Kisah Yusra Mardini, Atlet Olimpiade Tokyo 2020 yang Kabur dari Perang Suriah dengan Berenang di Laut Mediterania

Vinsensia Dianawanti diperbarui 03 Agu 2021, 19:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Di tengah kemeriahan Olimpiade Tokyo 2020, ada cerita menarik dari cabang olahraga. Yusra Mardini merupakan atlet dari cabang olahraga renang perwakilan tim pengungsi atau IOC Refugee Olympic Team di Olimpiade Tokyo 2020. Ia merupakan seorang pengungsi asal Suriah yang kini tinggal di Berlin, Jerman.

Sosok Yusra Mardini menarik perhatian karena perjuangannya sebelum bertanding di Olimpiade Tokyo 2020. Dikabarkan Yusra harus melewati perjuangan yang begitu berat agar bisa kabur dari konflik Suriah yang berlangsung sejak 2011.

Perang di Suriah membuat Yusra kesulitan untuk berlatih. Tak jarang ia harus berlatih di tengah kolam renang dengan atap yang hancur akibat bom. Pada 2015, Yusra bersama sang kakak, Sara memutuskan kabur dari Suriah, mengutip dari laman Today.

Jalur laut dipiliah Yusra dan Sara untuk kabur dengan menumpang kapal kecil. Bersama 18 pengungsi lain, kedua kakak beradik ini pergi ke Pulau Lesbos,Yunani. Perjalanan mereka menuju Yunani pun tidak berjalan mulus. Kapal yang ditumpanignya mengalami mati mesin saat berada di tengah laut. Dari 20 penumpang, hanya Yusra, Sara, dan dua orang lainnya yang bisa berenang.

 

2 dari 4 halaman

Berenang di Laut Mediterania

Mereka pun masuk ke dalam laut dan berenang agar kapal yang mereka tumpangi tidak tenggelam di tengah Laut Mediterania. Setelah berenang 3,5 jam, Yusra dan Sara tiba di Yunani dengan berpegang tali kapal. Setelah lelah berenang 3,5 jam, Yusra dan Sara masih harus berjalan kaki selama beberapa hari untuk tiba di kamp pengungsian di Berlin, Jerman.

"Saat itu saya sangat senang. Saya lega telah berada di Jerman, memiliki saudara di samping saya, hanya itu yang saya inginkan," kenang Yusra ketika diwawancara New York Times.

Yusra pun diganjar penghargaan sebagai salah satu remaja paling berpengaruh di dunia oleh majalah Time 2016. Pada 2016, perempuan berusia 23 tahun ini berhasil lolos ke Olimpiade Rio di Brasil. Prestasi serupa juga diraihnya empat tahun kemudian dengan lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 yang baru berlangsung di tahun ini. Tapi, langkah Yusra di Olimpiade Tokyo 2020 terhenti di babak penyisihan setelah berjuang di nomor 300 meter gaya kupu-kupu.

 

3 dari 4 halaman

Terus berjuang

Meski tidak berhasil meraih medali, kisah dan perjuangan Yusra menginspirasi banyak orang. Ia pun bertekad untuk meneruskan perjuangannya di olahraga renang.

"Saya bangga karena bisa mewakili sekitar 80 juta pengungsi di seluruh dunia. Saya berharap mereka semua bisa menjalani kehidupan dengan baik. Kami semua ingin menunjukkan bahwa para pengungsi tak akan mudah menyerah dan akan terus berjuang," tutur Yusra Mardini.

4 dari 4 halaman

Simaik video berikut ini

#Elevate Women