Fimela.com, Jakarta Kenangan pada masa kecil takkan pernah terlupakan. Hari-hari dan waktu yang kita lewati saat masih anak-anak akan selalu membekas di hati. Masing-masing dari kita pun pasti punya kisah atau cerita paling membekas soal masa kecil itu, seperti pengalaman yang dituliskan Sahabat Fimela dalam Lomba My Childhood Story: Berbagi Cerita Masa Kecil yang Menyenangkan ini.
***
Oleh: Widarti
Masa kecil selalu menarik dan membahagiakan untuk diingat, ya karena selalu ada kebanggaan yang muncul di wajah orang tua saat kita kecil. Wajah babe (ayah) dan emak (ibu) saya pun persis sama.
Orang tua saya sering berkata pada saya dan adik kalau mereka bangga saya dan adik nurut kalau dinasihati, mudah kalau diminta bantuan saat di rumah atau karena saya dan adik mengalah serta menghindari pertengkaran dengan teman lain. Oh ya, para orang tua bahagia bisa mengajak anaknya ke tempat yang membuat anaknya tersenyum.
Suatu sore saat Sekaten di Alun–Alun Lor Jogja, babe mengajak saya dan adek melihat komidi putar. Yap, betul kebahagiaan saya dan adik waktu itu sebatas melihat keramaian dan komidi putar.
Kondisi ekonomi keluarga yang kurang membuat kami berdua bisa bahagia dengan hal yang sederhana. Sore itu saya dan adik membonceng Vespa tahun 70-an milik babe, di perjalanan angin menyapu wajah adik yang berdiri di belakang kemudi dan berhasil membuat rambut tipis saya terbang karena saya membonceng babe di belakang.
Dulu, babe selalu bilang pada kami (anaknya), "Ayo sopo arep melu kota–kota? (ayo siapa mau ikut kota–kota/jalan-jalan)." Tentu saja saya dan adik langsung berlari mengambil sandal, jaket dan helm kecil kami.
Sesampainya di Sekaten Alun–Alun Jogja babe memarkir kendaraan. Setelah itu kami masuk ke Sekaten dan mengelilingi semua wahana yang ada, namun kami hanya sebatas melihat tidak menaiki satu pun karena babe tidak ada uang untuk membeli tiketnya.
Kebahagiaan Sederhana Kala Itu
Saat anak lain naik ke komidi putar tentu saya dan adik juga ingin, tapi apa daya tangan tak sampai. Hingga saat ini pengalaman itu membekas dan benar–benar mengajarkan saya berusaha bersyukur dengan apa pun keadaan yang ada dan insyaaallah dengan begitu kita akan bahagia. Hal itu juga memotivasi saya dan adik untuk berusaha keras jika kami menginginkan sesuatu, misalnya belajar lebih rajin atau untuk saat ini bekerja dengan tekun dan hidup lebih berhemat agar keinginan kami terwujud.
Pengalaman kedua itu saya diajak ibu ke Pasar Kotagede, ini merupakan pasar yang paling dekat dengan lokasi saya tinggal. Hal yang paling menyenangkan ialah pasar tradisional ini menyediakan banyak kudapan nikmat yang selalu bisa ditawar harganya.
Sebut saja jenang sumsum, kue mangkok, dawet dan sebagainya. Tapi yang paling berkesan dari pengalaman ke Pasar Kotagede saat kecil adalah emak membelikan saya sandal pink dan dua setel baju muslim lengkap dengan kerudungnya. Itu terjadi setelah penantian panjang (ini karena emak juga menabung dulu dari hasil jualan gorengan) dan kado karena naik kelas plus saya masuk 3 besar di kelas.
Kebahagiaan yang Selalu Tersimpan di Hati
Meski jumlah murid di SD saya tidak banyak ketika dulu bersekolah di sana, tapi orang tua saya sudah bangga. Sandal pink itu selalu saya pakai ketika saya pergi main atau ikut Taman Pendidikan Alquran (TPA) di masjid. Selalu saya pijak hingga rusak, waktu itu saya belum memahami makna matching outfit atau missal baju hijau sandal jangan sampai pink. Kuat dalam ingatan saya, sandal itu kado dari emak yang tak bisa saya lupakan, bentuknya agak semi selop dan paduan plastik dan karet, warnanya cantik.
Soal kudapan di pasar Kotagede hingga hari ini saya masih selalu mengincar kue mangkok kemanapun saya jajan. Entah mengapa rasa kue mangkok yang kurang begitu manis dengan tekstur kue yang agak keras justru membuat saya tergila–gila.
Mungkin pada akhirnya dari kue mangkok dan sandal pink yang akhirnya rusak karena pemakaian juga saya percaya, kebahagiaan selalu terasa sempurna meski banyak yang mengatakan kalau saya bisa lebih bahagia dari kondisi saat ini. Tapi anehnya saya selalu merasa bahagia dengan yang ada.
#ElevateWomen