Fimela.com, Jakarta Seorang pemuda asal Surabaya bernama Jovan Zachari Winarno sukses menjadi tentara angkatan laut di Amerika Serikat. Berkat pilihan kariernya tersebut, Jovan pun memiliki banyak pengalaman hidup hingga digaji ratusan juta di usianya yang baru menginjak 21 tahun.
Pilihannya menjadi tentara tersebut berawal dari rencananya yang ingin berkuliah di Amerika Serikat. Jovan sendiri lahir di AS dan berkewarganegaraan AS. Tapi, saat berusia 6 bulan, ia pulang ke Indonesia bersama keluarganya dan tinggal di Surabaya.
Pada tahun 2018, Jovan akhirnya kembali ke Negeri Paman Sam untuk berkuliah. Namun sebelum mulai kuliah, Jovan bertekad untuk punya pengalaman kerja lalu pergi ke Texas untuk menjadi pelayan restoran. Sampai suatu hari, ia memperoleh informasi tentang perekrutan tentara.
Tergiur keuntungan yang ditawarkan
Meski belum fasih bahasa Inggris, Jovan akhirnya memutuskan untuk masuk militer karena tertarik dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan. Beberapa keuntungan tersebut di antaranya tunjangan sekolah, asuransi kesehatan, tempat tinggal, makan sehari-hari, hingga biaya gym.
“Awalnya enggak ada niatan sama sekali. Setelah itu ada anaknya temen papa saya, dia tawarin saya kalau mau masuk tentara. Akhirnya saya masuk, setelah tahu ada banyak benefit-nya,” terang pria penggemar video game tersebut, dikutip Liputan6.com.
Pilihannya itu pun sempat mengejutkan keluarga. Walau awalnya berat hati tapi orangtua akhirnya memilih untuk memberi dukungan. Jovan pun mengikuti pelatihan tentara angkatan laut.
Terkejut dengan kerasnya dunia militer
Jovan mengaku pelatihan yang ia jalani tidak mudah. Ia harus kuat dan tahan banting menerima perlakuan keras dari pelatihan ketat selama dua bulan. Belum lagi, ia harus terpisah dari keluarganya selama berbulan-bulan dengan keterbatasan komunikasi.
“Awalnya kaya santai gitu pas di bus, terus pas turun, ada satu (orang) pangkatnya Chief kalau enggak salah. (Dia) langsung teriak-teriak, ‘Ayo turun! Ayo turun!’ Langsung kayak ngomong kotor gitu,” ungkap tentara kelahiran tahun 2000 ini.
“Kayak dimarah-marahi,” sambungnya.
Memilih jadi teknisi kapal
Hal tersebut sempat membuatnya ingin merasa mundur menjadi tentara. Tetapi setelah lama dijalani, ia mulai terbiasa. Kini, Jovan memutuskan menjadi teknisi kapal setelah menyelesaikan latihannya
Sebagai seorang teknisi yang memeriksa mesin kapal angkatan laut yang tengah bersandar, Jovan bekerja tiga kali seminggu mulai pukul 07:00 hingga 16:00. Menurut Jovan, pekerjaan itu tidak sulit selama ada buku panduan. Salah satu kendala yang sering dihadapi adalah bahasa.
"Mau ngomong kadang takut. Saya biasanya (menerjemahkan) dulu kalau misalnya nggak tahu apa yang saya mau omongin. Habis itu saya baru ngomong," tuturnya.
Dari pekerjaanya, Jovan mendapatkan gaji sekitar Rp 575 juta sampai Rp 718 juta per tahunnya. Meski demikian, ia tetap berkeinginan menepati janji kedua orangtuanya untuk menyelesaikan kuliah sebagai insinyur di Amerika.
#Elevate Women