Kenangan Lucu saat Mengerjakan PR Semasa SD

Endah Wijayanti diperbarui 08 Agu 2021, 09:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Kenangan pada masa kecil takkan pernah terlupakan. Hari-hari dan waktu yang kita lewati saat masih anak-anak akan selalu membekas di hati. Masing-masing dari kita pun pasti punya kisah atau cerita paling membekas soal masa kecil itu, seperti pengalaman yang dituliskan Sahabat Fimela dalam Lomba My Childhood Story: Berbagi Cerita Masa Kecil yang Menyenangkan ini.

***

Oleh: Nana Maulina

Jika diingat masa kecilku, masyaAllah ada begitu banyak cerita yang bisa dikenang, dari hal-hal yang menyedihkan hingga hal-hal yang menyenangkan. Semasa kecil dulu aku tipe anak yang sangat menyukai berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah, dari nasyid, drumband, paduan suara, hingga mengikuti kegiatan menyulam yang waktu itu aku sangat awam sekali tentangnya.

Aku ingat ketika aku mengikuti ekskul menyulam, aku selalu rajin pergi latihan diantar ayahku ke rumah guruku yang jago banget jahit sulam. Singkat cerita, ketika tiba waktu untuk mengikuti lomba, qodarullah pesertanya dibatalkan untuk ikut. Aku lupa karena apa, jadi hanya hasil sulamannya saja yang dibawa untuk dilombakan, dan walhamdulillah aku mendapatkan juara kedua. Aku sama sekali tidak menyangka, itu pertama kalinya aku ikut lomba menyulam, aku langsung juara 2, masyaAllah senang sekali rasanya.

Aku adalah murid di salah satu SD Negeri di kotaku yang menjadi favorit pada zamannya, hihi. Untuk menjadi murid di sekolah tersebut sangat sulit sekali, karena harus melalui beberapa tahap seleksi. Walhamdulillah, aku lulus di SD tersebut.

Kalau diingat-ingat aku mulai masuk SD di usia 6 tahun, waktu itu ditahun 1999 kalau tidak salah. Aku menempuh pendidikan SD dengan berbagai rintangan dan tuntutan, bagaimana tidak, orang tuaku adalah tipe ortu yang mengharuskan anaknya mendapat nilai yang bagus terus, terutama ibuku.

Beliau adalah seorang guru di salah satu SMP Negeri di kotaku. Nah, karena ini SD Negeri favorit, alias digandrungi banyak orang, menurut kalian apakah aku bisa menuruti yang menjadi tuntutan orang tuaku? Tentu tidak. Ini terlalu sulit untukku, karena apa? Karena yang menjadi sainganku di kelas, otaknya encer semua. Walaupun begitu setidaknya aku menjadi 11 besar kalau diingat kelas 1 sampai dengan kelas 6 nya.

Bagaimana dengan orang tuaku? Apakah mereka senang dengan pencapaian anaknya? Jadi begini, mereka senang, tapi belum merasa puas. Kalian paham kan?

Mereka itu berharap kalau bisa anaknya itu masuk 3 besar, paling enggak masuk 5 besar deh. Jadi intinya begitu aku itu tipe anak yang harus belajar mati-matian untuk dapat peringkat. Ya tapi mau bagaimana lagi, mampuku hanya segitu.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Mendapat Nol

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/ANURAK+PONGPATIMET

Suatu hari, ibuku harus mengikuti penataran untuk para guru di luar kota dalam beberapa hari. Aku yang biasanya selalu menanyakan tugas PR pada ibuku, hari itu aku menanyakannya pada ayah, karena hanya beliau kan yang bisa dimintai bantuan.

Nah, kebetulan ayahku sedang menggoreng pisang di dapur. Aku datang dari kamar sambil membawa buku PR Bahasa Indonesiaku ke ayah, dan menanyakan tentang lawan kata. Terus aku tanya ke ayah, yang sedang membalur-balurkan tepung ke pisang yang sudah di potong-potong, “Yah, lawan kata panjang apa?” Ayahku menjawab, “Tidak panjang,” dan aku dengan santainya menulis jawaban itu ke buku PRku, selanjutnya, “Lawan kata tinggi, Yah?” Ayah jawab, “Tidak tinggi,” begitu terus, sampai pertanyaan nomor 10, hanya ditambahkan kata “tidak” saja,

Aku selalu tertawa sendiri mengingat kejadian itu, entah karena ayah yang engga fokus, atau aku yang terlalu bodoh, kelas 3 SD belum ngerti tentang lawan kata. Jadilah, PRku dapat nilai 0.

Singkat cerita, ketika ibuku pulang dari penatarannya, aku pun mengadukan hal tersebut padanya.. Ketika ibu melihat buku PR ku, beliau tertawa terbahak-bahak dan semakin terbahak-bahak ketika tahu kalau yang membuat kesalahan ini adalah ayah. Ayahku yang waktu itu ada di tempat pun berusaha membela dirinya, dan cerita itu sampai sekarang masih diingat oleh ibu maupun ayah dan tentunya olehku.

Pelajaran yang aku dapat dari masa kecilku adalah, jika ingin mendapatkan sesuatu yang bagus kamu harus berusaha semampumu, dengan begitu walaupun hasil yang kamu dapat tidak sesuai dengan harapanmu, setidaknya kamu sudah berusaha untuk mendapatkan yang terbaik, dan satu lagi jangan pernah berbohong. 

Semangat terus ya buat adik-adik yang masih berjuang untuk mendapatkan nilai terbaik di sekolahnya. Semangat terus untuk mengasah skill yang dimiliki karena itu seru sekali. Sebenarnya ingin aku ceritakan satu persatu kegiatan-kegiatan yang aku ikuti semuanya, tapi rasanya tidak cukup untuk aku ceritakan di sini. Sehat terus untuk kalian dan keluarga.

#ElevateWomen