Pecahkan Rekor, Sepatu Super Atlet Amerika Serikat di Olimpiade Tokyo Ini Tuai Kontroversi

Hilda Irach diperbarui 06 Agu 2021, 14:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Cabang olahraga (cabor) atletik Olimpiade Tokyo baru saja memecahkan rekor dunia sebagai yang tercepat pada nomor lari gawang 400 meter putra.  Rekor tersebut diraih oleh Karsten Warholm (Norwegia) dengan catatan waktu 45,94 detik yang membuatnya meraih medali emas.

Sementara itu, posisi kedua ditempati oleh atlet asal Amerika Serikat, Rai Benjamin dengan catatan waktu 46,17 detik. Catatan waktu Rai Benjamin sebenarnya memecahkan rekor miliknya sendiri di Olimpiade Tokyo, meskipun torehan waktu itu masih kalah 0,23 detik dari Warholm.

Meskipun sang juara Karsten Warholm mencetak rekor dunia, dia melontarkan kritik kepada rivalnya, Rai Benjamin karena ‘sepatu super’ yang ia kenakan di Olimpiade Tokyo. Diketahui, Rai Benjamin memang menggunakan sepatu super Nike Air Zoom Max Fly saat pertandingan yang disebut mendatangkan empat keuntungan dibanding sepatu lainnya.

2 dari 3 halaman

Disebut ‘doping mekanik’

Meski pecahkan rekor, sepatu super atlet Amerika Serikat di Olimpiade Tokyo menuai kontroversi yang dianggap sebagai ‘doping mekanik’. (Instagram/_kingben_).

Melansir The Sun, empat keuntungan tersebut berasal dari bahan maupun teknologi sepatu itu. Sepatu milik Benjamin terbuat dari ‘pelat serat-karbon’ yang berfungsi untuk meringankan kerja pergelangan kaki.

Adapun ‘atom knit’ yang bisa mengurangi berat sepatu. Serta teknologi ‘air pod’, yakni kantong di dalam sol yang bisa menciptakan lompatan lebih maksimal. Teknologi air pod tersebutlah yang menjadi dasar Karsten Warholm menyebut sepatu Benjamin seperti trampolin.

Sementara, teknologi ‘zoomx’ disebut revolusioner yang bisa menambah efek pegas ketika berlari. Sedangkan Warholm mengenakan sepatu Puma EvoSpeed Future Faster+ yang diciptakan berkat kerjasama dengan Formula 1 Mercedes.

Karena teknologi yang dimiliki sepatu Benjamin, Warholm mengatakan sepatu Benjamin melukai sportivitas olahraga dan menyebutnya sebagai ‘doping mekanik’.

“Benjamin memiliki hal-hal itu di sepatunya, saya benci dengan hal tersebut,” kata Warholm, dikutip BBC.

“Saya tidak mengerti mengapa Anda harus meletakkan sesuatu di bawah sepatu lari. Saya pikir itu menghilangkan kredibilitas dari olahraga kami,” sambungnya.

 
3 dari 3 halaman

Tanggapan Usain Bolt

Meski pecahkan rekor, sepatu super atlet Amerika Serikat di Olimpiade Tokyo menuai kontroversi yang dianggap sebagai ‘doping mekanik’. (Instagram/_kingben_).

Meski jadi kontroversi, sampai saat ini penggunaan super shoes masih diperbolehkan. Namun alas kaki super ini masih mengundang kritik bahkan dari seorang atlet lomba lari jarak dekat asal Jamaika yang merupakan pemegang rekor dunia lomba lari 100 m dan 200 m putra, Usain Bolt.

Pelari Usain Bolt melihat fitur "sepatu super" tidak adil bagi mereka yang bertanding di era sebelumnya. Legenda Jamaika itu percaya ia bisa berlari lebih cepat seandainya diberi kemewahan "sepatu super."

“Saya tidak tahu pasti, tapi pasti jauh lebih cepat. Di bawah 9,5 detik pasti." Katanya kepada The Guardian.

Sepatu super memang pertama kali dikembangkan oleh Nike. Beberapa tahun ini ada kecurigaan mengenai sepatu tersebut yang disebut bisa memperingan langkah. Para kritikus mengatakan jika mengenakan sepatu itu, sama saja dengan memakai doping mekanis. Namun, para pendukung Benjamin melihat sepatu tersebut sebagai sebuah revolusi.

 

#Elevate Women