Fimela.com, Jakarta Siapa yang tak kenal dengan musisi dan aktris berbakat, Sherina Munaf? Sherina konsisten berkarya dan memilki perjalanan hidup yang begitu inspiratif, ia juga salah satu contoh figur yang gemar membaca. Kegemarannya ini pun rutin ia bagikan di media sosial pribadinya, di mana ia sering mengunggah foto-foto buku yang ada dalam daftar bacaannya selama sebulan.
Termasuk di tengah pandemi seperti sekarang ini, Sherina mengaku ia semakin memiliki banyak waktu yang dapat digunakan untuk membaca. Buku-buku yang menarik baginya pun sangat beragam, mulai dari buku tentang penulisan naskah, memoir figur terkenal, hingga buku-buku filsafat. Khusus buku filsafat, Sherina Munaf menggarisbawahi pentingnya membaca buku filsafat untuk bisa membentuk metode berpikir dan landasan argumen kuat dalam mengambil sebuah keputusan.
“Awalnya saya juga sering merasa terintimidasi saat melihat buku yang padat tulisan, minim visual, dan berhalaman tebal. Anggapan yang umum beredar, buku hanya dikonsumsi oleh orang-orang yang pintar. Namun pola pikir seperti itulah yang perlu diubah. Justru, orang-orang bisa menjadi pintar karena rajin belajar dan memuaskan rasa ingin tahu dengan membaca buku,” ujar Sherina.
Bagi Sherina Munaf, buku lebih dari sekadar kumpulan tulisan berisi cerita ataupun informasi. Baginya, buku adalah awal dari sebuah perjalanan, di mana setiap orang dapat berjalan melaluinya untuk mengetahui lebih banyak hal sembari menyadari bahwa sejatinya kita tidak tahu akan banyak hal lainnya.
What's On Fimela
powered by
Utusan United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF)
Sherina, yang juga pernah menjadi utusan United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) pada usia 14 tahun, menyerukan bahwa kebiasaan membaca buku harus disebarkan ke seluruh generasi muda Indonesia. Bagi Sherina, sudah selayaknya generasi muda memiliki kegemaran membaca buku agar dapat memiliki pola pikir yang kritis dan bijaksana dalam menilai segala sesuatu. Menurutnya, tidak ada alasan untuk tidak meningkatkan kemampuan diri dan pola pikir yang kritis agar dapat menjadi individu yang cerdas, cerah, dan dapat berkontribusi secara nyata pada lingkungan sekitar.
Lansir dari rilis yang diterima oleh Fimela.com dari Zenius, pola pikir yang kritis dapat dilatih dengan berbagai cara, termasuk membaca buku. Idealnya, menurut Sherina, pola pikir kritis dapat muncul saat seseorang telah memiliki keterampilan fundamental yang baik.
Keterampilan fundamental adalah kemampuan dasar yang sebaiknya dimiliki setiap orang untuk dapat berpikir secara jernih, logis, dan membantu menentukan pilihan. Pada dasarnya, kemampuan fundamental terdiri dari tiga bagian, yaitu kemampuan bernalar (logic and critical thinking), kemampuan berbahasa (verbal skill), dan matematika dasar (kemampuan analisis secara sistematis). Di saat seseorang telah menguasai ketiga bagian ini dengan baik, orang tersebut akan memiliki struktur berpikir yang kritis dari cara pandang dalam melihat hal-hal yang terjadi di sekelilingnya.
Pentingnya membaca buku
Dengan semangat menyerukan pentingnya membaca buku dan melatih keterampilan fundamental, Sherina kini bergabung menjadi bagian dari Zenius, sebuah platform pendidikan teknologi yang menekankan pentingnya memiliki keterampilan fundamental dan pemikiran kritis. Sejak awal, Zenius telah menyerukan pentingnya keterampilan fundamental untuk dimiliki oleh setiap orang, mulai dari siswa di sekolah, guru, orang tua, kaum profesional, dan masyarakat secara luas.
Keterampilan fundamental menjadi cara agar masyarakat bisa mencerna informasi dan berita secara cerdas, tidak mudah terjebak hoax, namun tetap menjadi individu yang bijak dan memiliki empati sebagai masyarakat dalam negara berdemokrasi.
“Menurutku, ada 3 hal yang penting untuk dimiliki semua orang; rasa ingin tahu yang memotivasi kita untuk terus belajar, berpikir kritis yang membuat kita mempertanyakan segala informasi yang kita terima, dan penalaran ilmiah (scientific reasoning) sebagai cara terbaik dalam memahami dunia. Dan setiap orang bisa mulai dari mana saja untuk mengembangkan ketiga hal tersebut,” ujarnya.
Seperti yang disampaikan oleh Founder dan Chief Education Officer Zenius Sabda PS, “Kita hidup di era di mana informasi bisa datang dari segala sumber dengan beragam latar belakang dan agenda. Setiap hari, muncul berbagai isu dan hal baru yang butuh dicerna secara kritis, tidak langsung ditelan mentah-mentah. Di sinilah keterampilan fundamental memegang peranan penting untuk membantu setiap orang melihat situasi secara jernih, sehingga tidak mudah terjebak hoax dan sesat pikir, sehingga kita bisa memiliki demokrasi yang lebih sehat.”
“Dalam kesehariannya, Sherina adalah figur muda yang selalu mengedepankan rasa ingin tahu yang besar dan nilai-nilai berpikir kritis. Sherina pun merupakan sosok yang memiliki kecintaan pada proses belajar dan tidak mudah berpuas diri. Sepanjang lebih dari 10 tahun saya mengenal Sherina, kami sering berbagi nilai dan semangat yang sama akan pentingnya keterampilan fundamental yang kuat dan pola berpikir kritis. Untuk itu, menyambut Sherina ke dalam keluarga Zenius merupakan sebuah keputusan tepat sebagai figur yang dapat mewakili semangat Zenius, yaitu cerdas, cerah, dan asik.” tutur Sabda.
Ke depannya, Sherina dan Zenius akan bersama-sama menyuarakan pentingnya anak muda untuk melatih keterampilan fundamentalnya. Sherina juga akan membantu menyebarluaskan kampanye Zenius, termasuk meningkatkan keterampilan fundamental melalui ZenCore, yang memungkinkan pengguna melatih keterampilan tersebut secara adaptif. Fitur ZenCore yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) ini resmi dirilis Zenius sejak awal Juli lalu. Sebagai pionir di bidang pendidikan teknologi, Zenius akan terus menghadirkan inovasi untuk menghadirkan pengalaman belajar terbaik bagi masyarakat.