Kisah Atlet China Peraih Emas Olimpiade Tokyo, Berjuang Lawan Depresi sampai Ingin Pensiun

Hilda Irach diperbarui 04 Agu 2021, 16:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Atlet loncat indah China, Shi Tingmao mengikuti jejak bintang senam indah Amerika Serikat, Simone Biles yang menyuarakan tentang kesehatan mental para olahragawan di Olimpiade Tokyo 2020. Peraih empat medali emas Olimpiade ini menceritakan perjuangannya melawan depresi.

Shi baru saja meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 untuk nomor papan 3m putri dan berlinang air mata sesudah penampilannya di Tokyo Aquatics Centre.

Perempuan berusia 29 tahun itu mengungkapkan dirinya sempat mempertimbangkan pensiun karena performanya yang turun tahun lalu. Shi mengatakan dirinya harus menjaga kondisi mentalnya agar tidak mengalami depresi.

“Aku telah berkonsultasi dengan seorang psikiater atau psikolog yang sedikit membantu mengatasi beberapa tekanan mental menjadi atlet loncat indah yang kompetitif, berurusan dengan depresi, dan hal-hal semacam itu,” katanya, dikutip dari wionews.

2 dari 3 halaman

Sempat ingin menyerah

Atlet loncat indah wakil China di Olimpiade Tokyo, Shi Tingmao menceritakan pengalamannya melawan depresi hingga ingin pensiun. (Instagram/olympics).

Jauh sebelum sukses meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020, Shi mengaku perjuangannya tidaklah mudah. Ia sempat mencapai titik terendah yang membuatnya terbesit akan menyerah dalam kariernya di dunia olahraga.

Namun, kecintaanya dengan loncat indah menyadarinya bahwa ia tak boleh begitu saja menyerah. “Jadi untuk mencapai titik ini hari ini tidak mudah,” kata Shi.

Shi, yang juga meraih dua emas di Rio 2016, mengungkapkan konflik internal yang harus dihadapinya. "Ada dua dari saya dalam kondisi mental saya yang benar-benar berkelahi satu sama lain," katanya.

"Sebagian dari diriku mengatakan 'kamu peraih medali emas, kamu bisa istirahat, kamu bisa selesai. Bagian lain dari diriku mengatakan 'kamu tidak bisa menyerah, kamu suka loncat indah," sambungnya.

Shi mengatakan dirinya juga tak bertemu keluarganya selama 18 bulan akibat dedikasinya dalam menjalani latihan. Keluarganya hanya mampu melihatnya dari layar.

"Aku yakin keluargaku mengkhawatirkanku , tetapi saya juga berharap, melalui layar, ketika kami bertemu, saya dapat berbicara dengan keluarga saya dan mengatakan bahwa mereka tidak perlu khawatir, semuanya baik-baik saja."

3 dari 3 halaman

Atlet lain yang alami masalah serupa

Atlet loncat indah wakil China di Olimpiade Tokyo, Shi Tingmao menceritakan pengalamannya melawan depresi hingga ingin pensiun. (Instagram/olympics).

Shi bukanlah satu-satunya atlet yang mengalami masalah depresi. Teranyar, pesenam Amerika Serikat Simone Biles menjadi buah bibir setelah memutuskan untuk undur diri dalam final tim dalam senam Olimpiade Tokyo 2020.

Biles yang masih berusia 24 tahun mengungkapkan alasan mundurnya dari pertandingan karena mengalami masalah kesehatan mental. Pesenam asal Negeri Paman Sam yang sukses mengalungkan empat medali emas Olimpiade itu mengatakan harapan masyarakat Amerika Serikat membuat dirinya semakin terbebani.

Faktor lain yang membuat Biles semakin terjerembab dalam pusaran depresi adalah ia merupakan korban dan penyintas pelecehan seksual yang dilakukan oleh mantan dokter tim senam AS, Larry Nassar pada 2018 lalu.

#Elevate Women