Nurul sudah menjajal olahraga angkat besi sejak 2009 saat ia duduk di bangku SMA. Ia tertarik dengan angkat besi karena merasa tertantang dengan olahraga tersebut.
(Instagram/nurulakmal_12).
Merebut tiket Olimpiade Tokyo 2020 merupakan puncak karier Nurul Akmal. Pasalnya, ia meniti kariernya mulai dari kompetisi tingkat daerah.(Instagram/nurulakmal_12).
Atlet yang tergabung dalam PABBSI Aceh ini juga sebelumnya telah mencatatkan namanya di beberapa kejuaraan Internasional, seperti Islamic Solidarity Games 2017, Universiade Taipei 2017, dan Asian Games 2018.(Instagram/nurulakmal_12).
Di Asian Games 2018 Jakarta, Nurul harus puas berada di posisi keenam kelas +75 kg dengan total angkatan 253 kg (snatch 116 kg dan clean and jerk 137 kg).(Instagram/nurulakmal_12).
Pada Olimpiade Tokyo, lifter kelas +87 kg ini dinyatakan lolos setelah berhasil menempati peringkat enam kualifikasi di olimpiade. Lolosnya Nurul sekaligus menjadi pencapaian tersendiri. Ia menjadi atlet putri pertama Indonesia yang lolos di kelas berat.(Instagram/nurulakmal_12).
Hadirnya Nurul di Olimpiade juga mencetak sejarah karena terakhir kali atlet provinsi Serambi Mekah berlaga di Olimpiade adalah 33 tahun lalu.(Instagram/nurulakmal_12).
Di Olimpiade Tokyo, Nurul bersaing menghadapi lifter-lifter kelas dunia asal Australia, China, Austria, Belgia, Cuba, Inggris Raya, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan lifter transgender asal Selandia Baru Laurel Hubbard.(Instagram/nurulakmal_12).
Pada upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 di National Stadium, Jumat (23/4/2021), Nurul Akmal didapuk sebagai pembawa bendera Merah Putih bersama atlet selancar Rio Waida.(Instagram/nurulakmal_12).
Kini, Nurul Akmal pun mampu menduduki posisi lima besar di Olimpiade Tokyo 2020. Meski gagal mempersembahkan medali di cabor angkat besi kelas +87 Kg, ia mendapat berbagai pujian dan dukungan atas perjuangannya meraih medali di ajang tersebut.(Instagram/nurulakmal_12).