Fimela.com, Jakarta Kenangan pada masa kecil takkan pernah terlupakan. Hari-hari dan waktu yang kita lewati saat masih anak-anak akan selalu membekas di hati. Masing-masing dari kita pun pasti punya kisah atau cerita paling membekas soal masa kecil itu, seperti pengalaman yang dituliskan Sahabat Fimela dalam Lomba My Childhood Story: Berbagi Cerita Masa Kecil yang Menyenangkan ini.
***
Oleh: Indah Rahmasari
“Anak adalah maha guru bagi dirinya dan sumber belajar bagi teman-temannya," kutipan dari Romo Mangunwijaya ini benar-benar saya rasakan saat ini setelah menjadi ibu. Saya sadar dalam proses bermain ada banyak pembelajaran yang bisa diambil sebagai bekal menjalani kehidupan di masa depan.
Saya melihat anak saya selalu serius ketika bermain, ia sangat mindful dan tak pernah main-main ketika bermain. Entah itu bermain dengan temannya, bermain dengan mainanya, ataupun bermain dengan saya dan bapaknya. Menemani anak bermain adalah salah satu anugerah untuk saya, karena saya tahu tak semua ibu punya kesempatan yang saya rasakan.
Melihat anak bermain membawa saya pada kengan akan masa kecil. Tumbuh dalam keluarga sederhana di pinggiran kota, dengan sawah ladang terhampar luas dan sungai kecil sebagai wahan bermain seru. Lingkungan saya tumbuh berada pada level ekonomi yang hampir seragam, dengan teman bermain yang bervariasi dalam jenjang usia.
Saya teringat teman-teman kecil saya dan beragam permaian yang kerap kami mainkan bersama. Mulai dari gobak sodor, lompat tali, patel lele, rumah-rumahan, masak-masakan, pasaran dan masih banyak yang lainnya. Dari semua permian yang menjadi favorit saya adalah main pasaran.
Pasaran merupaka permaian layaknya pasar tempat ada penjual dan pembeli. Barang dagangannya pun beragam tergantung apa yang kita temukan saat itu. Yang paling saya ingat adalah ketika saya menjadi penjual rujak cingur, sepertinya itu adalah dagangan andalan saya dulu.
Kebonan di sekitar tempat tinggal saya masih sangat luas. Saya dan teman-teman bisa leluasa bermain dan menemukan bahan untuk permaian. Lamat-lamat saya ingat ketika mencari genteng bekas, batu, daun, pelepah pisang, batu bata dan bahan lainnya yang digunakan untuk membuat layaknya rujak. Kenangan itu menjadi memori indah dalam hidup saya.
Dunia Bermain Anak
Selain menjadi tabungan momen indah, permaian yang saya mainkan bersama teman-teman merupakan modal kami dalam menjalani kehidup saat dewasa. Kami belajar banyak hal dalam tiap permaian yang kami mainkan. Bagi saya ini adalah modal berharga dalam menjalani kehidupan dengan cakap saat ini.
Misalnya dari permaian pasaran. Dari situ kami belajar tentang kesepakatan bersama, tentang siapa yang menjadi penjual dan siapa yang menjadi pembeli. Tentu ini bukan perkara mudah, tak jarang ini butuh diskusi alot tak kala banyak dari kami yang ingin menjadi penjual. Tentu ini akan membuat pasar kami tak seimbang karena minimnya pembeli.
Untuk mencapai kesepakatan bersama biasanya kami akan memainkan hompimpah ala hiyum gambreng. Dari situlah akan ketemu siapa pejual dan siapa pembelinya.
Selain belajar tentang kesepakatan kami juga belajar tentang matimatika secara nyata. Lewat transaksi jual beli yang kami lakukan. Tak cukup sampai disitu, kami juga berlatih untuk merancang sebuah usaha. Seperti penjual rujak cingur yang kerap saya perankan. Saya akan dengan tekun mencari cobek, ulekan dan bahan untuk menarik pembeli. Kematangan komunikasi kami pun teratih tat kala kami bermain bersama. Kami sangat serius dan piawai dalam menjalankan peran masng-masing. Tak jarang kami kerap meniru adegan dalam TV yang sering kami lihat, sensasi drama menjadi bumbu yang begitu mengelikan. Sunguh kenangan indah yang menolak untuk dilupakan.
Melihat kondisi pandemi seperti saat ini, saya menyadari bahwa bermain bersama teman adalah previlage berharga. Dengan bumbu tangisan, pertengakatan, rebutan dan tawa bahagia yang semuanya menjadikan paduan menyenangkan yang sangat saya syukuri. Saya pun berharap semoga anak saya bisa tumbuh dan bermain dengan gembira ditengah keterbatasan masa pandemi.
Saya sadar bahwa bermain adalah kebutuhan pokok untuk anak, saya pun mengamini apa yang disampaikan Romo Mangunwijaya.
#ElevateWomen