Merespon Duka Akibat Kehilangan Orang Tercinta karena Pandemi Covid-19

Ayu Puji Lestari diperbarui 07 Agu 2021, 14:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Beberapa dari kita mungkin mengerti, jika ternyata merespon kabar duka tidak lagi mudah. Saat kabar duka lebih sering kita dengar di masa pandemi ini. Seperti yang kita tahu second wave pandemi Covid-19 benar-benar menghantam kita semua. Kasus positif yang terus meningkat dan angka kematian pun ikut melonjak.

Kita pun memahami, angka yang tertera di kasus harian Covid-19 bukanlah sekadar angka. Mereka adalah keluarga, ayah, ibu, adik, kakak, kakek, nenek, suami, istri, anak, dan mungkin pusat dunia bagi seseorang. Sehingga, saat kabar duka hadir di antara mereka kita pun tak mudah untuk mengungkapkannya.

Bahkan tanggal 5 Agustus lalu, Indonesia mencatat 100 ribu angka kematian karena covid-19. Sekitar 42 persen di antaranya terjadi hanya sejak 1 Juli 2021. Tercatat 42 ribu orang meninggal karena Covid-19 hanya dalam waktu 35 hari saja.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Bagaimana Merespon Duka di Masa Pandemi?

Cara merespon duka saat pandemi/copyright shutterstock

Kehilangan di masa pandemi terasa lebih berat. Kadang pun, kita tidak bisa hadir secara nyata saat orang terdekat kita kehilangan orang-orang yang dicintainya. Covid-19 benar-benar mengubah ritme kedukaan kita, bagaimana merespon dan menerima kabar duka dengan lebih baik.

Lalu, bagaimana seharusnya kita merespon duka ini? Dalam satu penelitian menyebutkan jika, dalam merespon duka kita akan melalui beberapa tahap. Tahapan merespon duka antara lain:

  • Penyangkalan. Hal ini wajar dan lumrah, saat merasa tidak terima ketika ditinggalkan orang terkasih. Pada fase ini kita akan menyadari peran orang yang telah meninggalkan kita selamanya itu.
  • Tahap kedua adalah rasa marah. Hal ini wajar, merasa tidak adil dan merasa paling benar.
  • Fase ketiga adalah kamu merasa putus asa. Tak hanya itu pada fase ini, akan muncul perasaan “mengapa bukan aku? Mengapa harus dia?” dan sebagainya.
  • Fase keempat adalah paling rentan. Perasaan depresi dan putus asa semakin membuatmu merasa tidak nyaman. Kehilangan yang mendalam dan merasa tidak adil.
  • Yang terakhir adalah penerimaan. Kamu sudah bisa menerima keadaan. Perpisahan dan kepergian menjadi bagian proses kehidupan.

Tahapan duka setiap orang tidak sama. Beberapa orang mungkin mengalami tahapan yang berulang. Seperti yang kita tahu, tidak semua orang memiliki penerimaan yang sama.

3 dari 3 halaman

Memberi Respon untuk Orang Terdekat yang Berduka

Memberi respon duka kehilangan orang terdekat/copyright shutterstock

Menghibur orang yang sedang berduka saat pandemi tidaklah mudah. Jika sebelum pandemi kita bisa hadir secara langsung, namun kini berbeda. Lalu, bagaimana cara kita untuk ‘hadir’ saat mereka berduka? Berikut cara yang bisa dilakukan.

  • Memberi dukungan mental untuk orang yang kehilangan saat pandemi sangat penting. Yang perlu dipahami, setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk memproses dukanya. Hindari menggunakan kata, “jangan bersedih,” karena sebenarnya orang yang kehilangan pantas untuk bersedi.
  • Tunjukkan empati kepada rekan yang kehilangan saat pandemi. Kita paham betul, kehilangan saat pandemi jauh terasa lebih berat. Menunjukkan empati kita kepadanya akan membuat keadaan menjadi lebih baik.
  • Bantuan yang sederhana seperti memberi bantuan masakan, makanan, atau obat-obatan memberi makna yang mendalam. Percayalah saat berduka, orang rata-rata akan lupa untuk menyiapkan kebutuhannya sendiri.

Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk merespon duka cita. Berikan waktu kepada mereka yang berduka. Adakalanya mereka hanya ingin menangis dan didengar saja. Tidak mengapa, karena setiap orang boleh bersedih. Setiap orang boleh menangisi kehilangannya. Dan yang perlu kamu pahami, tidak ada yang lebih memahami perasaan kehilangan daripada yang mengalaminya sendiri.

Be kind, Sahabat Fimela.

#ElevateWoman