Fimela.com, Jakarta Bayi prematur atau bayi yang lahir sebelum usia kandungan menginjak 37 minggu merupakan bayi yang membutuhkan perhatian lebih dan memerlukan penanganan khusus. Selain itu, bayi prematur juga cenderung memiliki kondisi fisik yang jauh lebih kecil dibanding bayi-bayi matur, sehingga mereka dikategorikan sebagai bayi berat lahir rendah (BBLR).
Bayi prematur memiliki berat badan yang lebih rendah karena belum sempat tumbuh dan berkembang secara optimal saat masih di dalam rahim. Kondisi seperti itu merupakan salah satu masalah kesehatan yang cenderung membuat bayi prematur lebih rentan terserang penyakit.
Biasanya, saat bayi prematur lahir, mereka memiliki berat badan kurang dari 2,5 kilogram sehingga tubuhnya sangat kecil. Kondisi BBLR ini diperparah dengan keadaan bayi yang mengalami masalah kekurangan asupan dari air susu ibu (ASI), karena kondisi tubuh mereka belum cukup matang untuk bisa aktif menghisap, bernapas, dan menelan secara bersamaan ketika menyusui.
Padahal, pemberian ASI merupakan asupan nutrisi terbaik yang bisa dikonsumsi oleh bayi prematur sejak dirinya lahir dan merupakan cara yang sangat ampuh untuk membantu optimalisasi tumbuh kembangnya menjadi bayi yang memiliki berat badan yang ideal.
ASI merupakan nutrisi terbaik
Berdasarkan keterangan dari Dokter Dina Kusumawardhani, dikutip dari klikdokter.com, ASI merupakan asupan terbaik bagi bayi, baik itu bayi matur maupun prematur.
“ASI adalah makanan terbaik untuk anak, terutama saat mereka masih berusia 0-6 bulan. Jika memang tidak ada kontraindikasi pemberian ASI, seperti infeksi pada payudara atau HIV/AIDS, sebaiknya bayi tetap diberikan ASI selama masa-masa awal kehidupannya,” papar Dokter Dina, dikutip oleh Fimela.com, pada Selasa (3/8).
Berdasarkan keterangan dari World Health Organization (WHO), ASI sebaiknya diberikan selama 6 bulan pertama tanpa makanan tambahan apapun, atau dengan kata lain ASI eksklusif, karena nutrisi yang dikandungnya sudah mencukupi untuk 6 bulan pertama kehidupan.
“ASI kaya akan sari makanan, paling higienis, dengan temperatur yang tepat dan kadar gizi yang paling dibutuhkan oleh bayi. Salah satu hal yang menyebabkan ASI sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang baru lahir adalah kandungan minyak omega-3 asam linoleat alfa untuk perkembangan otak dan saraf,” tambahnya.
Hal inilah yang mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi prematur, dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit dalam masa-masa awal kehidupannya.
Pedoman pemberian ASI pada bayi prematur
Dilansir dari salah satu artikel yang dipublikasi oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yang menjelaskan tentang panduan pemberian ASI pada bayi prematur agar berat badannya bertambah, terdapat beberapa jenis tips perlakuan untuk bayi prematur tergantung berat badannya.
Pertama, bayi prematur yang lahir di atas usia kehamilan 34 minggu, dengan berat di atas 1,8 kg dapat langsung diberikan ASI secara langsung oleh ibunya melalui payudara. Namun, jika jumlah ASI belum mencukupi, dapat diberikan ASI donor dengan sendok sebanyak 8-10 kali sehari.
Kedua, bayi prematur yang lahir pada usia kehamilan sekitar 32-34 minggu, dengan berat 1,5-1,8 kg, dan refleks hisapnya belum baik tetapi umumnya sudah bisa menelan, bisa diberikan ASI yang telah dipompa sebanyak 10-12 kali sehari dengan menggunakan sendok.
Ketiga, bagi bayi dengan berat lahir 1,2-1,5 kg dan lahir pada usia kehamilan 30-31 minggu, ASI bisa diberikan melalui pipa orogastnik sebanyak 12 kali sehari. Hal ini dikarenakan bayi belum mampu untuk menghisap dan menelan ASI.
Keempat, bayi prematur dengan berat badan lahir di bawah 1,2 kg pada umumnya akan memiliki masalah dalam kesehatannya. Maka dari itu, ia perlu diberi penanganan secara intensif, dan diberikan infus pada 1-2 hari pertama kelahirannya.
Yang diharapkan adalah bahwa selama 10 hari pertama, berat badan bayi tidak boleh turun lebih dari 10 persen. Lalu setelah 10 hari, berat bayi diproyeksikan akan naik 20 gram per harinya.
Penulis: Chrisstella Efivania
#ElevateWomen