru digenjot di seluruh dunia.

Melihat pandemi yang tak kunjung usai dan kemungkinan mutasi yang terus bermunculan membuat Maria tak bisa menampik bahwa dirinya merasa frustrasi.

“Saya merasa sangat frustrasi sekarang karena kita berada dalam situasi ini yang kita alami dalam 19 bulan. Kita tahu apa yang harus dilakukan, kita tahu bagaimana melakukannya, kita hanya tidak memiliki keinginan kolektif untuk melakukannya,” kata Maria.

“Saya berharap saya tahu kapan pandemi akan berakhir,” tutupnya. 

 

#Elevate Women