Fimela.com, Jakarta Kenangan pada masa kecil takkan pernah terlupakan. Hari-hari dan waktu yang kita lewati saat masih anak-anak akan selalu membekas di hati. Masing-masing dari kita pun pasti punya kisah atau cerita paling membekas soal masa kecil itu, seperti pengalaman yang dituliskan Sahabat Fimela dalam Lomba My Childhood Story: Berbagi Cerita Masa Kecil yang Menyenangkan ini.
***
Oleh: Dosni Arihta
Banyak sekali kisah masa kecil yang sangat menyenangkan jika diingat-ingat kembali. Bagiku, generasi yang lahir tahun 80-an sekian, masa itu bukanlah generasi yang melek teknologi. Media elektronik yang paling sering dipakai hanyalah televisi, dan itu pun hanya seminggu sekali.
Nontonnya hari apa? Tentu saja hari Minggu pagi, suguhan film kartun favorit tidak akan habis ditonton sampai menjelang siang hari. Lalu apa saja kegiatan yang kami lakukan sehari-hari? Kalau kamu pernah menonton drama Reply 1988, situasinya persis sama seperti apa yang kami lakukan dengan teman masa kecil setiap hari.
Aku tinggal di sebuah komplek perumahan di daerah perkotaan. Kalau tidak salah, jumlah rumahnya ada sekitar 20-an. Beberapa tetangga ada yang seumuran, ada pula yang usianya jauh lebih tua.
Setiap pulang sekolah, aku begitu bersemangat mengganti baju dan segera makan siang. Tekadang sampai tidak sempat makan juga, karena segera ingin bermain dengan teman yang notabene adalah tetangga.
Kala itu, jangan harap aku mau menurut saat disuruh tidur siang, karena itu artinya waktu bermain pasti akan berkurang. Aku dan beberapa tetangga yang seumuran sering bermain dirumah bergantian.
Mainan favorit waktu dulu adalah bermain masak-masakan menggunakan daun yang dicincang dengan bebatuan dan api buatan, main lompat tali pakai karet gelang, dan menghias kuku tangan menggunakan bunga pacar. Kalau hari ini teman-teman akan bermain di rumahku, esoknya, aku yang akan bergantian bermain ke rumah teman. Waktu bermain pun bisa sampai malam. Tak jarang aku bahkan diajak makan bersama dengan tetangga dan bahkan sampai diteriaki dari rumah oleh ibu agar segera pulang.
Setiap kali ada makanan, ibu juga selalu menyuruhku mengantarkannya ke rumah tetangga. Bukan hanya memberi makanan, meminta bumbu seperti bawang, daun pandan, dan belimbing sayur pun sering ibu lakukan.
Sangat Dekat dan Akrab dengan Para Tetangga
Saking akrabnya, kami bahkan selalu mengadakan open house setiap kali merayakan hari besar keagamaan. Tidak ada yang melihat latar belakang agama dan sukunya, semua tetangga menjaga tali silaturahmi dengan sangat baik bahkan hingga kami dewasa.
Terkadang, saya masih ingat, bagaimana saya dan kakak dibiarkan bermain di garasi dengan tetangga, lalu ibu menitipkan kami kepada tante sebelah rumah ketika ada urusan dan harus meninggalkan kami dirumah. Pokoknya, dari pulang sekolah sampai maghrib, bisa dipastikan, kami tidak pernah kelaparan, karena setiap rumah di komplek tersebut sudah seperti rumah milik bersama.
Sampai sekarang pun, kami masih sering bertegur sapa dengan teman-teman masa kecil dulu. Bahkan ketika aku pindah ke luar kota, setiap teman masa kecil yang tinggal di kota tersebut akan segera menghubungi dan mangajakku untuk mampir ke rumahnya.
Pertemanan masa kecil memang selalu berkesan di hati. Kamu pasti pernah mengalami ketika barang-barangmu berpindah kerumah teman dan tak kembali, atau menelepon dari wartel hingga berjam-jam, atau pergi berenang dengan teman-teman sampai seharian, atau bahkan makan bersama teman di KFC saja sudah menjadi sebuah kebanggan. Sedih sekali rasanya jika dibandingkan dengan masa sekarang. Ah, semoga anak-anakku kelak bisa menikmati masa kecil yang menyenangkan seperti yang dulu pernah aku rasakan.
#ElevateWomen