Fimela.com, Jakarta Kenangan pada masa kecil takkan pernah terlupakan. Hari-hari dan waktu yang kita lewati saat masih anak-anak akan selalu membekas di hati. Masing-masing dari kita pun pasti punya kisah atau cerita paling membekas soal masa kecil itu, seperti pengalaman yang dituliskan Sahabat Fimela dalam Lomba My Childhood Story: Berbagi Cerita Masa Kecil yang Menyenangkan ini.
***
Oleh: Riani Nur Fitri
Lahir di tahun 90an membuat aku tumbuh menjadi seorang yang bahagia, di mana banyak sekali kemudahan dan limpahan sajian yang membuat anak-anak dijaman itu tak merasa kerepotan untuk menikmati masa kecilnya.
Ada banyak tayangan menghibur yang selalu ditunggu setiap minggu, ada banyak permainan yang dapat dimainkan kala berkumpul bersama kawan di depan halaman, hingga pergi ke toko kelontong untuk membeli makanan yang sedikit mahal bersama kawan saat lebaran. Ketika ku pejamkan mata, kenangan masa lalu selalu bangkit dan membuatku tersenyum. Karena betapa indahnya masa kecilku dulu.
Saat aku dapat berlarian saat hujan, saat aku dapat tertawa lepas bersama kawan, saat aku kalah dalam permainan dan mulai menangis, hingga saat aku masih tertidur dihari minggu pagi, tetapi kawanku sudah memanggil namaku diluar pagar untuk bermain. Ya... Itu sungguh membuatku menetaskan air mata saat aku menulis ini.
Aku merasa waktu begitu cepat berlalu, menyisakan kenangan indah masa kecilku bersama kawanku. Ada satu kenangan yang membuatku merasa seolah aku masih berada di tahun 2002, saat bulan ramadan, ketika siang bersepadahan bersama kawanku, kita menepi di bawah pohon rindang dengan hamparan rumput hijau membentang, di sana juga ada parit panjang yang airnya sedikit jernih dan terlihat banyak ikan kecil di dalamnya.
What's On Fimela
powered by
Masa-Masa Indah Kala Itu
Kita berlima saat itu, dua kawanku turun ke parit untuk mencoba menangkap ikan. Sedangkan aku dan dua kawanku lainnya hanya duduk dirumput sembari melihat dua kawanku yang masuk ke parit. Dua kawanku sangat bersemangat saat menangkap ikan hingga terpeleset dan bajunya basah. Dia tertawa dan kami semua tertawa.
Suara tawa kami lebur bersama embusan angin, memecah keheningan jalan yang kala itu terasa sepi. Kawanku mendapatkan ikan dan dimasukan ke kemasan air mineral dari ban sepeda belakangnya. Ketika hari sudah menjelang sore, kami mendapaktkan cukup banyak ikan untuk dibawa pulang, yang sebenarnya entah untuk apa kami suka mencari, dan menangkan ikan kecil itu.
Mungkin dulu hanya sekadar kesenangan belaka karena bisa mendapatkan ikan tanpa harus repot-repot membelinya dipasar. Kami mengayuh sepeda hingga menuju rumah, sambil berharap ketika datang masih ada waktu untuk mandi, berbuka puasa, dan pergi tarawih bersama kawan.
Itu adalah suatu peristiwa yang sangat membangkitkan kenangan masa kecilku dulu, masa dimana aku hanya melihat sedikit bangunan, dan merasakan segarnya udara dibawah pohon rindang yang beralaskan rumput hijau, bersama kawan dengan banyak sisipan kebahagian dan kebersamaan didalamnya.
Ada banyak milyaran kisah bahagiaku dulu, namun ketika aku berada disuatu tempat yang sama, walaupun kini telah berbeda, aku seolah ditarik ke masa saat aku dan kawanku dulu pernah tertawa di bawah pohon rindang saat Ramadan.
Bingkaian yang kurangkai saat kita semua ada di masa lalu, masih aku simpan hingga berpuluh tahun lamanya. Dan teruntuk kawanku, sehat selalu, aku merindukan kalian dan tawa di dalamnya. Jangan pernah melupakan apapun di masa lalu, itu adalah cerita bahagia kita semua yang masih bisa kita rasa hingga hari ini.
#ElevateWomen