Fimela.com, Jakarta Tahun Baru Islam atau yang sering kita sebut juga 1 Maharam sering dirayakan dengan berbagai cara oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Tahun Baru Islam kali ini jatuh pada hari Rabu, 10 Agustus 2021. Meskipun tahun ini kita merayakan Tahun Baru Islam di tengah pandemi, tak ada salahnya untuk mengetahui beberapa tradisi untuk merayakan Tahun Baru Islam di beberapa wilayah di Indonesia. Melansir dari Liputan6.com (9/8), berikut ini adalah beberapa tradisi yang dilakukan masyarakat untuk merayakan Tahun Baru Islam di Indonesia.
Pawai Obor
Di Garut, misalnya, dan beberapa daerah di Tanah Air, menggelar pawai obor. Acara tersebut umumnya dilaksanakan usai salat Isya hingga malam. Mereka berkeliling di beberapa jalanan protokol sambil membawa obor.
Tabo
Tradisi ini berasal dari Bengkulu dan disebut-sebut sudah ada sejak lama yang dilakukan oleh Syeh Burhanuddin. Acara ini juga dirayakan untuk mengenang kepahlawanan serta wafatnya cucu Nabi Muhammad, Husein bin Ali Abu Thalib.
Pada awalnya, upacara satu ini dibawa oleh penyebar agama Islam di Punjab, India, ke Indonesia ketika masa penjajahan Inggris. Banyak yang percaya jika Tahun Baru Islam tak dirayakan, maka akan terjadi musibah.
Bubur Suro
Masyarakat Jawa Barat juga memiliki sebuah tradisi yang diberi nama tradisi Bubur Suro. Tradisi ini juga dilakukan guna memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad ketika perang.
Pada 10 Muharam, masyarakat setempat akan menyiapkan bubur merah dan bubur putih yang disajikan secara terpisah, atau yang dikenal sebagai bubur Suro ini. Selanjutnya, bubur yang sudah jadi akan dibawa ke masjid terdekat bersamaan dengan hidangan lezat lainnya.
What's On Fimela
powered by
Mubeng Benteng
Tradisi lain yang juga dilaksanakan menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam adalah mubeng beteng. Pelaksanaan acara ini biasanya peserta mengelilingi kompleks keraton Yogyakarta. Mereka melakukan itu tanpa bicara atau bersuara, makan, dan minum.
Saat menjalani ritual, para peserta dilarang berbicara satu sama lain dan hanya diperbolehkan untuk memanjatkan doa permohonan keselamatan lahir dan batin serta kesejahteraan bagi diri sendiri, keluarga, dan bangsa. Tradisi ini juga dijadikan sebagai sarana evaluasi terhadap segala perbuatan pada tahun sebelumnya.
Barikan
Tradisi yang dilestarikan masyarakat Pati, Jawa Tengah ini meliputi acara kenduri bersama. Para warga setempat akan membawa nasi serta lauk dari rumah untuk didoakan, sebagai bentuk rasa syukur atas berkah yang diberikan oleh Allah SWT sekaligus memohon keselamatan.
Usai memanjatkan doa, maka kegiatan dilanjutkan dengan menggelar makan bersama. Mereka juga aling bertukar lauk satu sama lain, untuk meningkatkan kerukunan dan saling mengasihi antarwarga.
Kirab Kebo Bule
Di Keraton Surakarta dilakukan kirab kebo bule atau kerbau bule saat Tahun Baru Islam. Sejumlah kerbau diarak keliling kota yang diikuti oleh keluarga keraton. Di dalam tradisi Kirab, benda pusaka peninggalan Dinasti Mataram, seperti tombak, keris, dan sebagainya, diarak sembari dikawal oleh Kebo Bule.
Kebo bule itu sendiri merupakan hewan kesayangan Susuhunan atau Sunan. Selain itu, kerbau juga dianggap sebagai lambang rakyat kecil, khususnya petani.
Masyarakat Jawa biasanya menyambut 1 Suro dengan meriah. Mereka masyarakat menyalakan kembang api dan terompet dengan penuh kegembiraan.
Selain itu, masyarakat juga membawa gunungan yang berisi hasil bumi. Usai dibacakan doa, warga kemudian memperebutkan gunungan tersebut beramai-ramai.
#ElevateWomen